Part 18

490 32 0
                                    

Mereka berdua mengunci tatapannya hingga tak sadar kancing baju ellin sudah terlepas, ellin yang mulai sadar mendorong tubuh gama hingga terjatuh di lantai membuat gama sadar apa yang di lakukan tadi "maaf"
Ucap gama menunduk

"Gak papa gue tau itu bukan murni keinginan lu, gue ke kamar dulu" ucap ellin lalu masuk ke dalam kamar nya dan mengunci kamarnya. Sedangkan gama mengacak rambutnya frustasi

"Hah goblok kenapa lu ngelakuin itu padahal lu udah janji buat gak ngelakuin itu gama" ucap gama memukul kepalanya merasa dirinya sangat bodoh sampai gama tertidur di  sofa.

Ellin yang keluar tengah malam untuk mengambil minum kaget melihat gama yang tertidur di sofa tanpa selimut, ellin kembali masuk ke dalam kamar dan menyelimuti gama lalu duduk di depannya menatap wajah tenang gama

"Maaf ya, gue tau selama ini lo coba buat nahan itu, tapi apa gue harus ngasih itu ke lo?" Ucapnya yang masih memandang gama, gama yang merasakan kehadiran seseorang membuka matanya perlahan

"Kenapa?" Pertanyaan gama menyadarkan ellin "gak ngasih lo selimut. Kenapa gak tidur di kamar aja?" Tanya ellin yang masih duduk di depan gama

Gama tak menjawab gama hanya menatap ellin sangat dalam, tangan gama mulai menyentuh pipi ellin

"Maaf karena gue gak bisa nahan ya lin, maaf gue hampir langgar janji gue tapi kalo lo terus kayak gini apa bisa gue nahannya lebih lama?"
"Maksud lo?"
"Lo gak perlu ngertiin, sekarang lo tidur udah malem" ucap gama lalu mencium kening ellin dengan lembut lalu turun ke bibir ellin dan melumatnya dengan lembut ellin yang mulai terbuai pun mengalungkan tanganya di leher gama dan membalas lumatan gama.

Gama melepaskan ciumannya dan tersenyum ke arah "belum waktunya sekarang lu tidur" ucap gama dan ellin pun menganggukan kepalanya, namun saat gama akan masuk kamar, ellin menarik tangan gama

"Kenapa?"
"Hmm" gama bingung ellin hanya diam tak mengatakan apapun tapi tanganya masih di genggam oleh ellin

"Kenapa lin?"
"Lu tidur kamar gue aja, gue kesepian" ucap ellin cepat untuk menghilangkan rasa malunya dan malah masuk ke dalam kamar. Gama hanya tersenyum dan ikut menyusul ke kamar

"Kenapa di sofa?" Tanya ellin ke arah gama yang bersiap ingin tidur di sofa
"Terus dimana?"
"Disini sama gue" ucap ellin menepuk kasurnya

"Lo yakin?" Tanya gama lalu ellin menganggukan kepalanya dengan yakin gama pun mulai naik ke atas kasur dan tidur di samping ellin. Tak ada yang tidur keduanya masih terjaga. Ellin mendekat ke arah gama dan memeluk gama membuat gama kaget

"Kenapa?" Tanya gama namun tak ada jawaban dari ellin saat gama melirik ke samping ternyata ellin sudah tertidur pulas. Keesokan paginya ellin kaget melihat posisi tidur mereka yang saling memeluk lalu mendorong gama hingga gama terjatuh ke bawah

"Awww" ellin menghampiri gama yang kesakitan dan merasa bersalah karena sudah mendorong gama

"Maaf" cicitnya gama hanya diam dan mencoba bangun dan merenganggkan tangannya "gak papa" ucap gama tulus

"Gue bikin sarapan dulu lo mandi ya" ucap ellin buru-buru keluar saking malunya karena dia menjadi agresif dari semalam. Setelah gama selesai siap-siap gama langsung menghampiri ellin yang masih berkutat di dapur.

Ellin kaget saat ada tangan melingkar di pinggangnya "gama",
"gini bentar ya gue capek" ucapnya namun gama malah mengendus-endus leher ellin membuat ellin geli

"Gam gue mau mandi" gama melepaskan pelukannya membiarkan ellin menyiapkan sarapannya

"Wangi lo enak gue suka" ucap gama membuat ellin salah tingkah dan masuk ke dalam kamarnya.

Selesai sarapan ellin dan gama berangkat ke sekolah bersama. Sesampainya di sekolah gama membukakan pintu untuk ellin semua orang heran melihat perlakuan gama yang bisa begitu manis padahal gama terkenal dingin, sangar dan bringas.

Gama mengenggam tangan ellin sampai ke kelas membuat semua orang bersorak keras. .

"Wtf gama ellin?" Ucap meta kaget namun ellin hanya diam dan duduk di meja nya, "lo harus cerita semuanya sama gue ntar" ucap meta sedikit berbisik ellin hanya menganggukan kepalanya.

Bel istirahat berbunyi gama menghampiri ellin ke mejanya
"Sayang ayok makan dulu" mendengar kata sayang meta yang kaget menganga tak percaya melihat gama yang ada di depannya bisa selembut itu.

"Hmm iya" ucap ellin bangun dari duduknya lalu mengikuti gama ke gudang

"Lu gak boleh deket sama cowok kecuali gue, lo milik gue dan gak ada yang boleh nyentuh milik gue dan satu lagi gue mau kita kayak pacaran kalo di sekolah karena semua orang tau lo pacar gue sekarang"
"Iyaa" ucap ellin pasrah, gama menarik tangan ellin ke kantin untuk makan.

Seseorang laki-laki menghampiri meja ellin dan gama lalu duduk di samping ellin

"Ngapain lo kesini?"
"Lo gak liat gue mau makan" ucapnya sarkas, gama meremas tangannya rahangnya mulai mengeras membuat ellin takut

"Gak usah di samping pacar gue juga"
"Pacar lu sahabat gue" gama menarik kerah baju arya dan menyudutkannya ke tembok dengan wajah sangarnya

"Gue gak suka punya gue di sentuh orang lain" ucap gama
"Heh masih pacar kan belum istri, lu gak tau kalo gue sama ellin udah pernah lebih" gama melayangkan pukulan berkali-kali ke wajah arya hingga ellin datang dan melerai

"Gama udah anak orang mati" gama menghentikan pukulannya
"Lu urus aja ni cowok" ucap gama melepaskan keras baju arya dan pergi meninggalkan ellin yang mangurus arya.

Meta menghampiri ellin yang masih ada di uks menunggu arya yang sedang beristirahat

"Lin lu harus cerita sama gue sebenernya ada hubungan apa lo sama gama, sampe gama mukulin arya segitunya"
"Tapi lo jangan kasih tau sama siapapun ya janji sama gue"
"Iya"
"Gue sama gama udah nikah"
"What lu nikah" ellin langsung membungkam mulut meta

"Sst jangan keras"
"Maaf maaf habis gue syok"
"Gue di jodohin"
"Lu cinta sama dia?"
"Mungkin gue gak tau perasaan gue sekarang tapi gue selalu nyaman ada di deket dia"
"Tapi kayaknya gama juga cinta deh sama lo" ellin menghela nafasnya panjang, tanpa di sadari seseorang mendengar percakapan mereka.

Di sisi lain gama bolos dari sekolah membeli beberapa minuman untuk di minum di kos adit.

Ellin menatap jam yang sudah menunjukan tengah malam membuat ellin khawatir pasalnya gama sejak tadi belum pulang. Satu jam kemudian gama masuk ke apartemen dalam keadaan mabuk parah

"Gama lu kok bisa kayak gini sih?" Tanya ellin sambil memapah gama di dudukan di sofa, saat akan kembali ke kamarnya gama menarik tangan ellin hingga ellin terjatuh di tubuh gama

"Lo cuma milik gue lin gak ada satupun orang bisa nyentuh yang jadi milik gue"
"Gam lu mabok" gama hanya tersenyum lalu mencium ellin dengan kasar dan penuh nafsu ellin sudah melawan namun tenaga ellin tida sebanding dengan tenaga gama.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang