"Tapi boong!"
Syahidan tertawa dengan lepas membuat semua orang tiba tiba saja langsung memperhatikannya dengan Raina. Matanya menyipit perasaannya begitu lepas seolah dia melayang layang di angkasa. Syahidan menghela nafasnya kemudian menyenderkan punggungnya di kursi, matanya terus saja menatap Raina dengan senyuman yang pernah tenggelam di wajahnya.
Raina melepas jas Syahidan yang kebesaran, tubuhnya mulai mengeluarkan keringat. Raina mengipas - ngipas dengan tangan agar menciptakan udara yang sejuk untuk tubuhnya. Gadis dengan dress warna maroon itu merogoh tas kecilnya mencari ikat rambut yang selalu tak pernah alfa dari tasnya. Syahidan menopang dagunya dengan kedua tangannya menatap Raina seperti sedang melihat pemandangan menakjubkan yang baru saja dia lihat.
"Kita serasi banget ya? Baju aja warnanya samaan." Ceplos Syahidan yang langsung mendapatkan pelototan dari Raina.
"Uwu, banget kita ya, malam ini." Cowok itu terkekeh geli sendiri dengan ucapannya.
Raina memutarkan bola matanya malas dengan Syahidan yang sudah kembali ke sifat aslinya, cerewet. "Sorry, gue phobia keuwuwan!"
"Tenang, sebentar lagi lo gak akan phobia keuwuwan lagi. Karena ada gue si penyebar keuwuwan khusus buat lo." Syahidan mengedipkan matanya sebelah dengan genit membuat Raina bergidik geli sendiri.
"Ogah gue. Hih!"
Dua piring pecel ayam dan dua gelas es jeruk ekstra es batu sudah tersaji dengan rapih di meja. Mata Raina berbinar - binar menyambut kedatangan makanan yang sudah dia tunggu dari tadi. Begitu terlihat menggiurkan sekali. Syahidan melirik Raina yang tengah berdoa didepan makanannya dengan khusu, cowok itu berdeham dan kemudian menatap Raina dengan cengiran khasnya. Raina menatap balik Syahidan dengan tatapan bertanya di matanya.
"Ayamnya boleh tukeran gak? Gue gak suka makan ayam bagian paha." Ujar Syahidan dengan ragu ragu.
"Ish! Makan aja ribet banget sih lo. Ambil tuh." Ucap Raina dengan ketus.
Dengan cepat Syahidan menukar ayam milik Raina dengan ayam miliknya dengan begitu bersemangat. Cowok itu tanpa aba - aba langsung melahap semua ayam berserta nasi dan sambal dengan lahap tidak hanya Syahidan yang makan lahap tetapi Raina juga. Syahidan terlihat berkeringat dan kepedasan melihat reaksi Syahidan seperti cacing kepanasan membuat Raina terkekeh geli sendiri melihatnya, dengan cepat Raina menghilangkan Senyumanny dari wajahnya yang chubby sebelum Syahidan melihatnya dan menjadi kegeeran.
Setelah cacing - cacing di perut sudah tenang tidak berteriak - teriak minta diisi amunisi, Syahidan kembali menjalankan motornya karena tugas utamanya adalah menghantarkan Raina dengan selamat ke tempat tujuan. Syahidan menjalankan motornya dengan kecepatan stabil, cowok itu terus bernyanyi ria menghilangkan ke canggungan yang dia rasakan. Beberapa lagu ada yang Raina tahu, contohnya lagu dengan judul Kangen milik Dewa19, gadis dengan rambut diikat kuda itu ikut bernyanyi bersama Syahidan sambil ikut mengisi keramaian kota yang tak ada hentinya.
Syahidan berhenti bernyanyi, matanya terus saja melirik ke arah kaca spionnya, bukan untuk melihat Raina. Dia merasa ada seseorang yang tengah mengikutinya sedari tadi. Benak Raina mulai bertanya - tanya, kenapa Syahidan tiba - tiba saja berhenti bernyanyi, padahal dia sangat menikmati lagu yang dinyanyikan."Ra, bisa peluk gue dulu gak? Buat pegangan?" Tanya Syahidan dengan nada yang terdengar serius.
Raina memukul pelan bahu Syahidan. "Apaan sih! Jangan modus deh."
"Gue mau ngebut ra. Gu-"
"Gak usah ngebut - ngebut!" Potong Raina dengan nada ketus.
"Ra cepet pegangan, gue mau ngebut. Kita dari tadi diikutin mobil hitam di belakang." Ucap Syahidan dengan nada serius. Perlahan kecepatan motornya perlahan naik.
KAMU SEDANG MEMBACA
A L G H E R A
Teen Fiction"Hanya ingin tetap menjadi diri kami sendiri, agar nantinya akan ada seseorang yang menerima kami apa adanya." Persahabatan kami bisa dibilang spesial mengapa? Karena wajah wajah kami terlalu banyak mengandung candu untuk dipandang terlalu jernih ji...