ALGHERA 20

76 27 5
                                    

"Hai, Alaskha?" Sapa Camelia dengan wajah cerah ceria.

Camelia sudah menunggu lama kehadiran Alaskha, kulitnya yang putih sudah cukup lama terpapar sinar matahari yang panas. Dia menunggu Alaskha di parkiran yang dimana Alaskha selalu memarkirkan mobilnya disana. Bukanya menyapa balik Camelia dengan senyuman, Alaskha malahan diam saja menatap sebal ke arah Camelia. Alaskha adalah cowok paling cuek dan irit bicara yang pernah Camelia temui.

"Al, tadi gue liat Ghea pulang bareng Cakra. Terus Raina barusan naik taksi bareng Syahidan. Lo bareng siapa Al?" Jelas Camelia ia berusaha menggoda Alaskha supaya cowok itu mau mengobrol dengannya. Siapa tau dengan kode ala-ala mbah google Alaskha bisa terpikat dengan Camelia.

Alaskha tidak merespon ucapan Camelia, cowok itu malahan mengetikan sesuatu di ponselnya. Camelia sedikit penasaran dengan apa yang Alaskha lakukan, ia berusaha mengintip perlahan kegiatan Alaskha dengan ponselnya. Sekejap terlihat Alaskha menchat grup yang hanya berisikan Raina dan Ghea. Camelia menyesali perbuatannya itu mengintip chat Alaskha kepada Raina dan Ghea yang seketika membuat mood baiknya hancur begitu saja. Cowok itu lebih mementingkan sahabatnya yang jauh daripada dirinya yang sudah menunggu lama sejak tadi. Sakit, tapi tidak berdarah.

"Al, mobil lo kosong kan?" Tanya Camelia dengan datar sambil melirik mobil Alaskha.

"Gak enak lho Al, kalo nyetir mobil sendirian." Ucap Camelia dengan cengiran khasnya.

"Mau ditemenin gak Al? Gue lagi baik hati nih." Lanjut Camelia.

Alaskha nya masih diam saja tak merespon semua ucapan Camelia. Ingin rasanya Camelia menampar mulut Alaskha dengan sepatu, dia tidak tahu atau emang lupa fungsi mulut untuk apa? Camelia mendengkus, berkali-kali menarik nafasnya agar bisa terus bersabar menghadapi Alaskha yang kelewat cuek dan dingin. Untung saja dinginnya seperti es cream, dingin tapi manis.

Alaskha mengitar mobilnya dan masuk kedalam mobil berwarna hitam itu disusul dengan Camelia yang masuk tanpa izin kedalam mobil Alaskha. Gadis itu tengah nyengir menatap Alaskha yang sedang menatapnya dengan serius seolah bertanya 'ngapain masuk mobil gue?' begitulah kira-kira maksud tatapan Alaskha kepada Camelia. Camelia langsung memasang sabuk pengaman dengan wajah tak berdosa senyum-senyum sendiri mengabaikan Alaskha yang menatapnya dengan kesal.

"Nebeng Al. Uang jajan gue buat nabung." Ucapnya tak tahan dengan tatapan Alaskha yang terlalu membuatnya salah tingkah berkepanjangan.

"Keluar!" Titah Alaskha dengan datar dan dingin.

"Gak ah. Diluar panas, gak kaya disini adem. Adem banget malahan, kutub es nya disamping gue! Hehe." Ceplosnya tidak tau malu.

Alaskha menghela nafas kasar kalau saja Camelia ini laki-laki pasti sudah Alaskha tendang dari dalam mobilnya.

"Ayo Al jalan. Gue udah laper." Kata Camelia sambil mengusap-usap perutnya yang mulai berbunyi.

"Keluar! Gue bukan supir pribadi lo!" Ucap Alaskha ketus.

"Udahlah Al. Jangan bikin perdebatan mulu. Gue cape tau." Kata Camelia dengan cemberut.

"Keluar!" Kata Alaskha memperingati untuk terakhir kalinya.

"Udah Al. Jangan berisik gue mau tidur ngantuk. Bye." Ucap Camelia saat menyandarkan tubuhnya di penyandar mobil kemudian memejamkan matanya pura-pura tidur.

Alaskha menghela nafas pelan, perlahan cowok itu menyalakan mesin mobilnya dan perlahan pergi meninggalkan area parkiran sekolah. Camelia melirik Alaskha perlahan, wajah Alaskha yang serius menatap lurus kedepan membuat Camelia senyum-senyum sendiri. Andaikan saja Alaskha sedikit lunak kepada dirinya, jadi dia tidak perlu yang namanya kode-kode, Camelia hanya bisa berharap saja Alaskha yang dulu kembali. Alaskha yang lembut dan kaku, tidak seperti sekarang Alaskha yang menyebalkan.

A L G H E R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang