Part 06

521 33 0
                                    

Gama menghela nafasnya mendengar kata-kata ciya, sedangkan ciya yang tau adiknya sedang gelisah menepuk pundaknya.

"Gak usah terlalu di fikirin makin jelek mukak lu tuh" gama memandang ciya dengan tatapan yang tajam

"Bukannya nenangin malah ngejek dasar kakak minim akhlak"
"Hahahah gue lebih suka lo marah gini, udah sana pergi gue mau mandi" ciya mendorong tubuh gama agar menjauh darinya

"Iyaa iya gak usah dorong-dorong" gama berjalan ke arah pintu tanpa menutup pintu kamar ciya

"Gama lu kalo keluar tutup pintu iih susah banget di bilangin!!" Teriak ciya dari dalam kamar sedangkan gama balik badan dan menjulurkan lidahnya, ciya merasa di ejek langsung melempar gama dengan bantal namun gama langsung masuk ke kamarnya.

Gama menghentikan tawanya dan kembali merebahkan badannya di kasur king zise miliknya, mengambil hp di tangannya dan melihat sosial media milik ellin hingga gama melihat satu foto ellin dengan seorang laki-laki tertawa lepas.

"Siapa nih cowok?" Ucap gama melihatnya dengan seksama

"Eeh kintil" gama yang kaget tanpa sengaja menjatuhkan hp nya ke lantai dan menatap tajam ke arah laki-laki yang sedang berdiri di belakangnya

"Eeh tai bisa gak kalo ke kamar gue itu ketuk pintu dulu"
"Eeh nyet ini juga gegara lu yang gak ngembaliin motor gue" ucap adit yang langsung merebahkan badannya di kasur milik gama. Gama melempar kunci motor itu tepat di wajah adit

"Udah sana lu pulang ganggu tau gak"
"Bentar aah gue capek jalan kaki kesini" ucap adit yang malah semakin menutup matanya

"Jalan kaki mata lu, mana sanggup lu jalan kaki dari kos lu ke rumah gue"
"Dih gak percayaan kaki gue aja hampir patah jalan kaki" ucap adit dengan mata terpejam sedangkan gama menarik kaki adit

"Bangun atau gue patahin beneran kaki lu nih" ucap gama dan adit langsung bangun dari kasur gama

"Kejam amat pak"
"Biarin" ucap gama singkat
"Yee awas lu ntar kena karma"
"Gue gak percaya gituan"
"Sombong amat, gue sumpahin lu cinta mati sama ellin bucin sebucinnya" ucap adit yang hanya di lirik oleh gama

"Hubungannya lu sama ellin apan?"
"Itu sumpah gue siapa suruh lu menzolimi gue mulu, lagian kayaknya seru kalo lo bucin ma dia"
"In your dream, udah sana keluar aah ganggu lo" ucap gama kembali mendorong tubuh adit untuk keluar dari kamarnya

"Iya gue keluar tapi gue mau bilang satu hal ke lo, jangan terlalu benci yang gue tau benci sama cinta itu bed tipis"
"Aah bacod" ucap gama mendorong tubuh adit keluar kamar dan langsung menutup kamarnya.

"Gam denger ya yakin lu bakal cinta mati sama ellin" teriak adit dari luar kamar

"Ooh ya lupa kamarnya kedap suara ah anjing gue rugi dong teriak-teriak kayak orang gila tadi, aah dahlah pulang aja" ucap adit lalu menjauh dari kamar gama.

Keesokan paginya seperti biasa keluarga gama berkumpul untuk sarapan.

"Gimana gam?" Tanya aksa ke arah gama, gama yang sedang makan langsung menghentikan makannya

"Gimana apanya?"
"Perjodohan kamu, dady denger kamu udah nerima perjodohan ini?" Gama yang kaget keselek makanan mendengar pertanyaan dari aksa

"Jadi gimana?"
"Iya dad, gama terima"
"Kalo ini udah keputusan kamu, dady harap kamu gak bakl merubahnya lagi, ingat laki-laki itu yang di pegang janjinya" gama hanya mengangguk sambil menghabiskan makanannya.

"Sepulang sekolah kamu jemput ellin di rumahnya, besok om broto mau ke luar kota dan beliau menitipkan ellin sama kita" ucap aksa kembali di angguki oleh gama.

Setelah menyelesaikan makannya gama mengambil tas dan helmnya di sofa bersiap untuk ke sekolah.

"Pamit dad mom" aksa yang melihat anaknya menenteng helm dengan cepat menghentikannya

"Kamu ke sekolah pakek motor?".
"Iya dad"
"Bawa mobil aja"
"Biasanya juga pakek motor"
"Bawa mobil kan kamu nanti jemput ellin kasian ellin nya nanti sakit punggung duduk di jok motor kamu" gama menatap sang ibu yang hanya diam dan tersenyum ke arah mereka

"Udah si nurut aja, lagian lu punya mobik tapi gak pernah lu bawa" ucap ciya yang sedang mengantri untuk pamit di belakang adiknya.

"Iya aku bawa mobil" ucap gama memberikan helmnya ke arah quen mencium tangan quen dan aksa lalu keluar rumah.

Di sisi lain ellin yang baru saja turun dari mobil nya hampir di srempet sebuah mobil sport mewah berwarna merah yang melintas di sampingnya

"Eeeh mentang-mentang bawa mobil mewah lo seenaknya pakek jalan, emang lo pikir ini jalan punya nenek moyang lo hah?!" Teriak ellin ke arah mobil merah mewah yang sedang parkir.

Dan pemilik mobil itu keluar dari mobilnya dengan tas di bahu sebelah kanan dan kacamata bertengger di matanya, ellin yang tau siapa pemilik mobil itu langsung menghampirinya namun kakinya tersanjung membuat ellin hampir terjatuh untungnya laki-laki itu langsung sigap menolong ellin.

Beberapa saat mata mereka saling menatap hingga ellin sadar dan langsung bangun dari pelukan laki-laki itu.

"Eeh hama gak usah nyari kesempatan deh lo meluk-meluk gue! Sengaja lu ya?" Teriak ellin ke arah gama dengan wajah yang masih merah karena malu

"Geer" ucap gama singkat, baru saja ingin melangkahkan kakinya untuk pergi dari hadapan ellin, namun ellin menahan tangannya

"Gue belum selesai ya sama lo! Hari ini lo udah bikin gue hampir celaka dua kali dan lo malah kabur laki-laki apaan lo hah!!" Teriak ellin kembali gama yang sudah muak langsung menatap ellin dari dekat.

"Apa lo hah? Lo pikir gue bakal takut sama lo!! Lo harusnya tanggung jawab pertama lo ngebut pakek mobil mewah lo itu dan hampir nyerempet gue, kedua lo buat gue jatuh ke pelukan lo!" Gama semakin mendekat dan menatap manik mata milik ellin, orang-orang yang di sekolah itu hanya berani menatap tapi tidak bisa berbuat apa-apa

"Pertama itu salah lo siapa suruh lo turun di tengah jalan yang kedua itu juga salah lo, lo yang ceroboh kalo gue gak nolongin lo mungkin lo bakal jatuh dan di ketawain satu sekolahan" ucap gama yang semakin mendekat dan ellin yang semakin menjauh hingga seseorang datang dan mendorong tubuh gama

"Arya?" Ucap ellin menatap laki-laki di sampingnya sedangkan gama langsung pergi meninggalkan mereka.

"Lo gak papa?"
"G-ak papa, kok lo bisa disini sih?"
"Bisa dong, gue udah pindah kesini"
"Kok bisa?"
"Bisa dong orang tua gue balik ke jakarta lagi, dan gue minta bonyok pindahin gue ke sekolah gue dan disini lah gue sekarang" ucap laki-laki bernama arya itu

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang