ALGHERA 33

40 13 5
                                    

Ghea menempelkan ponselnya di telinga yang terhubung dengan panggilan dari seseorang. Dia masih mengantuk untuk bangun dari tidurnya.

"Selamat sore Ghea? Go food nya udah nyampe nih!" Ucap seseorang lewat telepon.

Mata Ghea langsung membelalak mendengar suara cowok dari ponselnya. Ghea otomatis bangun dari kasur empuknya dan mengambil ikat rambut di meja dan berlari sambil mengikat rambut kuncir kuda. Ghea mengabaikan ibunya yang berteriak karena Ghea baru bangun tidur jam segini. Ghea juga masih memakai seragam sekolahnya.

Didepan gerbang rumah Ghea berdiri seorang laki-laki yang membelakangi dengan helm warna hitam yang menutupi kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Didepan gerbang rumah Ghea berdiri seorang laki-laki yang membelakangi dengan helm warna hitam yang menutupi kepalanya. Ghea tidak tahu betul siapa cowok itu, kalau itu adalah Alaskha sudah pasti akan Ghea hajar cowok itu sampai babak belur. Lagian kalau Alaksha babak belur, dia lebih sedikit ganteng. Ghea perlahan mendekati sosok laki-laki berkaos abu-abu tua itu dengan mengendap-ngedap. Dari belakang laki-laki ini terlihat lumayan, masih enak di pandang. Entah ketika melihat wajahnya, zonk atau tidak.

"Mas dari go food ya?" Tanya Ghea.

Laki-laki itu berbalik dengan senyuman yang lebar dan dia memakai kacamata mata hitam dengan sangat percaya diri. "Gue ganteng kan?" Tanyanya langsung tanpa pikir panjang.

Ghea mengernyit. "Cakra lo ngapain?"

Cakra tersenyum lebar. "Mau anterin makan! Gue tau lo laperkan?" Kata Cakra dengan genit.

Entah apa yang membuat angin mengantarkan Cakra ke depan rumah Ghea dengan gaya seperti tukang urut pake kacamata hitam segala. Terlebih dengan percaya dirinya dia bertanya atas penampilannya kali ini. Memang aneh Cakra. Sepertinya cowok agak bule ini sedang kesambet, dan menjadi gila seperti saat ini.

Ghea tidak tersenyum sekalipun menatap Cakra. "Sini makanannya."

Cakra dengan senyuman lebarnya memberikan sebungkus makanan yang isinya entah apa kepada Ghea. Ghea menerima dengan senyuman miring dan mengangguk-ngangguk. Cakra terlihat sangat senang di balik gerbang, senyuman seperti orang tidak waras, dia terus saja menebar senyuman kepada Ghea. Dia pikir Ghea akan luluh dengan senyumannya? Tidak tahu sih.

"Udahkan? Nganterin makanannya? Balik gih sana!" Usir Ghea dengan wajah yang datar.

Seketika senyuman Cakra langsung redup dan menampilkan garis lurus di bibirnya. "Kok lo kampret sih Ghe?"

Ghea menahan tawanya. "Lah kan lo bilang, dari go food. Ya udah gue usir." Kata Ghea dengan santai.

"Anjirlah. Kampret banget lo Ghe. Gue udah nunggu lama juga disini. Pegel kaki gue, mana haus lagi." Kata Cakra dengan wajah datar serta nada bicara yang terdengar seperti orang kesal karena frustrasi.

"Oh iya gue belum bayar go food nya! Pantesan lo gak mau pergi." Ceplos Ghea.

Cakra membuka kacamata hitamnya dan menunjukkan wajahnya yang datar. "Anjirlah gue merasa gak di hargaiin banget." Ujar Cakra memelas.

A L G H E R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang