kageyama tobio - cuddle

302 48 6
                                    

OOC, NSFW (jaga-jaga), cringe abiezzz (ini gue nulis waktu pertengahan bulan puasa, sehabis tarawih gitu. Jadi pas baca lagi, kok alay banget. Tapi, kalau dilempar dan ga dipublikasi, rasanya sayang banget hehe).

***

Tsukishima membuka matanya, cahaya matahari masuk sedikit. Tertutupi tubuh seseorang yang sedang tidur nyenyak.

Rambutnya acak-acakan, wajahnya tampak tenang, dengkuran halus membuktikan jika pria---iya, Tsukishima seorang gay dan dia baru saja tidur dengan seorang pria. Pacarnya paling---itu tidur nyenyak.

Kembali terulang bayangan tentang apa yang mereka berdua lakukan di ranjang ini, membuat Tsukishima tersipu malu.

Bisa-bisanya ia mendesah kenikmatan seperti itu, sambil memanggil nama pacarnya---baik, mari kita berpikir jika pria yang baru saja meniduri Tsukishima itu adalah pacarnya---itu.

Tsukishima mendekatkan tubuhnya, memeluk pria di hadapannya, menenggelamkan wajahnya ke dada bidang si pria.

Yang dipeluk melenguh pelan, tampak agak terganggu. Matanya dibuka perlahan, lalu melihat rambut blonde di dadanya. Wajahnya sama sekali tidak terlihat.

"Selamat pagi," sapanya. Suaranya serak, khas orang bangun tidur.

Jantung Tsukishima makin dibuat berdetak tidak keruan. Tsukishima tidak menyahuti, hanya diam sambil mengeratkan pelukan.

"Tubuhku lengket, aku perlu mandi." Pria yang dipeluk, menggeliat kecil minta dilepas.

Namun apa daya, yang lebih jangkung (itu adalah fakta, jangan heran. Tinggi tinggi begitu, Tsukishima jadi bayi saat dengan orang yang disayang) malah mengeratkan pelukan.

"Baik, sepuluh menit lagi. Asal mandi bersama, oke?" Seringaian kecil muncul di wajah yang dipeluk (astaga, aku sudah lelah memakai kata ganti untuk pria ini *nangis).

Tsukishima melonggarkan pelukan, dengan spontan mendongkak menatap pacarnya itu.

"Apa-apaan?! Tidak, duluan saja sana," ucapnya.

"Bercanda, sini peluk lagi," katanya.

Tsukishima mendengus, ngambek ceritanya. Tapi ia tetap mengikuti ucapannya.

"Kageyama," Akhirnya, namanya disebut!

Yang dipanggil hanya bergumam pelan sambil memainkan rambut yang lebih tinggi.

"Aku bingung, lebih tepat pakai kata khawatir sebenarnya," ucap Tsukishima pelan.

"Khawatir kenapa?"

"Mereka---"

"Hinata, Yamaguchi, dan Yachi maksudmu?" Kageyama memperjelas mereka yang Tsukishima maksud.

"Mhm, apa mereka akan menerimanya?" tanya Tsukishima.

"Menerima apa? Hubungan ini? Aku pikir kau terlalu memikirkan hal itu," ucap Kageyama.

Tsukishima diam. Benar kata Kageyama. Dia terlalu khawatir soal ini. Seharusnya ia tidak terlalu memikirkan hal ini.

"Lagi pula, mereka juga tidak bisa mengurus hidupmu. Siapa yang akan jadi pacarmu, siapa yang akan jadi pendamping hidupmu, semua soal itu dipilih oleh dirimu sendiri, bukan oleh mereka. Jadi, jangan merasa khawatir. Kita baru jadian kemarin malam loh," ucap Kageyama.

Ya, kalian benar. Pemikiran kalian benar (mungkin).

Mereka baru memulai hubungan. Lalu saat pulang sekolah, karena di rumah Tsukishima tidak ada orang---kakak, ayah dan ibunya sedang pergi ke Tokyo---mereka berdua pergi ke rumah Tsukishima.

Berlandaskan kata khilaf, Kageyama mulai memancing hal-hal kotor. Mulai dari mengajak Tsukishima menonton film dewasa, lalu melontarkan candaan dewasa, dan banyak lagi yang dilakukan sampai—

"Anghh! K-Kageyama!"

Berakhir Tsukishima mendesah keenakan karena genjotan (i cant---its a very funny word) Kageyama.

Hening sebentar, Kageyama berbicara lagi. Ini menyakut tadi malam.

"Omong-omong, kau mendesah dengan sangat baik Tsuki," ucap Kageyama.

Tsukishima malu! Wajahnya memerah total. "Jangan mengatakan kata-kata seperti itu idiot!" ucap Tsukishima.

"Hey, tapi aku tidak berbohong! Suaramu saat mendesah itu sang---aw! Baik-baik, aku akan berhenti berbicara soal tadi malam," Kageyama terkekeh.

"Mari mandi," ajak Kageyama. Ia bangkit dari tempat tidur setelah memakai boxer miliknya.

"Apa?"

"Mari mandi, lalu lakukan lagi."

"Maksudmu?"

"Huft, harus kuperjelas? Ayo mandi bersama, lalu kita melakukan morning sex."

Satu bantal terlempar sempurna, mendarat di wajah Kageyama dengan cantik.

"Katamu itu!"

Kageyama tertawa, "Kenapa? Toh kau juga tampak menginginkan hal yang sama."

"SIALAN KAU TOBIO!" Kini, seluruh bantal di kasur Tsukishima dilempar ke arah Kageyama.

Yang dilempar hanya tertawa sambil me-block lemparan Tsukishima. Maklum, Kageyama ini seorang pemain voli. Meski posisinya bukan di blocker tapi ia cukup pandai me-block bola.

fin.

fall in love - all x tsukishimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang