bokuto koutaro - pdkt

384 53 19
                                    

lokal au!

cringe bgt w nulis ini mon maap ajh. oh satu lagi, karena w bukan dr yogyakarta atau daerah jawa lainnya. jd mon maap aj yh. kalau ada yang salah, komen aj. w gpp

©chowberry

Kei Adipati Nagara. Mahasiswa Universitas Gadjah Mada fakultas kedokteran semester tiga. Kacamata tebalnya selalu bertengger di hidung mancungnya.

Aksen bicaranya tidak sekental orang lokal, malah ia tak memiliki aksen bicara orang lokal sini. Kelamaan tinggal di Ibu Kota.

Lahir asli di Yogyakarta, besar di Jakarta sana. Barulah saat menginjak perkuliahan, Kei memilih kembali ke Yogyakarta.

Ia memilih universitas terbaik di Yogyakarta. Mendaftar jalur snmptn saat SMA lalu, sempat tidak diterima. Namun semangatnya tidak patah, ia lantas mendaftaf jalur sbmptn dan barulah diterima.

Sudah memasuki semester ke tiga, tahun ke dua Kei di Yogyakarta. Tinggal bersama Bukde serta Pakde-nya di sini.

Tiap-tiap hari harus menelepon Ibu sehabis tiba di rumah Bukde, atau sekedar mengirim pesan kei udah di rumah bukde, ya Bu.

Namun lain hal dengan hari ini, ia malah mengirim pesan,

[kei : kei izin main ya, Bu. Pulangnya nggak akan malem kok.]

Iya, kalau pulang kemaleman Bukde pasti tidak mau membuka pagar yang sudah digembok cantik nantinya. Itu pernah terjadi pada anak sulung mereka, Christian Kuroo Sirgantara.

Lalu Kuroo merengek di telepon, minta dibukakan pada Kei yang kebetulan belum tidur juga.

Memilih nongkrong di salah satu cafe, sambil mendengarkan musik yang dinyanyikan oleh para artis mereka.

Kei mahasiswa kedokteran, itu benar adanya. Bergaul bersama mereka yang tak mempedulikan kesehatan sama sekali. Kei menyesap kopi, bau asap rokok bukan masalah buatnya.

Omong-omong, ia tidak merokok. Bisa dicoret dari kartu keluarga kalau dirinya sampai merokok begitu nanti.

Kuroo juga bergabung. Membawa teman satu komunitas geng mereka, Bokuto namanya. Kei tidak mengingat kepanjangan nama pria dengan rambut abu serta hitam itu.

Kuroo tidak melanjutkan sekolah, di keluarkan akibat tak kunjung wisuda. Sedangkan Bokuto mahasiswa nakal yang kerjaannya bolos kelas, penuturan singkat yang cukup mengubah pandangan Kei. Kedua pria brandalan, pikirnya.

"Nda nyoba ngerokok?" Bokuto duduk di samping Kei. Aksen jawa yang dipaksakan.

"Nggak Mas," Kei menolak lembut sambil tersenyum.

Bokuto mengangkat kedua alisnya, "Lho, ngopo? Punya penyakit asma?" tanya Bokuto.

Kei lagi lagi tersenyum, kepalanya menggeleng pelan. "Bukan Mas, kalau punya penyakit asma, mana ada saya di sini," ucap Kei.

"Lah, terus piye? Rokok enak, lho."

Kuroo yang baru menyalakan rokoknya—serta mengembuskan asap rokok yang diisapnya tadi—menyahuti.

"Ibune ngelarang," sahut Kuroo.

Bokuto mengangguk, "Kesayangan Mama toh," timpalnya.

Kei tersenyum saja, lagi menyesap kopi sesekali mengimbangi obrolan ringan tingkatan dewasa.

"Kayaknya kamu masih mahasiswa. Mahasiswa mana?" tanya Bokuto, memperdalam pertanyaan.

"Mahasiswa UGM, Mas."

Bokuto melotot, "Wah wah, anak pintar juga toh? Nda heran sih, kacamatamu aja setebal itu." Tawa ringan mengiringi.

Kei terkekeh canggung, membenarkan posisi kacamatanya.

fall in love - all x tsukishimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang