Tandai Typo Hei!
.
.
.14. Kembali pada pencipta?
Mamih Nadine pulang dengan beberapa oleh-oleh untuk putri satu-satunya. 3 buah dress cantik juga beberapa peralatan wanita.
Nadine adalah gadis yang begitu merawat diri dan menombor satukan penampilan, begitupun mamihnya.
Sang papih meninggal 4 tahun yang lalu karena kelelahan mengikuti mereka belanja kesana kesini. Oke berlebihan!
"Naddd, mamih bawa banyak oleh-oleh!" seru Keyla dengan hebohnya.
Beberapa menit menunggu, tidak ada tanda-tanda Nadine menghampirinya sama sekali. Bahkan menyahutpun tidak.
"Naddd!!!" Keyla kembali memekik, biasanya jika ia pulang apalagi membawa belajaan Nadine akan berlari memeluk dan membuka semua belajaan Keyla.
Keyla mengerutkan dahinya, mamih Nadine itu akhirnya memilih berjalan menuju kamar sang putri.
Pintu kamarnya nampak terbuka, alhasil Keyla masuk begitu saja. Kosong, tidak ada siapa-siapa didalam kamarnya. Keyla berjalan menuju toilet yang letaknya ada dikamar Nadine. Pintu toilet tertutup tapi tak terkunci, setelah dilihat disana tubuh Nadine tergeletak dengan luka sobekan didenyut nadi tangannya.
"ENGGA!!! NADDD!!!" Keyla berlari, memeluk tubuh sang putri dengan khawatir. "Bangun sayang, mamih bawa oleh-oleh. Hiks... Kamu ngapain gini-ginian? Hiks- jangan main-main sayang."
Keyla berlari menuju ruang tamu, mengambil ponselnya lalu menghubungi James untuk meminta bantuan.
***
James berlari tergesah-gesah dengan mengendong tubuh Nadine, sementara Keyla mengikutinya dari belakang.
"Sus tolong,"
Para suster berbondong-bondong membantu James. Merebahkan tubuh tak berdaya Nadine diatas brangkar rumah sakit.
"Keluarga pasien harap tunggu sebentar,"
"Tapi-"
"Maaf, sudah peraturan rumah sakit." suster menutup pintu ruangan Nadine.
James menjambak rambutnya dengan air mata yang sudah keluar. Ia benar-benar syok saat Keyla mengabarinya dan memberitahu bahwa Nadine melukai dirinya.
"ARGH!!!"
"Nadine, hiks-maafin mamih udah ninggalin kamu nak!"
"Ini kenapa tante? Kenapa Nadine kaya gitu?!" James memekik dengan tubuh yang luruh jatuh kelantai.
Sementara disamping ruangan Nadine, Prilly masih terlelap nyaman dalam pejaman matanya.
Ali menempelkan telapak tangannya dikaca pintu. Ia ingin masuk tapi rasanya tak sanggup. Dokter bilang belum ada tanda-tanda Prilly akan pulih dari komanya, padahal mereka sudah melakukan pendonoran darah.
"Kenapa sih lo bisa kaya gitu? Bilang sama gue siapa yang ngelukain elo Prill?" gumamnya berderai air mata.
Ali menjauhkan tubuhnya dari pintu, berjalan menuju bangku lalu duduk disana dengan telapak tangan yang menutupi seluruh wajahnya.
"Permisi,"
Mendengar seseorang menyapanya membuat Ali seketika mendongkak dan pandangan mereka bertemu. "Bang?!"
"Ali! Lo ngapain disini?" James menatap adiknya dengan tatapan penasaran.
Ali menghela nafas kecil, lalu menunjuk pintu ruangan Prilly dengan bola matanya. James mengerutkan dahinya sembari berjalan menghampiri pintu.
![](https://img.wattpad.com/cover/209046001-288-k323625.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Magulo [END]
NezařaditelnéTamat--- Tanpa desk! Sequel SILY (SORRY, I LOVE YOU) Kelanjutan dilapak @muttstories