M. Dua Puluh

550 95 6
                                    

Tandai Typo Hei!
.
.
.

20. Daniel Back


Ali berjalan gontai menuju kelasnya. Jika biasanya ia akan bersemangat pergi kesekolah karena Prilly maka hari ini tidak.

Rasanya ada yang hilang ketika semalaman Prilly tidak membalas 1-pun pesannya. Bahkan tadi pagi ketika dilihat foto profil dan bio pribadi Prilly hilang, ceklis 1 saja sudah membuktikan bahwa Prilly memang memblokirnya.

"Positif aja Li, siapa tau dia ga kebeli kuota." gumamnya sedari tadi. "Tapi kan rumahnya pakai wifi."

Saat sampai dipintu, seseorang yang tengah duduk dengan membaca buku novelnya itu membuat Ali mengembangkan senyumnya. Bukankah lebih enak jika bertatap muka langsung?

"Hallo calon makmum." Ali menghampiri Prilly lalu mengacak-ngacak rambut gadis dihadapannya. "Cantik banget emang lo hari ini."

Prilly mendelik dengan tangan yang terus berusaha menepis tangan Ali dari rambutnya. "Gue potong ya tangan lo!"

Ali meringis kecil, menarik tangannya dan mulai duduk dihadapan Prilly. "Lo udah baikan?"

"Basi." gumamnya tanpa menjawab Ali. Ali menghela nafas lelah, tapi ia tidak bisa merelakan perjuangannya begitu saja.

"Basi? Emm? Beneran, Ali Suka Illy." Ali berucap ngawur.

"Illy siapa? Cewe baru lo?" Prilly menyahut malas. "Cepet juga lo move on."

"Move on?"

"Oh sorry, kita kan emang ga pernah pacaran." Prilly membalikan tubuhnya, mencoba membelakangi Ali. Lama-lama bosen juga meladeni Ali, atau ia cemburu dan kesal Ali sudah melupakannya dengan si Illy-Illy itu? Ya enggalah!

"Iya gue sayang banget sama si Illy."

"Lo manas-manasin gue?!" Prilly menatap Ali tajam.

"Oh lo panas? Sini gue tiupin."

"Paan sih?!" Prilly kembali membelakangi Ali, tapi Ali malah memeluknya dari belakang. "Illy itu elo. Gimana? Lo suka gue panggil Illy?"

Prilly diam. "Gue sayang banget sama lo." ujar Ali seperti berbisik.

"Ga ada sayang-sayangan! Inget kejadian kemarin." Prilly menghentakan tangan Ali dari pinggangnya, berlalu keluar kelas yang baru ia sadari orang-orang mulai ramai dan menatap keduanya.

"Argh!" Ali berlari, mencoba mengejar Prilly.

"Eh ada adik pembunuh?"

Langkah Ali terhenti, berbalik menatap siswa dibelakangnya. "Maksud lo apa?!"

"Yaelah, murid-murid udah tau kali. Kakak lo si James kakak kelas itu pembunuh!"

"BACOD LO ANJING!" Ali memukul rahang siswa dihadapannya. "ABANG GUE GA SALAH SETAN! DIEM LO KALO GA TAU APA-APA!"

Ali kembali berlari mengejar Prilly kearah yang tadi.

"Eh emang bener kakaknya Ali pembunuh?"

"Iya, langsung dapet karma loh katanya ketambrak mobil."

"Ckck, kasian amat."

"Murid paling pinter ternyata psikopat ya. Gila!"

"Sekali lagi lo ngomongin abang gue? Liat lo!" Ali menunjuk siswi yang sedang duduk berkerumun. Ia tahu, ia laki-laki makanya tidak mungkin ia menyakiti anak gadis.

"Prill?"

"Apasih?!" Prilly menyentak tangan Ali. "Lo ga malu udah dihina 1 sekolah kaya gitu?"

Magulo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang