M. Satu

1.3K 161 39
                                    

Tandai Typo Hey!
.
.
.

Tandai Typo Hey!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bruk!

"Maksud lo apa, anjim!"

Ali mendobrak pintu kelas, menatap teman-teman sekelas kakaknya dengan tajam. Ntah mengapa setelah makan siang dikantin bersama Prilly, hasrat ingin memukuli Zaqi bangkit.

Jadilah setelah mengantarkan Prilly kekelasnya, Ali berlari tergesah-gesah kearah kelas kakaknya.

Semua mata langsung tertuju padanya, termasuk laki-laki tinggi dipojok sana. Ia merasa kenal suara itu, makanya ia ikut menoleh.

"Wah ade kelas tidak tahu sopan santun." mendengar nada sinis dan ucapan tersebut jelas membuat Ali memusatkan fokusnya pada sipembicara.

Berjalan mendekat lalu menatap 3 siswa yang tadi sudah berani menendang kakaknya.

Bugh! "Itu buat lo! Yang tadi nendang abang gue."

Bugh! "Lo juga."

Bugh! "Ini buat lo yang tadi nyorakin abang gue."

Ali menghampiri satu-satu dari mereka, memberikan masing-masing pukulan dengan begitu beraninya. Mereka hanya diam karena mereka memang takut pada Ali, tapi laganya sok jagoan. Mentang-mentang kakaknya hanya diam, terus mereka bisa menginjak-nginjaknya gitu?.

"Ali!" James yang baru masuk memekik, menatap Adiknya terkejut. Ia dari uks tadi makanya tidak ada dikelas.

Berlari menghampiri Ali, lalu menahan tubuh adiknya itu kuat. "Udah Li!"

Brak!

James terhempas kearah meja. Menatap Ali yang bak orang kesetanan.

"Lo jangan belain mereka terus! Lo berani maki gue tapi lo ga berani maki-maki anak-anak sampah kaya mereka ini." sahut Ali menatap abangnya tajam. Ia benci abangnya yang terus melarang.

Iya, Ali tahu abangnya tidak suka kekerasan. Tapi Ali juga tidak suka jika abangnya terus menerus dibully seperti tadi dilapang upacara.

"Berani lo bilang gue sampah?!" Zaqi memukul punggung Ali keras, membuat Ali spontan terdorong kuat mengenai James.

Mengepalkan tangannya lalu menatap bola mata James tajam. "Bang, gue bukan mau sok jago apalagi jadi jagoan. Tapi gue ga suka lo disakiti siapapun. Apalagi si brengsek Zaqi dan teman-temannya." ujar Ali lalu menepuk pundak James untuk coba meyakinkan.

James tak mau menatap Ali, laki-laki itu memilih menyingkirkan tubuh adiknya secara kasar. James mungkin akan marah pada Ali, tapi Ali tak perduli karena memalukan jika ia mundur begitu saja. Ia yang sudah memulai maka ia juga yang harus mengakhiri.

Ali membalikan tubuhnya, menatap penuh benci pada laki-laki dihadapannya. "Gue ga yakin nih kalau lo tukang bully, diliat dari lo nyerang lewat belakang aja udah keliatan kalau lo pengecut!"

"Lo yang pengecut, Anjing!"

Zaqi berlari kecil, bersiap memberikan pukulan pada perut Ali. Namun sebelum itu terjadi Ali menepis kepalan tangan Zaqi, lalu memberikan beberapa pukulan pada wajah dan perut Zaqi, terakhir Ali meloncat sembari berputar memberikan tendangan kuat pada perut Zaqi hingga laki-laki itu terduduk jatuh.

Ali berjongkok menatap bola mata Zaqi penuh benci. "Cuh!" dengan tanpa dosanya Ali meludah, membuat cairan menjijikan itu menempel jiji dihidung Zaqi. "Kakak kelas sampah. Tukang bully tapi nyalinya kecil. Omongan besar kelakuan kek dajjal tapi sama adik kelas lo kalah?"

Ali berdiri, brak!! Menggebrak meja disebelah kanannya dengan keras. "Sekali lagi kalian bully abang gue? Bukan cuma pukulan yang kalian dapet!"

"ADA APA INI?!" suara pekikan dari arah pintu membuat semua menoleh terkecuali Ali yang malah menghela nafas.

"Ali kamu sedang apa dikelas 12?"

Ali kini ikut menoleh, kenapa Bu Sianida pintar sekali? Hingga tubuh Ali yang sedang membelakangi saja ia tahu.

Ali menampilkan senyum cerianya. "Eh ibu Anida. Tadi Ali diajak Kak Zaqi buat main suit gaplok bu."

"Hah? Permainan apa itu?"

"Ibu mau tau caranya?"

Dengan tampang polosnya bu Anida mengangguk, Ali tersenyum misterius lalu mendekat kearah gurunya dengan gembira.

"Suit dulu bu," bu Anida mengepalkan tangannya bersiap memberikan kertas, gunting, batu pada Ali yang juga sama sedang bersiap sembari mengepalkan tangannya.

"Wan tu tri!"

Bu Anida memberikan kertas sementara Ali gunting. Hal itu jelas ditanggapi senyum oleh Ali.

Plak!

Tanpa dosanya Ali menampar pipi bu Anida secara pelan. Bu Anida terkejut lalu menatap tajam Ali yang sedang terkekeh tanpa dosa.

"ALIIII!"

"MAAF BU! KAN IBU YANG PENGEN TAHUUU." Ali berlari menghindari wali kelas James yang tengah menahan amarahnya.

"IBU PANGGIL KERUANG BK YA KAMU! ALI..."

"James kamu punya adik gitu banget hadeh. Eh ayo duduk yang rapi. Itu Zaqi kenapa malah duduk dilantai! Ayo duduk dibangku masing-masing." kepalang malu karena tertampar murid akhirnya bu Anida pura-pura memperhatikan kelas.

Menghela nafas lalu mulai melangkah kearah meja guru untuk duduk. Tapi sebelum itu, bu Anida melihat Ali kembali berbalik dan menyembulkan kepalanya dipintu kelas.

"Kak Zaqi ntar kita main lagi ya!!! Ali belum puas nihhh... Bay kak!"

"Oiya, ibu kalau mau gabung juga boleh."

"ALIII!" Ali berlari pergi dengan tawa puas karena telah berhasil membuat kesal guru James itu.

-----
Yang suka vote dulu baru dinext:)
Thnk yg dah vote.

Magulo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang