04

1.2K 295 5
                                    

"Jadi, mau pilih yang mana?"

"Hmm.."

Bokuto memandang dua bunga yang sedang dipegang oleh pedagang yang sangat kebetulan buka pada pagi hari dimana Bokuto akan melanjutkan operasi pernyataan pelan cintanya pada (Name). Mawar merah serta mawar putih adalah pilihannya. Sesuai dari artikel yang dia baca, mawar merah melambangkan cinta dan hal romantis lainnya yang sangat dalam jika mawar merahnya dia beli sebuket. Mawar putih melambangkan kesucian, polos yang sangat mencirikan (Name) di matanya.

Bokuto sulit memilih bahkan dia hampir frustasi. Rambutnya juga ikut turun karena dia berpikir untuk tidak jadi membelinya.

Wanita yang berumur sudah kepala tiga itu menyadari rasa risau dari mata Bokuto. Dia menghela nafasnya sambil tersenyum. "Kalau boleh tahu, kau membeli bunga ini untuk siapa?"

Bokuto menatap ke arah wanita itu. "Untuk orang yang berharga bagiku, jadi aku ingin memberikannya hadiah yang istimewa.." jawab Bokuto.

"Bagaimana kalau mawar putih saja? Aku yakin mawar merah terlalu umum untuk diberikan hadiah kejutan. Jadi, tunjukkan seperti apa dia untukmu dengan bunga ini," sarannya masih tersenyum hangat pada remaja tinggi di depannya.

Bokuto tersenyum mendengarnya lalu menganggukkan kepalanya semangat. "Baiklah! Aku ingin bunga mawar putih ini!"

"Mau berapa pucuk?"

"Hmm.. aku ingin dua pucuk dan tolong dililit dengan tali kado boleh?" pinta Bokuto.

Wanita itu tidak bisa menolaknya. "Tentu, tunggu sebentar, ya, nak."

Bokuto merasakan kesenangan itu kembali, dia tidak sabar ingin melihat reaksi (Name) ketika mendapat hadiah keduanya. Bukan hanya mawar saja yang dia berikan, surat pujian untuk (Name) darinya juga sudah dipersiapkan! Bokuto merasa bangga dengan dirinya sendiri.

"Ini, nak." Bokuto menerima mawar putih itu lalu mengeluarkan uangnya untuk dibayar dan segera pergi dari toko bunga itu.

"N-nak! Kembaliannya!" teriak wanita pedagang bunga.

"Simpan saja untuk, obaa-san!!" jawab Bokuto berteriak.

Bokuto tidak ingin (Name) segera sampai di sekolah sebelum dia menempatkan hadiah itu ke dalam loker (Name). Melihat gerbang sekolah Fukurodani, Bokuto mempercepat langkahnya dan segera pergi ke arah loker milik (Name).

Setelah menempatkan hadiahnya, Bokuto kembali bersembunyi di tempat yang sama seperti kemarin. Dia menginti lewat lubang yang ada dalam pintu.

"(Name)-chan ayo cepat buka lokernya!"

"Kenapa sangat bersemangat?" tanya (Name) bingung.

"Siapa tahu penggemar rahasiamu memberikanmu hadiah!" jawab Mina sambil menarik tangan (Name) untuk berjalan lebih cepat.

(Name) menghela nafasnya pasrah, sampai di depan lokernya dia membukanya dan benar saja apa yang dikatakan Mina. Penggemar rahasiannya mengirimkan sesuatu padanya.

"Wahh!! Surat lagi? Oh! Ada bunga mawar putih juga!"

(Name) mengambil surat serta mawar putih yang dililit rapih dengan tali kado yang sama warnanya dengan mawar tersebut. Membuka surat yang masih beraroma parfum seperti sebelumnya. (Name) membacanya dalam hati.

'Setiap hari, (Name)-chan selalu bertambah cantik! Begitu pula perasaanku padamu, aku semakin sering jatuh cinta padamu.'

(Name) melihat ke arah mawar putih itu lalu mendekatkan hidungnya untuk mencium aromanya. Masih segar dan samar-samar ada aroma parfum yang sama seperti surat yang dia pegang.

Bokuto ingin sekali mengatakan kalau semua itu darinya dan menyatakan perasaannya. Tetapi, dia harus menahan semua itu karena dia ingin terus memberikan kejutan pada (Name).

Senyuman dengan pipi merona merah dari gadis yang berhasil membuatnya jatuh cinta setiap hari itu, tidak akan pernah dia lupakan dalam seumur hidupnya.

―――――

bersambung

𝐒𝐢𝐠𝐧 | B. KOUTAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang