01

2.5K 398 37
                                    

"Akaashi! Berikan lagi bola padaku!"

"Tentu, Bokuto-san."

Hari ini seperti kegiatan biasa yang mereka lakukan setiap latihan. Namun, porsi latihan untuk tim bola volli putra Fukurodani ditambah lebih banyak. Persiapan untuk turnamen musim semi mereka. Artinya, pertandingan terakhir untuk pemain kelas tiga. Bokuto, Konoha, Washio, Komi.

Sudah lebih dari setengah jam Akaashi memberika toss pada Bokuto dan dia merasa lengannya terasa berdenyut sakit. Efek dari belajarnya semalaman untuk latihan ulangan. Akaashi juga kurang tidur jadi stamina yang dia miliki tidak se-fit biasanya.

"Bokuto-san, mari istirahat sebentar," ajak Akaashi lalu menyimpan kembali bola ke dalam keranjang.

"Huh?!" wajah Bokuto menunjukkan kecewa dan bisa dilihat kalau rambutnya ikut turun sedih. "Tapi aku masih ingin melakukan spike, Akaashi!!" balas Bokuto dengan suara keras dan semangat yang tak turun.

Akaashi menghela nafasnya lalu berjalan mendekati teman setimnya yang sudah beristirahat, menghiraukan rengekan Bokuto yang semakin gatal masuk ke telinganya.

"Kemarilah, Bokuto! Ada yang ingin aku bicarakan denganmu! Ini lebih menarik!" ajak Komi sambil menggesturkan tangannya, menyuruh sang kapten untuk mendekat.

Mendengar hal itu, tentunya membuat rasa penasaran Bokuto bangkit. Langkahnya cepat dan dia sudah duduk menyilang di samping Komi dan telinganya siapa mendengar berita menarik ini.

"Jadi apa?" tanya Bokuto dengan suara keras namun orang-orang di sana menghiraukannya.

"Begini, kemarin aku melihat Akaashi berjalan pulang dengan seorang perempuan," bisik Komi.

"BENARKAH? AKAASHI! KENAPA KAU TIDAK BILANG-BILANG?!"

Akaashi menghela nafas kasar lalu menoleh ke arah Bokuto dengan pandangan bertanya. "Ada apa Bokuto-san?"

"Kata Komi kau pulang bersama perempuan!! Kau sudah punya pacar?!" tanya Bokuto beruntun.

"Akaashi punya pacar? Wow." Konoha bisa membayangkannya karena adik kelasnya ini memang memiliki wajah yang dibilang di atas standar.

"Bukan, Bokuto-san. Dia temanku dan kemarin dia memintaku untuk pulang bersama karena uangnya hilang," jelas Akaashi dengan nada santai.

"Aku tidak percaya!" Komi langsung membantahnya lalu berjalan mendekati mereka. "Kalian terlihat sangat dekat kemarin."

"Kami sudah lama saling mengenal, aku sudah menganggapnya sebagai saudariku," jawab Akaashi.

"AKAASHI, KAU BO―"

"Permisi?"

Teriakan Bokuto terpotong kala mendengar suara feminim dari arah pintu. Semua orang melirik ke arah gadis berambut (hair color) yang masih berdiri di ambang pintu.

"Oh, (Name)-chan. Tunggu sebentar." Akaashi berdiri lalu membiarkan Bokuto dan Komi saling berbisik satu sama lain.

"Maaf menganggu, Keiji-kun, ini uang untuk yang kemarin. Terima kasih banyak," tangan (Name) mengeluarkan surat yang berisi uang pada Akaashi.

"Tidak perlu, aku melakukannya tulus karena ingin membantumu," tolak Akaashi halus.

(Name) cemberut mendengarnya lalu dia menarik tangan Akaashi dan meletakkan surat itu di atas telapak tangannya lalu menutupnya kembali. "Ambil, aku merasa tidak enak hati, oke?"

Akaashi mengalah dan meresponnya dengan anggukan. "Pulang sendiri hari ini?"

"Iya, teman-temanku pergi bermain."

"Kalau begitu, berh―"

"Siapa namamu?!"

Akaashi dan (Name) menoleh ke arah Bokuto yang sudah ada di belakang punggung setter itu, kedua tangannya disembunyikan di belakang dan ada senyum membanggakan di wajahnya. (Name) agak merasa terintimidasi karena dia baru pertama kali melihat kapten tim bola volli putra Fukurodani bisa setinggi ini.

"Namaku, (Last Name) (Name), teman Keiji-kun, umm.. salam kenal Bokuto senpai?" ucap (Name) diakhiri dengan nada bertanya.

Akaashi membulatkan kedua matanya, Konoha tersedak ketika minum, Komi dan yang lainnya syok mendengarnya.

"Oh tidak.."

"WOAH! (LAST NAME)-CHAN MEMANGGILKU SENPAI! KATAKAN LAGI!" teriak Bokuto dengan nada bersemangat.

"Sudah, Bokuto-san. Ayo latihan lagi." Akaashi mau tidak mau memisahkan mereka karena dia tidak ingin (Name) merasa terganggu dengan sifat Bokuto.

"Akaashi! Aku masih ingin bicara dengannya!" protes Bokuto.

"Tidak, kita latihan. Ayo."

"(Last Name)-chan! Bagaimana kalau kau menonton latihan kami dan kita bisa bicara lebih lama saat pulang, bagaimana? Bagaimana?" ajak Bokuto yang mendekatkan wajahnya ke arah (Name).

"Umm.. apakah tidak apa-apa?" tanya (Name) lalu menoleh ke arah Akaashi.

"Beritahu pelatih dulu, Bokuto-san."

"YEAY!"

Bokuto melompat kegirangan lalu menghampiri pelatih Fukurodani yang tidak terganggu sama sekali dengan suara keras Bokuto. (Name) terkekeh pelan melihat sifat kapten Fukurodani yang berbeda dari yang dia bayangkan.

"Keiji-kun, setiap hari kau selalu bersamanya?"

"Tidak juga," jawab Akaashi. "Tunggu bersama dua manager di sana, (Name)-chan. Latihannya tidak akan lama."

"Baik!" jawab (Name) lalu pergi ke sisi lapangan.

Akaashi berjalan kembali ke tengah lapangan lalu mengambil bola volli dan memantulkannya ke lantai. Di depannya sudah ada Bokuto yang siap untuk memukul bola.

"Aku ingin mengeluarkan seluruh kemampuanku!" Bokuto berbalik lalu melambaikan tangannya pada (Name) yang tengah duduk bersama dua manager di sana.

"HEY HEY HEY!! LIHAT AKU, (LAST NAME)-CHAN!"

"Dia mulai lagi," gumam Konoha lalu keluar helaan nafas.

―――――

bersambung

𝐒𝐢𝐠𝐧 | B. KOUTAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang