ALGHERA 32

62 17 8
                                    

Cepet nih up nya hahahah. Ramein pake komen yaa!

"Aku di perkosa Ra sama Kak Topan."

Kata itu selalu terngiyang-ngiyang di kepala Raina. Bagaimana gadis sepolos Binta di perkosa? Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Raina.

Raina terdiam dan masih terkejut dengan kejadian kemarin, dia tidak menyangka teman sebangkunya di hamili kakak kelasnya sewaktu dia camping. Raina belum berani cerita kepada siapapun begitu juga Camelia yang masih rapat menyimpan rahasia ini. Raina terdiam di dalam kelas, dia tak nafsu untuk makan di kantin. Panggilan dari Syahidan juga sudah banyak ia abaikan. Dia masih memikirkan, bagaiman jika hal itu terjadi kepada dirinya bukan kepada Binta? Raina jadi takut sendiri.

Alaskha dengan diam-diam masuk ke kelas Raina dan langsung duduk di depan Raina yang bengong. Raina hanya melirik Alaskha dengan lesu.

"Ikut gue yuk." Kata Alaskha dengan pelan.

"Kemana?" Tanya Raina dengan lesu.

Alaskha merasa heran dengan Raina. Mengapa dirinya begitu lesu dan lemas sekali hari ini.

"Perpus." Jawab Alaskha membuat Raina mengangguk mengiyakan ajakan Alaskha.

Alaskha bangun dari duduknya.

"Al, ajak Ghea?" Tanya Raina. Dia masih agak takut berinteraksi dengan laki-laki walaupun itu Alaskha, yang sering bertemu dengannya. Tapi untuk jaga-jaga alangkah baiknya mengajak Ghea.

Alaskha mengangguk. "Chat dia sekarang. Kita tunggu di perpustakaan." Kata Alaskha langsung segera keluar dari kelas Raina. Di susul oleh Raina yang membuntuti Alaskha dari belakang.

Alaskha mensejajarkan langkahnya. Namun rasanya Raina agak aneh sekarang, dia agak sedikit menghindar dan jaga jarak dengan Alaskha. Memangnya Alaskha sangat menyeramkan? Sampai-sampai Raina seperti adik kelas kemarin yang takut jika berdekatan dengan Alaskha. Atau Raina jaga jarak dengan Alaskha gara-gara Syahidan? Alaskha mulai bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Mungkin nanti di perpus dia akan langsung bertanya kepada Raina.

Alaskha, Raina masuk ke area perpustakaan sekolah yang sunyi dan tenang. Seperti biasa, Alaskha memilih tempat di dekat jendela dan di pojokkan, memang sangat nyaman untuk membaca karena banyak cahaya yang masuk lewat jendela serta disuguhkan pemandangan indah dari taman sekolah. Raina mengambil sebuah novel dan Alaskha duduk didepan Raina, dengan tatapan serius. Ada apa sebenarnya dengan Alaskha?

Alaskha menatap Raina, gadis itu terlihat agak canggung dengannya. Tidak seperti biasanya. "Ra lo kenapa?"

Raina menggeleng. "Gapapa." Raina menatap Alaskha yang terlihat sangat bingung. "Lo tumben ngajak gue kesini."

"Kan emang sering kita ke sini Ra. Lo ada masalah?" Tanya Alaskha dengan pelan.

Raina menggeleng pelan. "Gue gapapa."

Alaskha mengangguk pelan. Mengiyakan saja apa yang Raina mau. Nanti juga dia akan bercerita sendiri.

Alaskha melirik seseorang yang berjalan ke arahnya dengan wajah masam. Alaskha sudah tahu alasan mengapa dia terlihat sangat masam, karena sekarang jam istirahat. Bagi orang yang suka makan seperti Ghea, pasti sangat kesal ketika di ajak ke perpustakaan ketika jam istirahat. Alaskha hanya tersenyum simpul saja. Karena sebenarnya Alaskha tidak mau mengajak Ghea dulu sekarang. Tapi karena Ghea sudah ada di depannya tak apalah Ghea tahu apa yang ingin Alaksha sampaikan kepada Raina.

"Ngapain di perpus? Mendingan kita ngomongnya di kantin." Kata Ghea dengan agak kesal.

Alaskha tersenyum. "Ini penting Ghe." Ucap Alaskha dengan pelan, karena sekarang dia berada di perpustakaan jadi harus tenang dan tidak boleh berisik.

A L G H E R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang