Happy Reading
Wisnu menatap nanar ke arah brankar di balik kaca rumah sakit. Kepala nya berdenyut sesaat."Bertahan Del!" Lirih nya dalam diam.
Daren berlari dari arah utara. "Satria sama Aulia gimana?"
"Koma." Jawab Daren pendek.
Wisnu menghela nafas nya lengah, kembali menatap brankar tempat Delia di tangani beberapa dokter.
"Lo gak mau jenguk Bunda lo?" Wisnu menoleh menatap sekilas ke arah Daren, lantas kembali menatap Delia yang masih terpejam.
"Nanti kalau ada perkembangan sama Lia, gue hubungin." Lanjut Daren.
"Yaudah "
"Gue titip Lia!" Pinta Wisnu sebelum melenggang meninggalkan koridor rumah sakit.
"Aulia udah sadar!" Daren menoleh ke arah Iqbal.
"Satria gimana?" Tanya Daren penuh harap, Iqbal menggeleng lemah.
"Farel belum ketangkap?"
"Belum. Tapi gue udah minta bantuan om Ridho buat nangkep Feby sama Farel. Mereka bener-bener licik!" Jelas Daren menjawab pertanyaan iqbal.
"Ma? Kok ulia Gak bisa liat?"
Rina menangis, tangannya terulur membelai lembut rambut panjang Aulia.
"MA? jawab pertanyaan ulia! Kenapa ini gelap?" Rina semakin terisak, ia langsung memeluk erat putri satu satu nya.
"Kata dokter Kamu buta sayang." Jawab Rina parau.
"Buta? MA, ULIA GAK MAU BUTA! ULIA PENGEN JADI ANAK NORMAL!!" Teriak Aulia hiaterias.
"Sabar Lia sabar!"
"ULIA PENGEN SEMBUH MA! ULIA PENGEN SEMBUH!!" Teriak Aulia tersedu sedu.
Daren, Iqbal dan Rio mendekat. Mereka penasaran apa yang terjadi dengan Aulia.
"Ul!" Panggil Daren mendekat. Aulia tak menjawab.
"Dengerin gue! Lo gak perlu se sedih ini." Ucap Daren lirih.
Aulia menggeleng, "Gue cacat Ren! Gue cacat!" Aulia mengamuk besar-besaran. Hingga dokter datang untuk menenangkan Aulia dengan obat Bius.
"Pasien mengalamai trauma, dan mungkin akan sedikit lama" jelas sang dokter.
Rina menghapus bekas air mata di pipi nya, "Apakah ada donor mata yang tepat buat anak saya dok? Betapapun biaya nya akan saya bayar!"
"Kami sedang berusaha mencarikan pendonor yang pas untuk putri ibu, Kita berdoa saja, semoga dalam waktu cepat kami bisa menemukan pendonor yang pas. Kalau begitu saya permisi!"
***
"Assalamualaikum bunda!"
"Wa alaikumussalam" Dewi menoleh, menatap terharu ke arah seseorang yang baru datang.
"Wisnu!" Panggil Dewi. Wisnu tersenyum hangat, begitu sudah dekat ia langsung memeluk Dewi hangat.
"Bunda apa kabar? Maaf, Wisnu baru jenguk." Lirih Wisnu.
"Bunda Baik. Gak apa-apa sayang." Dewi menatap sendu ke arah Wisnu.
"Bunda harus banyak istirahat! Wisnu tau bunda mikirin hal itu, Wisnu bakal kejadian semua nya! Cuma bunda harus pulih dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
DELIA & WISNU [Completed]
Novela Juvenil[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA] [SIDERS DILARANG MENDEKAT!] [CERITA INI MENGANDUNG UNSUR BAWANG! GUDANG NYA AIR MATA! DAN ALUR YANG PENUH TEKA-TEKI! PIHAK PENULIS TIDAK MENYEDIAKAN TISSUE! ATAU JASA MENGUSAP AIR MATA PEMBACA! JADI YANG GAK SUKA CER...