ALGHERA 05

180 82 14
                                    

"Oh jadi kamu yang namanya ghea". Ucap ketua osis itu, sebut saja dia topan.

"Kenapa emangnya? Ada masalah?". Tanya ghea dengan lirikan sinisnya.

Mata ghea dan raina terus saja melirik sinis setiap osis yang datang untuk memperhatikan mereka. Dan juga si ketua osis topan yang sedang menyeringai menatap ke dua gadis cantik didepannya. Lalu bagaimana dengan si manusia kelebihan kalsium? Alias aa alaskha arkana, cowok jangkung itu hanya menatap datar kumpulan osis yang sedang berdiri sambil menatap tajam kepada kedua sahabatnya. Antisipasi untuk melindungi ghea dan raina jika salah satu osis yang melakukan kekerasan karena termakan sebuah emosi.

Raina terus menatap tajam si ketua osis yang sedang menatapnya dengan seringaian yang tajam. Rasanya raina ingin saja menjambak rambutnya yang panjang dan tidak tercukur rapih itu, padahal ketua osis itu adalah panutan bagi setiap siswa itu menurut raina.

"Kenapa kalian gak ikutan baris?". Kata topan dengan seringaiannya.

Ghea berdecak, "Basi nanya itu mulu dari tadi". Ghea terlihat muak dengan pertanyaan itu dari tadi.

Tasya memelototi ghea, "Kalo lo ngomong itu bisa di jaga gak sih?! Lo itu ngomong sama ketua osis SMA Rajawali!". Suara tasya meninggi.

Alaskha menghembuskan nafasnya pelan, "Santai aja ghe! Kita sama sama calon mayat, sama sama makan nasi. Dan di sekolah itu gak ada kata senioritas dan jabatan". Kata alaskha dengan wajah dingin.

Raina tersenyum miring, "Mau masuk osis karena jabatan? Basi!". Ujarnya ketus, membuat tasya begitu geram sekali.

"Terus kalian itu mau apa? Mau gagalin acara osis? Gitu?". Tanya topan.

Raina menghembuskan nafasnya malas, "Siapa yang bilang kita mau gagalin acara osis?". Kata raina dengan wajah jutek.

Semua osis terdiam tak bisa berkata kata. Begitu dengan semua murid yang kini mulai memperhatikan perdebatan anak anak osis dengan Alaskha Ghea dan Raina. Semua mata tertuju pada mereka bahkan ada beberapa guru yang hanya tersenyum mendengarkan perdebatan mereka.
Ghea sudah mulai bosan jika terus berdebat non-faedah dengan anak anak osis. Lebih baik dia minum atau meminta kesiswaan atau pembina osis memberi tahu alasan untuk mereka dikumpulkan dilapangan apa.

"Tolong dong anak osis cepat kasih info. Dan alasan kenapa semua angkatan di jemur panas panasan". Kata ghea dengan jutek. Tangannya dilipat didada.

Tasya tersenyum miring, "Butuh osis juga kan lo". Katanya dengan nada merendahkan.

Raina terkekeh mendengarnya, "Fungsi dan tugas osis apa sih menurut lo? Ups kakak osis!". Raian tersenyum menatap tasya.

"NGESELIN BANGET SI LOH!". Tasya maju selangkah dan siap untuk memberikan tamparan di wajah ghea. Namun alaskha segera melindungi raina yang akhirnya alaskha lah yang mendapatkan tamparan dari tasya.

Alaskha melirik sinis ke arah tasya, tatapannya seketika berubah menjadi tajam bagaikan ujung tombak. Alaskha tersenyum kecut padah semua orang yang melihatnya begitu spechless.

Alaskha mengangguk angguk sambil ber-oh ria, "Oh, jadi ini yang di sebut osis SMA Rajawali". Kata alaskha sambil tersenyum miring.

"Kok gak punya otak dan etika ya?! ". Ceplos alaskha membuat raina dan ghea tersenyum mendengarnya.

Alaskha tersenyum sinis menatap barisan osis yang berdiri didepannya, "Otak kalian dimana? Baru segini aja udah emosi".

Wajah tasya terlihat pucat pasi melihat alaskha yang 90 derajat berubah. "Sorry gue nggak sengaja buat lakuin itu". Kata tasya dengan nada bergetar.

A L G H E R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang