Mereka menghabiskan seharian waktu mereka di dufan. Dari menaiki kora kora, ice age, rumah miring, conjuring house, halilintar sampai niagara-gara, kemudian makan malam di restoran sekitar ancol.
Seperti biasanya, Julian pulang sendiri dengan mobilnya, dan Angga mengantar Lena.
"Bye kawan jahanam! Lov u." teriak Julian sambil melambaikan tangan.
Angga tersenyum menatap Julian, "Bye bye anak pungod!"
♡♡♡
Saat perjalanan ke rumah Lena, Angga melewati sebuah restoran yang tak jarang ia datangi, tak diragukan lagi makanan disana memang enak enak, karena harga nya juga tidak terlalu murah.
"Na lo tunggu sini aja bentar." ucap Angga sambil memarkirkan mobil BMW i8 nya.
"Ngapain?"
"Mulung. Ya beli makan."
"Bukannya barusan kita udah makan? Lo lupa?"
"Buat mama papa lo."
"A-" baru saja Lena ingin membuka suara, Angga sudah keluar dari mobilnya.
"Ah terserah dia dah."
Saat dipastikan Angga sudah menjauh dari mobil. Lena mengambil buku diary kecil dari tas ransel nya. Lena memiliki buku diary kecil yang selalu dibawa kemana mana tanpa orang lain ketahui.
Entah mengapa Lena merasa nyaman menuliskan apapun perasaannya di buku kecil itu. Bahkan Lena sudah menulis di diary itu sejak dia kelas 3 SD. Lena menuliskan apapun yang ia ingin tulis. Menuliskan perasaannya hari itu atau bahkan menempelkan foto foto kecil di saat saat yang selalu ingin Lena kenang.
Tapi setiap ia membuka lembaran pertama buku itu, Lena selalu tertawa geli. Sangat menggelikan. Tapi Lena tidak ingin merobeknya. Itu akan jadi kenangan indah yang selalu Lena simpan. Lena juga menambahkan beberapa kalimat baru di lembaran pertama itu akhir akhir ini. Toh orang gaakan tau, Lena bebas menulis apa saja.
Lena tiba tiba menyadari Angga sedang berjalan ke arah mobil. Cepat cepat ia memasukkan buku diary itu ke tas nya asal.
Lena menatap Angga dari dalam mobil dengan mata terbelalak. Ngapain lagi ni orang. Baru saja Angga membuka pintu mobilnya, ia disambut dengan suara Lena yang semerdu geledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
until I'm gone
Teen FictionPersahabatan yang terikat antara dua insan. apakah bisa berkembang menjadi rasa yang lebih meyakinkan? Bersama-sama menghadapi kerasnya kehidupan, dan tetap selalu ada untuk saling menguatkan. Remaja yang terkesan masih butuh arahan, namun tetap sem...