Tandai Typo Hei!
.
.
.Ada Apa Dengan James?
Brak!
Pintu kelas James terbuka lebar, menampilkan Ali yang tengah mengatur nafasnya sehabis berlari. Merasa sudah membaik, laki-laki itu masuk tanpa sepatah kata pun.
"Anjing, abang gue kemana?"
Zaqi memutar bola matanya malas, dengan tubuh lunglai laki-laki itu berjalan mendekat kearah adik kelas songongnya.
"Abang lo lagi diuks, barusan dianterin sama Nadine-Nadine itu." salah satu siswa menyahut membuat Ali yang tadinya tengah menatap Zaqi menjadi menoleh.
Ali mendekat kearah siswa tersebut, "kenapa abang gue keuks?"
Siswa itu tahu tapi ia menggeleng, seolah-olah ia tidak mengetahui apapun karena Zaqi memberikannya sebuah tatapan membunuh.
"Abang ga guna lo itu abis gue tonjokin dipojok kelas." ujar Zaqi begitu enteng.
Ali menoleh lagi pada Zaqi, melayangkan tatapan marah lalu berjalan mendekat. "Bajingan emang lo, kalau berani sini sama gue!"
"HEH ASAL LO TAU YA KAKAK-KAKAK KELAS PENGECUT GUE! ZAQI INI TUKANG WADUK! ABANG GUE GA PERNAH MINTA ULANGAN, TAPI NGELAPORIN KELAKUAN SI ZAQI KEKEPALA OSIS."
"OIYA HATI-HATI BUAT LO!" Ali menunjuk salah satu siswi dengan jari telunjuknya, "lo!" lanjutnya menunjuk siswi lain. "Semua yang punya lobang deh-
-si bejat ini, tukang bobolin gawang, so hati-hati aja."
"BANGSAT LO!" Zaqi mengepalkan tangannya, siap memberikan pukulan pada Ali. Tapi laki-laki yang lebih terlatih itu tak tinggal diam, Ali mengelak dengan lengan kanannya, menerjang dengan kepalan tangan kirinya.
Bugh!.
Hidung Zaqi terpukul. Ali terkekeh kecil, mengapa laki-laki semacam Zaqi masih berani berulah? Padahal ia sering sekali kalah... Apa Zaqi tidak punya malu?.
Aksi pertengkaran itu ditonton oleh seisi kelas, bahkan kelas sebelah ikut berbondong-bondong dan saling berdesakan agar bisa melihatnya dari luar.
Teman Zaqi hanya diam, bagaimanapun mereka tidak pernah berani pada Alianle, laki-laki yang dikabarkan sering menjadi juara unggul ilmu bela diri dari semasa kecil.
Dilain tempat James kembali membuka kelopak matanya, kala mendengar suara decitan pintu uks. Nadine masuk, menampilkan senyumnya pada laki-laki yang tengah merehatkan tubuhnya. Sebenernya ia tak apa-apa hanya saja sedang ingin istirahat.
"Darimana?" entah kenapa tiba-tiba pertanyaan itu lolos dari bibir tipis milik James.
Nadine awalnya terkejut, karena nada James seperti seseorang yang marah ketika ditinggalkan. "Keluar bentar, kakak gapapa?" tanyanya dengan mimik yang berubah khawatir.
"Gue gapapa. Emmm Nad,"
"Iya kak?"
"Lo suka sama gue?"
Nadine menggigit bibir bawahnya menahan malu, bahkan entah sejak kapan pipi gadis itu sudah berubah menjadi merah padam. "Dari dulu aku selalu suka kakak." ujarnya begitu lancar.
"Kalo gue suruh lo pergi?"
Nadine merubah wajahnya, "kakak ngusir aku?"
"Gue cuma ga mau lo kena masalah sama Zaqi karena bela gue terus." James menunduk, mungkin iya memang harus mengatakan... Bukan diam dan tiba-tiba menjauhi Nadine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magulo [END]
SonstigesTamat--- Tanpa desk! Sequel SILY (SORRY, I LOVE YOU) Kelanjutan dilapak @muttstories