DEG.
"Kenapa?" tanya Angga yang sudah berada di sebelah Lena.
Lena terdiam kemudian menunjuk ke arah penglihatannya. Pohon besar yang berdiri kokoh dan ayunan kecil di sebelahnya, ada juga kursi taman tua yang bahkan masih sama.
Angga tersenyum tipis, "Kangen ya na." gumamnya kecil.
Lena menoleh memandang wajah Angga, menatapnya lekat, "Semuanya masih sama ga."
Flashback on
"Anggaa! Gantiaaann." rengek Lena.
Angga mengerucutkan bibir mungilnya, "Iyaa iya."
Akhirnya Lena tersenyum senang lalu menaiki ayunan itu.
"Angga dorongin yaaa." seru Lena girang
Angga yang sedang mengerucutkan bibirnya lalu tersenyum kembali.
"Okee pegangaan."
Senja dan Fransesca yang sedang duduk di kursi taman sebelah pohon tua itu hanya tersenyum sambil geleng-geleng melihat kelakuan anak mereka.
Flashback off
Angga menggenggam tangan Lena, berjalan ke arah kursi tua itu. Mereka duduk disana dalam keheningan selama beberapa saat. "Speechless banget ya lo kayaknya na." ujar Angga sambil terkekeh.
Lena melirik Angga sinis, "Iyalah, inget dulu Bunda sama Mom sampe teriak teriak biar kita ga lari-lari." Lena juga terkekeh setelahnya.
Angga bergeming menatap bunga bunga disana, terdapat banyak jenis, namun terdominasi dengan bunga mawar orange, bunga matahari, bunga antirrhinum, dan bunga daffodil. Semua bunga itu berwarnya orange dari yang cerah sampai yang gelap. Warna orange, warna langit senja, sekaligus warna favorit Bunda Senja.
"Dulu Angga bocah ingusan yang suka nangis disini kalo dimarain Papa Varo gara-gara bandel." Ucap Lena kembali membuka suara dengan nada mengejek.
Angga tertawa sambil men-toyor kepala Lena. Kebiasaan paporitnya. "Yeuu enak aja lo, lo tuh yang dulu jatoh, nangis, jatoh, nagis lagi." Cibir Angga.
"Tapi gatau kenapa setiap lo pegang gue, nangis gue langsung berhenti." Ujar Lena dengan tatapan datar.
"Gue seneng ga, bisa balik kesini sama lo, dalam keadaan masih bareng. G-gue pengen kita kaya gini terus. Jangan tinggalin gue ya?" lanjut Lena bersandar pada bahu kokoh Angga.
"Ga akan."
♡♡♡
"Woy cakep bgt."
"Gila bening bgt."
"Gila cuy, bule! Meni geulis."
Begitulah kira-kira bisikan-bisikan beberapa siswa di kantin sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
until I'm gone
Teen FictionPersahabatan yang terikat antara dua insan. apakah bisa berkembang menjadi rasa yang lebih meyakinkan? Bersama-sama menghadapi kerasnya kehidupan, dan tetap selalu ada untuk saling menguatkan. Remaja yang terkesan masih butuh arahan, namun tetap sem...