Part 41

327 33 7
                                    

Vote vote vote

Siders masih gue pantau belum gue santet!!!

Happy Reading

"Mama ngapain disitu?"

Diah menoleh, menatap lembut putri bungsu nya.

"Nungguin kamu donk sayang. Papa lagi beliin makanan kesukaan kamu, kamu suka Rendang kan?"

Delia terkekeh sejenak, menatap malas ke arah lain, "Bakan 17 tahun Delia hidup mama gak tau apa makanan kesukaan Delia," tukas Delia sendu.

"Maafin mama sayang, Mama terlalu sibuk sama urusan mama." Diah bergerak mendekat ke brankar Delia.

"Gak papa ma, Lia udah biasa hidup dengan kesibukan orang-orang di samping Delia. Nanti pas Delia kemoterapi mama kalau mau kerja gak papa kok," jawab Delia cepat. Tanpa menatap ke arah Diah.

Dengan cepat, Diah menggeleng, "Mama mana mungkin ninggalin kamu pas lagi mau pengobatan sayang," sahut Diah tenang.

"Andai mama dulu kayak gitu pas Delia masih sehat, Lia pasti bakal seneng banget ma," adu Delia sendu. Mata mulai mengembun.

Ponsel Diah berdering, menandakan ada panggilan masuk dari seseorang.

"Papa kamu telfon, bentar Ya," ucap Diah.

"Kenapa pa?"

"....."

Diah menoleh ke arah Delia sejenak, "Kemoterapi nya nanti jam 8. Papa jadi beliin makanan? Kalau enggak biar mama Delivery aja,"

"..."

"Bubur ayam aja pa, Lia harus makan yang sehat-sehat,"

"..."

"Yaudah, mama matiin telfon nya ya pa"

"...."

Diah meletakkan ponsel milik nya, lantas menatap Delia lembut.

"Lia mau buah?"

Delia menggeleng, "Apa Lia harus sakit dulu biar Lia dapet kasih sayang ma?"

Creshh

Lagi-lagi hati Diah seperti tersayat belati tajam. Perih namun tak berdarah.

"Andai dulu mama selalu ada buat Lia, Andai Dulu mama kayak gini, mungkin sekarang Lia gak akan ngerasa canggung banget saat harus berhadapan sama Mama,"

Diah masih menunduk, meremas pelan jari-jari lentik nya.

"Tapi gak papa. Se-enggak nya Lia masih bisa ngerasain kasih sayang orang tua walau gak lama," celetuk Delia.

Diah menoleh cepat, "Maksut kamu apa Lia? Dengar, Mama gak mau kamu ngomong kayak gitu, kamu bakal sembuh gimanapun cara nya, berapapun biaya nya bakal mama bayarin," isak Diah sembari memeluk erat tubuh Delia.

"Ma," Delia melepas pelan pelukan itu, "Lia mau ketemu sama Wisnu," lanjut nya.

"Wisnu kesini nanti agak siang, katanya ada urusan bentar. Del, Mama boleh tanya sesuatu?"

DELIA & WISNU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang