M. Dua Puluh Tiga

541 82 8
                                    

Tandai Typo Hei!
.
.
.

23. Maaf.

Prilly melihat Daniel tengah duduk di halaman kolam renang. Ya, Daniel memang sudah dipulangkan dari rumah sakit beberapa hari yang lalu.

"Kak Daniel aku cariin, tahunya disini." Prilly ikut duduk di samping Daniel. Dia masukkan juga kedua kakinya ke dalam kolam renang.

Daniel merangkul adiknya itu dari samping. "Lihat deh dek, bintang diatas langit. Cantik yah?"

Prilly ikut melihat keatas dan tersenyum. "Iya cantik kak."

"Itu bintang gue namain papah. Terus yang sebelah situ, mamah sama bunda."

"Bunda?"

"Iya. Bunda lo kan bunda gue juga."

Prilly menatap Daniel dengan mata berkaca-kaca. "Kok kak Daniel... "

Daniel menangkup wajah Prilly yang sudah meneteskan air matanya. "Jangan nangis, maaf yah, selama ini gue jahat sama lo. Gue udah hina-hina nyokap lo."

Prilly sudah menangis kencang dan memeluk Daniel dari samping. "Aku nggak apa-apa kak hiks hiks... Cuma sedikit terharu kakak berubah."

Daniel mengusap punggung Prilly.
"Maafin gue Pril."

"Prilly udah maafin kakak kok. Prilly juga minta maaf kalau selama ini punya salah sama kak Daniel yah?"

Daniel tersenyum tipis sembari menyeka air matanya Prilly. "Iya gue maafin. Tapi lo jangan manja jadi anak, harus mandiri, jangan nyusahin terus kerjaannya."

Prilly mengusap wajahnya yang basah dan mengangguk. "Iya Kak."

"Kakak juga jangan pikirin yang buat kakak stress lagi yah, Prilly nggak mau kakak terlalu pikirin masalah waktu itu yang buat kakak sakit lagi."

Daniel terdiam, dia tak percaya kalau Prilly sebegitu perdulinya kepadanya. Padahal dia masih ingat apa yang sudah dia lakukan pada gadis ini.

Daniel mengacak pelan rambut Prilly. "Gue tuh sebenarnya sayang sama lo."

Prilly tersenyum. "Prilly juga sayang sama kak Daniel."

"Kak?" Ucap Prilly lagi.

"Apa?"

"Aku boleh tanya?"

"Apa?"

Prilly menunduk, menatap bayangannya di air. "Kenapa kak Daniel mau merubah nama lagi jadi Kak Daniel? Bukan Kak Zaqi lagi? Bukannya kakak marah banget kalau dengar nama depan kakak di sebut?" Tanya Prilly ingin tahu.

Daniel ikut menunduk dan memainkan kedua kakinya didalam air. "Bukannya nama gue emang Daniel? Daniel Azaqi, papah yang beri nama itu. Gue cuman nggak mau keinget masa-masa dimana gue pernah jadi Zaqi. Selalu nyiksa lo, selalu buat masalah, selalu buat papah marah, dan... "

Prilly menatap Daniel yang menggantungkan kalimatnya. "Dan apa kak?"

Daniel menengok dan membalas menatap Prilly yang nampak menunggu perkataannya. "Dan Zaqi yang brengsek."

Prilly terdiam.

"Zaqi yang bajingan. Zaqi yang pernah merenggut kebahagiaan orang lain. Zaqi yang telah merusak gadis sebaik dia."

Prilly kembali menatap Daniel. "Siapa kak?"

"Nadine."

Degh.

Keduanya terdiam.

Hingga Daniel kembali membuka suaranya. "Gue pernah perkosa Nadine karena obsesi gue sama dia."

Magulo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang