osamu miya - love by chance

481 56 9
                                    

Episode osamu sangat panjang. Karakter Osamu juga aku buat agak berbeda. Tsukishima juga, mungkin iya. Judulnya rada nggak nyambung sama isi cerita, mohon dimaklum.

©chowberry

Malam itu kondisinya sedang hujan. Tidak deras, tapi cukup membuat tubuh demam besok pagi.

Tsukishima Kei. Mahasiswa baru yang terjebak hujan saat akan pulang.

Ia memegang kantung kresek, berisi beberapa makanan cepat saji untuk makan malamnya nanti. Halte dipenuhi cukup banyak orang.

Tsukishima makin memojokan dirinya, tak mau duduk di tengah keramaian. Lalu seseorang ikut duduk di samping Tsukishima. Tsukishima menoleh, menatap pria yang sedang membuka bungkus onigiri itu.

"Padahal sudah dilarang pakai itu, lho." Osamu Miya, si maniak onigiri itu menunjuk kantung kresek yang Tsukishima jinjing.

Tsukishima mendelik, "Aku lupa bawa shopping bag."

"Kenapa tidak beli saja?" Osamu tampak membuka bungkus onigiri terakhirnya. Tak melirik Tsukishima sama sekali. Tubuhnya terbalut jaket yang basah, tapi tidak terlalu basah.

"Uangku tidak mungkin cukup. Biaya kendaraan dari sini ke tempat apatoku cukup jauh," Tsukishima menopang dagu.

"Oh, apa kabarnya saudaramu itu?" Tsukishima mencegah keheningan, hanya tidak mau menjadi canggung.

Barulah, saat pertanyaan itu dilontarkan Osamu menoleh. "Tsumu, maksudmu?" tanya Osamu.

Anggukan didapatkan, Osamu tersenyum kecil.

"Tidak tahu, dia sibuk dengan kegiatannya sendiri sih. Kenapa tiba-tiba bertanya? Kangen, huh?"

Tsukishima menggeleng, "Tidak sopan bukan jika aku tidak menanyakan kabar saudaramu, padahal aku kenal betul dengannya."

"Lalu?"

"Lalu?" Tsukishima bertanya balik.

"Tidak menanyakan kabarku?" Osamu menatap wajah Tsukishima.

Yang ditatap mengernyit heran, "Kau tampak baik, buat apa aku tanya kabar kalau mataku sendiri bisa menilai?"

"Itu dari penglihatanmu. Kau kan juga perlu tahu kondisi mentalku," ucap Osamu.

"Memang, mentalmu kenapa? Kena gedor setelah putus kuliah dan memutuskan kerja, huh?"

Osamu tergelak, "Tidak. Bukan begitu, untungnya."

"Lalu? Merasa hampir gila karena diputuskan Suna-san?" lanjut Tsukishima.

Osamu kembali tertawa, "Kau tahu dari mana soal Suna memutuskanku, hm?" tanya Osamu.

"Saudaramu, tentu saja. Memang, siapa lagi? Kita-san? Bukankah itu terdengar lebih mustahil terjadi, ya?"

Osamu tersenyum kecil, "Kau menyogok apa pada Tsumu, sampai-sampai dia berkata begitu?"

"Tidak menyogok kok. Itu murni kakakmu yang mengatakan itu padaku!"

"Baik, aku percaya." Osamu tersenyum. Ia lantas bangkit dari duduk.

"Sudah agak reda, mau aku antar pulang? Perawan tidak baik pulang malam sendirian," ucap Osamu.

Tsukishima mencubit kecil perut Osamu. Yang dicubit langsung mengaduh kesakitan.

Tsukishima berjalan menuju stasiun kereta. Sebentar lagi kereta terakhir tujuan tempat ia tinggal datang. Jadi ia harus cepat-cepat menuju stasiun dan mengejar kereta terakhir tersebut.

Tampaknya, Osamu mengejar langkah Tsukishima.

"Kenapa buru-buru sekali?" tanya Osamu.

"Kereta terakhir, sebentar lagi tiba." ucap Tsukishima singkat.

fall in love - all x tsukishimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang