ALGHERA 24

55 20 0
                                    

"Ih gue gak mau sekelas sama Cakra!" Kata Ghea kesal saat melihat namanya dan nama sang mantan berserta musuh bebuyutan bersatu dalam satu kelas.

Alaskha menghela napas. "Udah terima aja." Katanya santai langsung mendapatkan lirikan sinis dari Ghea.

"Mampus! Gak bisa move on dah!" Rasanya kurang lengkap untuk Raina jika tidak menertawakan Ghea ketika sedang kesusahan.

Ghea berdecak. "Lo bantuin gue apa! Bilang ke kepsek, biar gue sekelas sama lo berdua gitu!" Ucap Ghea.

Alaskha Raina saling bertatapan. Raina melirik sinis Ghea. "Ih males gue sekelas sama lo! Berisik!"

"Gue juga males sekelas sama lo!" Timpal Alaskha sambil tersenyum simpul menatap Ghea.

"Kampret emang punya temen kaya lo berdua tuh!" Ujar Ghea kesal dengan teman-temannya yang sangat tidak peka terhadap perasaannya.

Semua terdiam sejenak menikmati mie ayam yang dibuatkan langsung oleh ibunda Raina. Ketiga remaja itu sedang berkumpul di rumah Raina yang sudah menjadi rutinitas setiap minggunya. Ghea dan Alaskha memang sering berkunjung untuk sekedar menghabiskan makanan ataupun membuat rumah Raina yang biasanya sepi menjadi ramai dengan gelak tawa mereka. Sesekali juga mengerjakan tugas atau lebih tepatnya mencontek tugas milik Raina.

Raina mengecek notifikasi masuk di ponselnya, chat dari Syahidan membuat Raina sejenak menghentikan kegiatannya menyantap mie ayam. Raina terlihat fokus membalas chat dari Syahidan. Membuat Alaskha dan Ghea saling bertatapan satu sama lain. Ada perasaan penasaran di dalam benak Alaskha dan Ghea. Sepertinya ada yang Raina sembunyikan dari mereka berdua.

"Ra tadi abis ngapain sama Syahidan di taman?" Tanya Ghea dengan cepat. Alaskha sudah senyum-senyum paham maksud dari pertanyaan Ghea.

Raina diam sejenak menatap Ghea dan Alaskha. "Nggak! Gue gak ngapa-ngapain." elaknya.

"Yakin?" Tanya Alaskha memastikan.

Raina tersenyum kecut. "Yakin Al. Emang kenapa sih?"

Alaskha dan Ghea kembali bertatapan. Alaskha tersenyum simpul. "Nanya aja!"

Ghea mengangguk setuju dengan Alaskha. Dia masih sibuk mengunyah mie ayamnya.

"Apaan sih! Gak jelas banget, lo berdua!" Ucap Raina.

Ada perasaan tidak enak terhadap teman-temannya ini. Pikiran negatif Raina tentang Alaskha dan Ghea mulai memenuhi kepalanya. Jangan-jangan pertanyaan Ghea tadi termasuk salah satu cara untuk menjebak Raina. Sialan, jika itu memang tujuannya.

Alaskha dan Ghea bertatapan sejenak lalu kembali menatap Raina. Ghea bersender di sofa sambil merenggangkan otot-ototnya agar tidak kaku. "Ehmm. Gue kira lo berdua pacaran!" Ucap Ghea.

Alaskha melirik sinis Raina. "Kalo sampai gak ngasih tau kita berdua, masalah lo pacaran sama Syahidan. Parah sih!" Ucap Alaskha kemudian meneguk minuman yang di sediakan Raina.

Raina terdiam sejenak berpikir, dia merasa bahwa dirinya adalah tersangka pembunuhan berantai. Raina menarik napas pelan lalu menghembuskannya dengan pelan. Langsung dilirik oleh kedua sahabatnya.

"Iya gue sama Syahidan udah jadian." Ucap Raina pelan.

Alaskha dan Ghea saling berlirikkan satu sama lain. Kemudian dua orang itu terkekeh pelan. Membuat Raina kesal dengan keduanya.

"Tuh kan Ghe dia bakalan jujur!" Ucap Alaskha polos.

Plakk..

"Ya gak mungkinlah dia boong sama kita! Gila kali kalo beneran boong sama kita!" Kata Ghea dengan kesal.

A L G H E R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang