M. Dua Puluh Empat

1.4K 104 36
                                    

Tandai Typo Hei!
.
.
.

24. Ending

"Ali mau pindah kemana om?"

Daniel heran kemana Ali pindah. Seharusnya dia dengarkan penjelasannya dahulu. Karena semua ini terjadi bukan salah James tetapi dialah penyebabnya.

"Iya om, Ali mau pindah kemana? Kenapa dia harus pindah sekolah?" Tanya Daniel tak tega melihat kesedihan adiknya.

"Maaf, om belum bisa ngasih tau kalian, karena Ali sendiri yang minta."

Prilly mulai menangis dalam pelukan Daniel. Kenapa harus pindah sekolah? pikirnya sangat sedih. Bagaimana tidak sedih? Dengan pindahnya Ali artinya mereka tidak akan pernah bertemu lagi.

"Tapi kenapa om? Prilly mau lihat Ali om hiks hiks."

***

Daniel menuntun Prilly ke pemakaman Nadine berada.

"Licin kak, becek."

"Makanya pelan-pelan jalannya."

Prilly tersenyum ketika Daniel begitu menjaganya agar tidak jatuh.

"Sampai juga. Ini kuburannya, iya bener nih." Daniel berjongkok diikuti Prilly juga.

Daniel menatap nisan bertulisan, Nadine Ozara.

"Hai nadz." Daniel tersenyum sambil mengusap nisan itu.

Prilly yang berada di samping Daniel ikut tersenyum dan kepalanya bersandar di bahu kiri Daniel.

"Kak. Kita doa dulu yah buat Nadine." Ujar Prilly sudah duduk tegak lagi.

"Iya."

Setelah beberapa menit mereka mengirimkan doa untuk Nadine. Barulah Daniel kembali menyiram kuburan Nadine dengan air mawar lagi.

"Maafin gue yah nadz. Gara-gara gue lo jadi kaya gini."

"Kak, jangan salahin diri kakak terus." Tegur Prilly pelan.

Daniel mengangguk kecil. "Nad, lo benar. Lo beruntung pernah punya sahabat kaya Prilly. Dia begitu baik, bahkan udah maafin gue setelah apa yang gue lakuin ke dia termasuk lo Nad. Apa iya, lo juga bakal maafin gue nad?"

Prilly tersenyum. "Nadine pasti maafin kakak kok."

"Kalian itu memang cinta sejati yah, sampai sampai mati aja barengan. James pasti udah sama lo yah Nad? Pasti kalian udah bersama dan bahagia di sana."

Prilly hanya tersenyum dan mendengarkan semua yang dikatakan kakaknya itu.

"Lo bener Nad. Kalau cinta itu nggak bisa dipaksain. Maaf nad, gue udah maksa lo buat cinta sama gue. Dan akhirnya kalian berdua nggak bisa bersama di dunia. Tapi Tuhan telah mempersatukan kalian di keabadian. Semoga kalian berdua bahagia disana, dan suatu saat nanti gue pasti nyusul kalian."

"Kak."

"Ayo, kita pulang Pril."

"Udah ngomongnya?"

Daniel mengangguk.

"Yaudah, kita pulang kak."

***

Prilly kerumah keluarga Ali sendirian. Dia ingin melihat Ali dari jauh tetapi sepertinya dia harus melihat dari dekat.

"Permisi!"

"Iya? Lho Prilly?"

"Tante, boleh Prilly masuk?"

Resi menatap Prilly ragu, apakah iya dia harus mempersilahkan gadis ini masuk ke rumahnya? sedangkan Ali sudah memintanya untuk tidak mempertemukan mereka kembali.

Magulo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang