ALGHERA 04

193 84 16
                                    

Alaskha masih terbaring di atas kasur empuk miliknya. Entah mengapa tubuhnya semuanya sakit latihan taekwondo sangat membuat dirinya tersiksa. Hari ini alaskha tidak bisa mengikuti pembelajaran secara langsung di sekolah dengan alasan sakit. Dan dia hari ini meninta kedua sahabatnya ghea dan raina untuk membelikan sebuah makanan atau pun cemilan sepulang sekolah.

Untuk alaskha hari ini adalah hari yang sangat tidak seru. Sudah babak belur karena pukulan dari bara di tambah lagi latihan taekwondo yang membuatnya kesakitan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Rasa lebih baik mengerjakan tugas membuat cerpen dari pada harus merasakan sakitnya seluruh tubuh akibat latihan. Jika kaki bisa di ganti mungkin alaskha akan membeli banyak stock kaki untuk dipakai jika dia merasa kelelahan.

"Aa buka pintu. Ada ghea dan raina nih". Suara dari ibu alaskha membuat alaskha terkejut dan langsung menengok ke arah jam dinding.

Jam dinding masih menunjukkan pukul sembilan pagi rasanya kegiatan belajar mengajar masih dilakukan. Lalu untuk apa ghea dan raina malahan datang ke rumah alaskha. Alaskha mulai bertanya dan sepertinya dia sebagai abang yang baik harus memarahi kedua sahabat rasa adiknya karena bolos sekolah.

"Iya bu, sebentar!". Teriak alaskha.

Alaskha langsung merapihkan kamar tidurnya yang berantakan. Akibat dia terlalu malas untuk membersihkannya.

"Ghea, raina tunggu disini ya. Nanti juga si Aa bukain pintu tuh. Tante mau ke pasar dulu, nanti kita makan bareng ya". Ucap risa ibunda dari alaskha.

Ghea dan raina mencium tangan risa ketika wanita yang lebih tua di depannya akan pergi. Ghea terus melambaikan tangannya saat risa perlahan lahan menjauh dan pergi.

Tok...

Tok..

Tok...

"WOY! LO LAMA AMAT SIH! PEGEL KAKI GUE! PAKE PEMBALUT DULU LO HAH?!". Teriak ghea yang tidak sabar menunggu alaskha.

Raina memelototi ghea. "Ghea ini rumah orang! Bisa sopan sedikit gak sih?".

Ghea cengengesan. "Maaf, lupa. Abisnya udah kaya rumah sendiri".

Raina memukul dijadatnya tidak paham lagi dengan tindakan ghea.

Pintu yang berada di depan ghea akhirnya terbuka. Menampil seorang laki laki berwajah datar dan ditambah luka lebam di wajahnya.

Mata ghea melotot memperhatikan penampilan alaskha. "Al sumpah".

Alis tebal milik alaskha bertautan.

"Lo lebih ganteng kalo babak belur!". Ceplos ghea. Seketika ghea tertawa ngakak atas ucapannya.

"Bego!". Raina memukul bahu ghea.

Seketika suara tawa ghea memggema diseluruh ruangan rumah keluarga arkana. Ghea tak kuasa menahan tawanya begitu pun juga raina yang mulai ikutan tertawa karena mendengar suara tawa ghea yang sebenarnya sangat menular.

"Kalo ada kalian itu rumah tante serasa hidup". Ucap risa dengan penuh senyuman menatap ghea dan raina tertawa.

Kedatangan risa yang tiba tiba membuat tawa ghea langsung menghilang. Gadis dengan rambut ikat kuda itu langsung tersenyum senyum malu atas kelakuannya sendiri.

"Ini tante bawain jus buat kalian. Tante mau pergi ke pasar dulu ya!". Risa menyodorkan seteko jus mangga yang memang selalu tersedia didalam kulkas keluarga arkana.

Mata ghea berbinar binar menatap seteko jus. "Wah tante tau aja. Kalo aku dehidrasi".

Risa tersenyum menatap ghea. "Kan tante peka. Emang kaya si Aa tuh yang gak pernah peka".

A L G H E R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang