(Name) memegang erat tas selempangnya dan bibir bawahnya dia gigit pelan. Entah mengapa dia merasa gugup untuk bertemu dengan kakak kelasnya. Padahal dia yang menyetujui ajakan Bokuto untuk makan bersama, namun kenapa rasanya mereka akan pergi berkencan?
Dia akui, Bokuto itu tampan dan pria idaman para kaum hawa. (Name) juga merasa malu jika dekat dengan kapten bola volli putra Fukurodani itu. Ditambah, badannya yang besar nan gagah itu membuat orang mengira jika Bokuto itu, orang yang menyeramkan. Kenyataannya malah sebaliknya.
"(Name)-chan!!" teriakan Bokuto membuat lamunan (Name) buyar dan menoleh ke arah sumber suara.
Bokuto memakai pakaian yang cukup rapi dan jaket abu-abunya itu memberikan nilai tambahan pada paduan kaos dan celana ketat hitamnya. Senyuman Bokuto terlihat lebih cerah daripada matahari yang ada di atas kepala mereka.
"Pasti sudah menunggu lama, ya?" tanya Bokuto sambil memasukkan tangannya ke dalam saku jaketnya.
(Name) menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak juga, sekitar sepuluh menit aku menunggu," jawab (Name).
"Baiklah, (Name)-chan ingin makan di mana?" Bokuto memasang wajah bertanya dan dia sedikit mendekatkan dirinya ke arah (Name).
Harum parfum maskulin milik Bokuto memenuhi indera penciuman (Name), membuat jantungnya berdetak lebih kencang dengan harum milik Bokuto yang nyaman ini.
"Aku ikut dengan Bokuto senpai saja."
Bokuto puas mendengar jawaban (Name). Seperti yang dia harapakan. "Kalau begitu, kita akan makan di tempat restoran favoritku."
Keduanya berjalan bersampingan sambil, kebanyakan Bokuto yang berbicara tentang kehidupannya dan beberapa pertandingan yang sebelumnya. (Name) setia mendengarkan cerita kakak kelasnya itu, sebab Bokuto begitu bersemangat dan bisa terlihat jika kedua manik emasnya berkelip senang.
Mereka akhirnya sampai di restoran yang dimaksud Bokuto. Restoran ini juga tempat di mana Bokuto mengajak Akaashi untuk makan beberapa waktu lalu. Jadi, dia ingin mengajak kekasih masa depannya ini datang kemari.
Bokuto dan (Name) memesan makanan yang sama lalu mereka memakan makanannya dengan suasana hangat. Keduanya tidak merasakan canggung atau tatapan iri dan kagum dari pengunjung karena mereka kira Bokuto dan (Name) itu sedang berkencan.
Ketika (Name) mengambil uangnya untuk membayar bagian makanannya, Bokuto sudah mengeluarkan uangnya di atas meja. "Aku yang traktir! Tanda sebagai kakak kelas yang baik untukmu, (Name)-chan!" ucap Bokuto sambil membusungkan dadanya percaya diri.
"T-tidak usah! Aku tidak ingin merepotkan Bokuto senpai," balas (Name) yang kini sudah mengambil uangnya.
Bokuto menggelengkan kepalanya dan jari telunjuknya juga ikut bergerak ke kanan dan ke kiri. "Aku tidak merasa repot untuk membayar. Jadi terima saja, ya, (Name)-chan?"
Jika (Name) bersikeras untuk menolak, dia takutnya malah membuat suasana hati Bokuto berubah dan nantinya (Name) akan kesulitan untuk mengembalikannya. Akaashi pernah memberinya peringatan untuk tidak mengaktifkan mode emo Bokuto, jika tidak ada dirinya. Akaashi bilang, dia tidak ingin (Name) meneladeni sifat Bokuto itu.
"Baiklah, aku akan membayar kebaikan Bokuto senpai nanti," pada akhirnya (Name) mengalah lalu memasukkan kembali uangnya.
Bokuto tersenyum sambil mengangguk semangat. "Terima kasih, (Name)-chan!" Bokuto mengajak (Name) keluar dari restoran itu.
"Oh, (Name)-chan sibuk tidak hari ini?" tanya Bokuto karena dia sadar, kalau dia hanya mengajak (Name) untuk makan saja.
(Name) menggelengkan kepalanya. "Tidak, memangnya kenapa Bokuto senpai?"
"Aku ingin mengajak (Name)-chan ke taman hiburan juga! Sudah lama aku tidak ke sana karena.. aku tidak punya orang yang bisa diajak," jelas Bokuto dan rambut tegaknya itu menurun sedih seperti suasana hatinya.
"Mmm, baiklah. Aku juga sudah lama tidak ke taman hiburan. Tapi, aku sudah harus pulang sore nanti, boleh?" tanya (Name) karena dia ingat harus membantu ibunya menyiapkan makan malam nanti.
"Tidak masalah! Aku akan mengantarkan (Name)-chan pulang dengan selamat!"
Bokuto merasa senang (Name) mengiyakan ajakannya. Dia tidak sabar untuk menghabiskan waktunya bersama kekasih masa depannya ini. Perlahan, dia harus membuat (Name) nyaman bersamanya, baru dia melanjutkan rencana selanjutnya agar (Name) menjadi miliknya.
Apapun itu, akan Bokuto lakukan.
―――――
bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐢𝐠𝐧 | B. KOUTARO
Fanfiction✧ kenapa kau selalu menolaknya? apakah karena ini jelek? kalau begitu... akan aku buat kau menyukainya ✧ start → august 16 2020 end →