Tandai Typo Hei!
.
.
.Nad berbunga-bunga?
Keesokan paginya, Prilly ngotot untuk berangkat sekolah padahal papahnya sudah melarang keras.
Prilly merasa bosan jika diam terus dirumah. Disana, belum sampai dipintu kelas. Prilly bertemu dengan Ali dan James. Namun Prilly tetap berjalan, mencoba pura-pura tak melihat keberadaan Ali.
Hingga sebuah tarikan diranselnya membuat Prilly mundur beberapa langkah kebelakang. Prilly mendengus dalam hati. Ia ingin menjauhi Ali, tapi rasanya sangat susah terlebih lagi mereka yang 1 kelas.
"Mau kemana heh mau kemana?"
"Ish lepas Ali!"
"Tunggu dong tunggu... Eh-eh lo kenapa beb? Tangan lo ini juga kenapa merah-merah? Bilang sama gue siapa yang lakuin ini sama lo?"
"Bacot woi, Li." Potong Prilly cepat membuat Ali mengerucutkan bibirnya dalam sekejap.
"Bang James, dia berisik banget tolong dilakban aja mulutnya." ujar Prilly membuat Ali menoleh kearah James untuk melihat ekspresinya.
Tidak ada respon dari James. "Tega amat sih lo. Bang Jaye mana tega lakuin itu sama gue haha, ya kan bang?" goda Ali dengan alis yang ia buat naik turun.
James memberi respon, walaupun hanya senyuman tipis.
"Abang masuk kelas duluan, belajar yang bener Li, jangan pacaran terus." pesan James berlalu begitu saja."Kaya lo ga aja! kemarin habis pulang bareng kan sama Nad? Sampe gue ditinggalin disekolah sendiri." celetuk Ali namun James tak perduli tetap berjalan menjauh meninggalkan mereka berdua.
Prilly tak terima jika James mengira dirinya dan Ali beracaran. Kenapa sih semua orang bilang kalau mereka pacaran? Emang keliatan kaya orang pacaran ya? padahal cuman temanan saja.
"Gausah deket-deket terus sama gue lo! Bang James aja sampe ngira kita pacaran tahu, padahal kenyataannya engga kan?"
"Cie, jadi lo mau status yang jelas nih?" goda Ali.
Prilly mendengus. "Auaahh gelap!"
"Eh, cerita dulu sama gue. Lo kenapa kemarin ga masuk? Terus Si daki ga apa-apain lo kan?"
"Ali, gausah ngomong terus! Nanya mulu deh, lo lihat kan sekarang gue baik-baik aja."
"Gue serius yaallah, laki lo lagi khawatir ini," Ali melebarkan matanya memelototi gadis mungil si keras kepala.
"Terus Prill, lusa kemarin si Zaqi ngancem gue."
Prilly yang saat itu akan melangkah menjadi urung dan menoleh untuk menatap Ali lagi. "Ngancem gimana?"
"Lo pasti ga bakal percaya ckck..."
"Drama lo!"
"Hilih dasar istri durjana. Jadi gini sayang... Daqi ngirim foto lo yang lagi kenapa-kenapa, ya gue sebagai suami sirih lo ga terima dong ya? Makanya gue samperin tuh si Daqi eh gue malah digebukin sama temen-temennya dia. Terus pake ngancem segala biar abang gue ga deket-deket sama si Nad. Dia pikir dia siapa?! Kecebong baru netas aja bangga."
Prilly terdiam saat mendengar penjelasan dari Ali. Jadi itu yang membuat Zaqi marah pada Ali? Apa karena Ali adalah adik James makanya Zaqi benci Ali?.
"Beb, kok ngelamun? Udah lo gausah pikirin gue. Gue tau lo takut banget gue kenapa-napa, tapi serius gue gapapa. Kalo---"
"Diam deh Li!" Prilly pergi begitu saja, entah mengapa tuhan menciptakan mahluk tampan yang cerewet seperti Ali. Coba lebih kalem sedikit, mungkin Prilly akan terpesona. Hilih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Magulo [END]
De TodoTamat--- Tanpa desk! Sequel SILY (SORRY, I LOVE YOU) Kelanjutan dilapak @muttstories