Tandai Typo Hei!
.
.
.22. Pindah?
"Gue minta maaf sama lo Pril." Daniel masih memeluk adiknya dengan penuh kerinduan. Dia telah kembali ke Daniel yang dulu.
"Kak... " Prilly justru merasa takut sekarang kalau sikap berubah drastis kakaknya. Bagaimana kalau ini hanyalah tipuan atau jebakan.
Daniel melepas pelukannya menjadi menatap Prilly yang wajahnya berubah pucat. Dia tersenyum lagi.
Daniel raih tangan kanan Prilly yang masih memegang buah Jeruknya.
"Suapin gue.""Hah?"
"Suapin gue Prilly."
"Iya kak—"
"Daniel, nama gue Daniel."
"Tapi kak—"
"Iya gue tahu lo pasti takut kalau gue bakal marah. Tapi sekarang kan gue yang nyuruh. Lo jangan takut, gue yang minta Pril."
Prilly mengangguk. "Iya kak... Daniel."
Daniel tersenyum.
Prilly benar-benar menyuapi buah jeruknya kedalam mulut Daniel yang menerima dengan senang hati.
Prilly ikut tersenyum ketika kakaknya tak berhenti menunjukkan sikap manisnya kepadanya. Dalam hatinya semoga ini tidak hanyalah mimpi atau sesaat. Dia ingin kakaknya selalu seperti ini terus. Karena hanya Daniel yang sekarang dia punya.
"Lagi kak."
Daniel lahap sekali makan buahnya mungkin karena dia sudah berhari-hari tidak nafsu makan. Dan kali ini dia ingin makan banyak.
"Lo bisa nggak nanti beliin gue martabak telor?"
Prilly terkekeh. "Mana ada martabak telor disini kak."
Daniel cemberut. "Gue pengen. Masa gaada sih. Terus kapan gue pulang dari sini?"
"Kemungkinan secepatnya kak, kata dokter juga kakak udah mendingan. Kakak pasti udah mulai ga kepikiran ya?"
"Gue coba buat nerima dan minta maaf sama orang-orang yang pernah gue sakitin."
"Kakak hebat! Baru sebentar udah sembuh."
"Huem, gue juga pengen pulang."
"Iya kak, pasti kakak pulang kok."
Daniel menatap Prilly yang tengah memasukkan kulit-kulit jeruknya ke dalam plastik. Sudah 4 jeruk Daniel habiskan tanpa sadar.
"Aku buang sampah dulu yah kak."
"Iya."
Daniel masih memperhatikan gadis mungil itu keluar pintu.
Daniel termenung sesaat ketika yang muncul Kathryn bukan adiknya.
"Selamat sore Daniel."
"Huem." Daniel menatap Kathryn yang membawa nampan berisi obat obatan.
"Gue nggak mau kalau disuruh minum obat lagi."
Kathryn terkekeh. "Ini bukan buat kamu kok, tadi aku barusan dari pasien sebelah. Gimana keadaan kamu Daniel?"
Daniel menaiki sebelah alisnya.
"Oh... Bukannya tadi siang lo udah lihat keadaan gue dan nanya keadaan gue. Kenapa nanya lagi?"Kathryn merasakan kedua pipinya memerah. Dia tidak mungkin bilang kalau sebenarnya dia sendiri merasakan ada yang aneh pada dirinya. Apa mungkin dia menyukai pasiennya? Hingga setiap saat yang ingin ia lakukan hanyalah melihat keadaan Daniel.
![](https://img.wattpad.com/cover/209046001-288-k323625.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Magulo [END]
RandomTamat--- Tanpa desk! Sequel SILY (SORRY, I LOVE YOU) Kelanjutan dilapak @muttstories