M. Sepuluh

593 98 17
                                    

Tandai Type Hei!
.
.
.

Kecemburuan Zaqi

Beberapa minggu ini Zaqi melihat hubungan Nadine dan James semakin dekat. Tak jarang Zaqi melihat James menghampiri Nadine kekelasnya untuk diajak kekantin bersama.

Setelah bell berbunyi, Zaqi sengaja mengikuti James. Lagi dan lagi James menghampiri kelas Nadine. Baru mau beranjak dari tempat persembunyiannya sebuah tangan menarik agar tubuhnya berbalik.

Gadis mungil yang benar-benar Zaqi benci ada dihadapannya. Memasang wajah kesal seolah-olah agar Zaqi merasa bersalah dan meminta maaf.

"Apaan narik-narik tangan gue? Sok kenal banget lo!" ketus Zaqi menyentak tangan Prilly dengan kasar.

Prilly menggeleng kecil, "kak, jangan ganggu mereka aku mohon."

"Kak?! Jangan panggil gue kak disekolah bangsat. Dan apa kata lo? Ganggu mereka? Apa urusannya sama lo hah?!"

"Nadine sahabat aku!"

Zaqi terkekeh kecil, menyimpan tangannya diatas kepala Prilly. "Tapi gue ga ada urusannya sama lo."

"Kak!"

"BANGSAT! JANGAN PANGGIL GUE KAK!"

BUGH!

Pukulan keras melayang dengan ringan kearah pipi Prilly, hingga gadis mungil itu jatuh dan tersungkur dengan begitu pilu.

"ANJING!"

Ali memekik dengan umpatannya diujung koridor. Tadi laki-laki itu memang mengikuti Prilly, tapi ditengah koridor jejak gadis mungil itu hilang karena ada teman lama yang menyapa Ali.

Ali mendekat, menarik kerah seragam Zaqi dengan mata yang sudah hampir keluar dari tempatnya. "Kalo berani jangan sama cewelah!"

Zaqi menghempaskan tangan Ali, berdecak kesal. "Dia yang ngurusin urusan gue. Dia pantes dapet itu."

"Ye anying sewot lu teri asin!" Ali hampir melayangkan kepalan tanganya sebelum sebuah tangan mungil nan putih mulus menariknya.

"Li, udah malu!"

"Denger sini, gue aja sebagai laki lo ga pernah kdrt gitu."

"Kakak mendingan pergi," tanpa memperdulikan ucapan Ali, Prilly menatap Zaqi dan menitahnya untuk pergi dari sini.

"Dari tadi kek!" decak Zaqi melengos pergi.

Prilly menatap Ali, yang sedaritadi menatap kepergian Zaqi dengan tatapan marahnya. "Lo harus bilang sama abang lo. Jangan deketin Nad,"

"Emangnya kenapa?"

"Karena semakin James deket sama Nadine, semakin jadi pula Zaqi."

"Gue ga perduli."

"INI BUAT KEBAIKAN ABANG LO DAN NAD!"

Ali menatap Prilly dengan gelengan kepalanya. "Abang gue bisa jaga Nadine. Jangan mentang-mentang abang gue ga suka berantem lo ngeremehin abang gue."

"Bukan gitu maksudnya Li!"

"Lo ga tau kan? Segimana berjuangnya abang gue buat suka dan nerima Nadine?" Ali bertanya pada Prilly dengan nada mulai meningginya. "Lo gatau segimana besar perjuangan abang gue buat nyari tau hatinya?"

"INI BUAT KEBAIKAN NAD SAMA ABANG LO!"

"Lo kurang cinta! Makanya lo gatau sebesar apa perjuangan cinta." Ali hampir melenggang pergi sebelum suara Prilly membuatnya kembali berhenti.

Magulo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang