Alaskha mendorong tubuh Camelia, gadis itu tercengan dengan sikap Alaskha yang berbeda dari sebelumnya. Camelia terdiam menatap wajah datar yang pernah ia abaikan namun entah mengapa hari - hari ini selalu saja memenuhi kepalanya. Padahal, jauh sebelum itu terjadi, cowok bernama lengkap Alaskha Arkana ini selalu saja bersikap lembut dan tenang meskipun Camelia selalu saja menilainya dengan buruk. Rasa kagumnya kepada seorang Alaskha, dimulai setelah kejadian camping yang tersesat, awalnya ia begitu jijik melihat Alaskha yang memeluk dua orang gadis sekaligus dengan status cuman sahabat katanya. Tetapi setelah mengetahui alasan di balik semua itu timbullah rasa penasaran didalam hati Camelia. Tidak hanya rasa penasaran, dia juga sangat kagum dengan sosok laki - laki seperti Alaskha.
Alaskha berlalu, mengabaikan Camelia yang terdiam menatap punggungnya yang lebar, cowok itu terlalu tinggi jiwa sosialnya, musuh yang barusan dia hajar sekuat tenaga. Kini sedang dia obati dengan P3K yang selalu dia bawa di dalam jok motor, bukan hanya satu yang Alaskha obati. Tapi hampir semua orang yang terluka dia obati. Rasa kagum kembali membuncah di hati Camelia, gadis itu mengukir senyuman ketika melihat cowok yang handal dalam mengobati luka.
"Lo beruntung Bar! Lo punya anggota semacam dia." Ujar Reno menggoda Bara dengan kekehannya yang garing.
Bara hanya tersenyum miring melihat adik kelasnya itu sedang mengobati luka teman - temannya.
Tidak membutuhkan waktu lama, semua luka dari keenam cowok itu sudah Alaskha obati. Alaskha melirik seorang gadis yang tengah menatapnya dengan senyuman, setelah merasa selesai dengan urusannya Alaskha akan segera pergi meninggalkan kakak kelasnya. Bara mencekal tangan Alaskha, membuat cowok itu menatapnya dengan datar dan meminta penjelasan. Bara bangun dari duduknya dan berdiri sejajar dengan Alaskha.Bara berdeham. "Al, lo bisa anterin Camelia pulang?"
Alis Alaskha terangkat sebelah. "Kenapa harus gue?"
"Disini, yang bawa motor cuman lo doang," Kata Bara. "gak baik Al, cewek naik ojek online malem malem."
Alaskha terlihat berpikir, lalu menghela nafasnya pelan dan mengangguk. Cowok itu berpamitan kepada kakak kelasnya dengan wajahnya yang selalu saja datar. Bara meminta Camelia segera mengikuti Alaskha, gadis itu tampak terlihat kegirangan, perasaannya membucah begitu saja. Rasanya menahan senyumnya itu sangat sulit sekali.
Cowok bernama Alaskha itu sangatlah keren dengan helm fullface hitam miliknya. Camelia memegang pundak Alaskha karena untuk menaiki motor Alaskha yang sedikit tinggi jadi agak usah. Camelia dengan senang melingkarkan tangannya memeluk tubuh Alaskha dan menyandarkan kepalanya di punggung Alaskha yang tercium wangi parfum. Alaskha merotasi matanya jengah dengan sikap Camelia yang terlalu agresif, cowok itu menepuk - nepuk tangan Camelia yang tengah melingkar di perutnya. Alaskha merasa risih.
"Lepasin, tangan lo dari perut gue!" Pinta Alaskha dengan datar.
Alih - alih melepaskan pelukannya dari tubuh Alaskha, Camelia malahan mengeratkan pelukannya. "Ish! Al, nanti kalo gue jatoh gimana?" Rengeknya.
Alaskha menghela nafasnya pelan. "Gue gak akan ngebut!"
"Ish Al! Emang kenapa sih?"
"Mendingan lo turun!" Kata Alaskha dengan ketus.
Camelia mengercutkan bibirnya. "Iya iya, gue gak peluk lo! Tapi pelan - pelan ya?" Katanya dengan manja.
"Hmmm..."
"Nggak apa - apa, pelan pelan. Asalkan bisa lama - lama bareng lo Al." Cemelia terkekeh geli mendengarnya.
Angin malam begitu dingin membelai lembut tubuh Camelia, gadis itu menggigil menahan rasa dinginnya malam. Langit hitam tanpa bintang terlihat lebih kaku seperti orang yang ada didepannya, kaku tapi elegan katanya. Camelia menggosok - gosokkan tangannya kemudia menempelkan telapak tangannya ke kedua pipinya. Laki - laki yang sedang mengendarai motornya didepan Camelia begitu serius, Camelia bisa melihat tatapan serius laki - laki itu dari kaca spion, gadis itu terus saja mengukir senyuman. Sulit sekali rasanya untuk menahan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A L G H E R A
Teen Fiction"Hanya ingin tetap menjadi diri kami sendiri, agar nantinya akan ada seseorang yang menerima kami apa adanya." Persahabatan kami bisa dibilang spesial mengapa? Karena wajah wajah kami terlalu banyak mengandung candu untuk dipandang terlalu jernih ji...