TANDAI TYPO HEY!
.
.
.Prilly terhempas begitu saja saat dengan sengajanya Zaqi mendorong pintu kamarnya. "Kakak ngapain ke kamar aku?!" pekik Prilly segera berdiri dan menjauhi Zaqi.
Zaqi tersenyum sinis, menatap Prilly dengan sorot mata meremehkan. "Lo ga pikun kan?"
"Sebenarnya Ali punya salah apa sama kakak?"
Zaqi berlari menangkap tubuh mungil Prilly untuk ia gendong. Prilly meronta tapi Zaqi tak perduli, laki-laki itu berjalan dengan Prilly dibahunya kearah gudang belakang rumah.
Mendudukan Prilly dikursi tua lalu mengikatnya dengan tali yang sudah ia persiapkan sebelumnya.
"Ga mau kak! Sakit hiks..."
Dengan teganya Zaqi mengikat Prilly, tanpa memperdulikan kulit adiknya itu akan luka.
"Kak!"
"BACOD LO ANJING!" bentak Zaqi tepat dihadapan Prilly. Prilly menangis, menggeleng tidak percaya menatap Zaqi.
"Kak Zaqi ga punya hati!"
"Baru tau lo?!"
Prilly menggigit bibir bawahnya, menahan sakit yang rasanya bukan main anjimnya.
"Ali salah apa kak?" lirih Prilly.
Zaqi tertawa lalu berdiri dari jongkoknya. "Lo ga tau apa-apa kan? Kenapa lo ikut campur jalang!" bentak Zaqi menggebu-gebu.
Plak!
Plak!
Zaqi menampar kedua pipi Prilly dengan keras, "anggap aja lo lagi gantiin Ali." ujarnya tertawa puas.
Lalu tanpa perasaan Zaqi menjambak kuat rambut tergerai Prilly, mengumpulkan menjadi gumpalan dan menarik hingga kepala gadis itu terbentur tembok dibelakangnya.
Tak sampai disitu, Zaqi dengan amarahnya menendang kursi yang Prilly duduki hingga gadis itu tersungkur tertimpa kursi. Menginjak kursinya hingga Prilly benar-benar tak berdaya dibawah lantai.
Merasa puas Zaqi menarik telinga Prilly lalu mendekatkan bibirnya. "Gue bakal mancing Ali dengan cara ngirim foto tersiksa lo. Dan lo jangan berani ikut campur lagi."
Mengeluarkan ponselnya lalu memotret wajah mengenaskan Prilly. Tersenyum sinis lalu mengirimnya ke nomor yang ia tuju.
"Ali, Ali... Awalnya gue ga pernah tertarik berurusan sama lo. Tapi setelah lo semena-mena sama gue, ck jangan harap bisa kabur. Nadine gue bakal ambil hati lo lagi setelah Ali mati ditangan gue!"
***
"Bangsat!" Ali nyaris ingin membanting ponselnya namun tertahan dan hanya meremas ponselnya itu kuat-kuat.
James yang baru memasuki kamar Ali, karena ingin mengambil barang yang tertinggal dikamar adiknya itu tak sengaja mendengar umpatan adiknya.
"Lo mau kemana malam-malam Li?" tanya James membuat Ali menoleh kearahnya. "Ada urusan rumah tangga dulu."
James mengerutkan keningnya bingung. Hah? Memangnya Ali sudah berumah tangga dengan siapa?. "Maksud lo?"
"Maksud gue urusan sama Prilly bang," Rasanya James ingin muntah, adiknya itu mengapa bisa tergila-gila sekali pada gadis itu.
"Kenapa dia?" James menatap Ali penuh tanya. "Gatau sibangsat."
"Bangsat? Zaqi? Jangan macem-macem Ali!" James menahan Ali namun adiknya itu langsung melawan. "Minggir bang gausah halangin gue anjing!"
"Ali kemari loo!!!" James memekik dan menggeram. Dia mengepalkan tangannya itu. Mengapa adiknya tak pernah mendengarkan perkataannya?.
Keras kepala, desis James.
***
Ali turun dari motornya ketika banyak motor yang berkeliaran didepan dan menghalangi jalannya.
"Ngapain sih lo semua pada ngalangin jalan gue?! Lo pikir gue takut hah sama kalian semua! Sini kalo berani, satu lawan lima? Hah, nggak masalah buat gue! Lo semua bakalan habis ditangan gue!"
"Dasar anak ingusan."
Mata Ali menyipit ketika masih ada satu orang yang belum ia lihat wajahnya. Ketika orang itu membuka helmnya, Ali bisa melihat wajah orangnya yang ternyata dia adalah Zaqi.
"Nah ini dia si bangsat!" pekik Ali menatap Zaqi tajam. "Sini maju anjing sendirian! Dasar pengecut lo cangcut!"
Zaqi mengeram, apa katanya? CANGCUT! Kurang ajar. "Habisin dia!" perintah Zaqi dengan tangan yang seolah-olah memberi intruksi.
Ali melawan keempat laki-laki dihadapannya dengan telaten. Tangan yang selalu menangkis, kaki yang dengan sigap menendang juga putaran yang sudah ia pelajari sebelumnya.
Ali meloncat, berputar dengan kaki yang ia julurkan mengenai 2 teman Zaqi. Mereka tumbang, tersisa 2 lagi yang langsung dibalas pukulan oleh Ali.
Ali tersenyum puas menatap keempatnya tersungkur, tanpa tahu bahwa dibelakangnya ada Zaqi yang tengah berjalan sembari membawa kayu.
Bagh!
Bugh!
"Uhukk uhukk..." Ali ikut tersungkur, diiringi suara batuk yang terasa begitu sakit jika mendengar.
"Rasain lo!" Zaqi mendekati Ali yang tak berdaya. Dia tersenyum sinis. "Gimana rasanya, belagu sih."
Ali mendongak menatap Zaqi dingin. Ali tak bisa banyak bicara lagi, tapi Ali ingin bicara. "Pengecut! Kalo berani baku hantam sama gue! Bukan nyerang pake barang dari belakang."
Zaqi tertawa, lihatlah padahal punggungnya terasa sakit tapi masih saja banyak bicara. "Ali, Ali... Lo itu anak songong ya berani berurusan sama gue. Denger baik-baik ya, bilangin sama kakak lo, jangan pernah deketin Nadine dan buat lo, ini akibatnya kalo lo berurusan sama Zaqi."
"Brengsek!"
"Satu lagi, Prilly aman. Lo balik sana!"
"SIAL!!! KASIH TAU GUE PRILLY DIMANA?!"
"KAGA MAU!" Zaqi pergi bersama teman-temannya dengan senyum sinis penuh kemenangan.
***
Ali pulang-pulang dalam keadaan kesakitan dan James yang melihat keadaan Ali seperti itu langsung saja membantunya masuk kedalam.
"Kenapa sih lo?"
"Gue? Kenapa? Lupa." James menatap Ali tajam, kenapa adiknya ini?.
"Serius Li!"
"Muah, gapapa abangku tercinta." dengan tampang polosnya Ali mencium pipi James lalu lari terbirit-birit kedalam kamarnya dengan tawa yang menggelegar berisik.
"NAJIS WOI!"
"TIDOR UDAH MALEM GUYS!" pekik sang mamah yang tengah berdiri dilantai atas.
"Iya mah!" sahut James berjalan kearah kamarnya.
Menghempaskan tubuhnya ke atas kasur lalu menatap atap rumahnya resah. "Besok, siap-siap aja dibully." gumamnya dan mulai memejamkan mata untuk tertidur.
-----
Hayo kalen belom tahu tempe kan kenape James dibully waktu itu? :v next part gw kasih bagian yang sama tapi versi berbeda. Ngarti? Kaga? Bodoamatlah intinye begono. :)-ColabsStory-
muttstoriesMinta 50vote aje susah banget:/ tau gw mah yang baca lebih pro:v tapi ye hargai kale karya orang😏...
KAMU SEDANG MEMBACA
Magulo [END]
RandomTamat--- Tanpa desk! Sequel SILY (SORRY, I LOVE YOU) Kelanjutan dilapak @muttstories