Setelah makan malam mereka yang canggung, Bokuto membereskan bekas makanan mereka dan mencucinya sendiri. Dia bilang dia tidak ingin (Name) mengerjakan pekerjaan bersih-bersih, takut melukai tangan lembutnya.
(Name) hanya menuruti perkataan Bokuto tidak ingin memancing mode bahaya pemuda di depannya ini. (Name) harus pintar-pintar dalam bertindak jika dia ingin keluar dari sini.
Suara kran air berhenti lalu Bokuto menyimpan peralatan makan yang sudah dia keringkan ke tempatnya. Mengelap tangannya yang agak basah lalu dia mengambil sebuah kotak kardus yang sudah dia siapkan.
(Name) memperhatikan Bokuto yang mendekatinya sambil tersenyum biasa membawa sebuah kardus. Perasaan was-was kembali menyelimuti (Name) dan tanpa dia sadari, (Name) menyudutkan diri ke kursi sofa.
Melihat tingkah (Name) yang aneh di depan matanya, Bokuto bertanya, "Kenapa melihatku seperti itu? Ini isinya buku-buku dengan genre kesukaan (Name)-chan, loh."
(Name) mengangkat alisnya bingung dengan perkataan Bokuto. Untuk apa orang yang menculik sekaligus mencoba menyentuhnya ini malah memberikannya buku?
Mengabaikan tatapan bingung (Name), Bokuto duduk di samping gadis itu lalu membuka kardusnya dan benar saja. Isinya berisi buku dan dari harumnya serta plastik yang mengkilap melindungi buku itu terlihat baru.
"Akaashi bilang (Name)-chan suka dengan genre (favorite genre) ini, jadi supaya (Name)-chan tidak bosan, aku membelikan ini semua untukmu!" jelas Bokuto dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya.
"Kenapa? Apa Bokuto akan meninggalkanku?" tanya (Name) karena dia kira, Bokuto tidak akan meninggalkan tempat ini.
"Oh itu.. dua hari lagi aku akan mengurusi kelanjutan sekolahku. Jadi, aku ingin (Name)-chan menghabiskan waktu sambil membaca!" Bokuto mengambil satu buku dari dalam kardus. "Takutnya, (Name)-chan kesepian juga."
(Name) ingin membalas kalinat yang Bokuto ucapkan itu, mana ada dia kesepian bersama penculik? Malah dalam hatinya (Name) senang, sebab dia bisa menelusuri rumah ini tanpa ada manik burung hantu yang mengawasinya.
Lebih parahnya lagi, Bokuto bilang dia tahu semua ini dari Akaashi? Bagaimana bisa Akaashi tidak mencurigai Bokuto yang mungkin aneh menanyakan hal kesukaannya.
"(Name)-chan! Mau dibaca tidak?" tanya Bokuto sambil melambaikan tangannya di depan wajah (Name) yang melamun itu.
"O-oh, untuk malam ini tidak perlu.." jawab (Name) sambil mengalihkan pandangannya.
Bokuto mengambil nafas pelan lalu menyimpan buku serta kardus itu di atas meja. Melirik ke jam dinding, waktu menunjukkan pukul delapan malam.
"Mau tidur sekarang? Besok aku akab mengajak (Name)-chan jalan-jalan keluar!"
(Name) tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Jalan-jalan? Apa ini kesempatan yang bagus untuknya?
"Tentu, aku juga sudah mengantuk," jawab (Name) cepat tanpa basa-basi. Akhirnya dia bisa memikirkan rencana untuk keluar dari sini dengan mengambil kesempatan.
Bokuto dan (Name) berjalan ke arah kamar yang ditempati (Name) lalu saat dia sadar kalau Bokuto juga ikut masuk ke dalam sudah membuat hati (Name) tidak nyaman.
"Bokuto? Bukannya ada kamar lagi 'kan?"
"Oh! Iya, tapi aku ingin tidur dengan (Name)-chan. Soalnya, aku yakin (Name)-chan pasti ketakutan tidur sendiri."
"Apa maksudmu? Aku ingin tidur sendiri."
Bokuto menggelengkan kepalanya lalu dia memegang bahu (Name) dan mendorongnya ke kasur. Bokuto ikut naik hingga ranjangnya mengeluarkan suara.
"Katanya kalau belum terbiasa tinggal di sini, tidur (Name)-chan akan terganggu dengan suara-suara aneh. Jadi, aku ingin melindungi (Name)-chan."
(Name) tahu itu hanya alasan untuk Bokuto agar bisa tidur bersamanya. "Baiklah," serah (Name) karena dia tidak ingin Bokuto menatapnya dengan manik emas yang menyimpan banyak rahasia gelap itu.
Bokuto tersenyum lalu dia mematikan lampu kamar dan mencoba memeluk (Name) namun (Name) memasang guling sebagai batasan mereka.
"Uh... selamat malam (Name)-chan," ucap Bokuto karena kelihatannya (Name) masih takut dengannya.
(Name) tidak menyahut lalu segera menutup kedua matanya untuk tidur. Setelah dua puluh menit berlalu dan Bokuto sendiri juga sudah terlelap. Namun, (Name) masih membuka matanya lebar karena dalam isi kepalanya terdapat suara yang mengatakan kalau.. dia tidak akan keluar dari genggaman Bokuto.
―――――
bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐢𝐠𝐧 | B. KOUTARO
Fanfiction✧ kenapa kau selalu menolaknya? apakah karena ini jelek? kalau begitu... akan aku buat kau menyukainya ✧ start → august 16 2020 end →