PART 02

800 49 2
                                    

Gama  memasukan motornya ke dalam garasi lalu masuk ke dalam rumah dan melempar tas nya sembarang tempat.

"Baru pulang gam?"
"Iya mom" ucap gama mencium tangan quen yang sudah duduk di sampingnya

"Eeh adek gue udah pulang" ucap ciya mendekat ke arah adiknya lalu mengelus- elus rambutnya

"Mau ada maunya kan lo sama gue?"
"Diih gak boleh gitu dosa lo"
"Biasanya juga gitu cepetan"
"Yaya gak bisa banget di sayang heran gue" ucap ciya namun gama hanya memutar bola matanya malas

"Anterin gue dong PIM shoping"
"Males"
"Gama ayolah anterin gue"
"Ogah, sama calon suami lo aja sana"
"Dia lagi sibuk yayaya" ucap ciya sambil mengedip-ngedipkan matanya untuk membujuk adiknya

"Udahlah gam masa nganterin sebentar gak mau" kini quen yang mulai berbicara membuat gama tidak bisa menolak

"Iyaiya" ucap gama, ciya langsung memeluk adiknya menciumi pipinya

"Makasih adik ku sayang, gue mau ganti baju dulu"
"Dih najis"
"Gama gak boleh gitu" ucap quen lagi membuat gama terpaksa menampilkan senyuman di hadapan wanita kesayanganya

"Ada apa ini" ucap seseorang yang baru saja masuk ke dalam rumah

"Udah pulang dad?" Ucap quen mengambil tas kerja di tangan aksa gama yang tadinya sibuk dengan hp nya langsung meletakan hp nya dan mencium tangan aksa

"Kok tumben pulangnya cepet?" Tanya quen lagi, aksa menatap gama lalu kembali menatap istrinya

"Ooh nanti malam ada klien daddy yang mau berkunjung kesini, nanti malam gak ada yang boleh keluar termasuk kamu gama" gama menatap sekilas ayahnya lalu menganggukan kepalanya

"Yah dad tapi ciya sekarang mau ke mall sama gama yakan gam?"
"Lu aja gue mah gak" jawab gama kembali fokus ke layar hp-nya melihat itu ciya memukul adiknya dengan tas

"Aduuh kak, kasar banget sih heran kenapa mas wisnu mau sama cewek bar-bar kek lo"
"Eeh durhaka ya lo sama gue, mending gue ada yang mau lah lo pacar aja gak punya wlee" ciya menjulurkan lidahnya untuk mengejek gama

"Sudah-sudah udah pada besar masih aja ribut gak malu sama tetangga" ucap aksa tegas

"Kak ciya duluan dad"
"Elu sih nyebelin"
"Ciya kamu ini yang lebih besar bukannya ngalah sama adik" kini quen yang mulai angkat berbicara membuat gama merasa diatas awan

"Yaudah kalian ke mall dulu nanti jam 5 kalian sudah ada di rumah"
"Yess makasih daddy" ucap ciya senang sedangkan gama kesal kareba harus mengantar kakaknya ke mall.

"Udah ayok berangkat keburu sore" ajak ciya yang menarik tangan adik yang sedang sibuk bermain game

"Iya iya gak sabaran banget sih kak" ucap gama yang mematikan gamenya, memasuk hp-nya ke saku dan mulai mengikuti ciya yang sudah terlebih dahulu keluar rumah.

Gama memarkirkan mobilnya di basement mall, lalu mereka keluar dari mobil dan masuk ke dalam mall. Gama hanya mengikuti sang kakak yang sejak tadi entah sudah berapa toko yang ia masuki

"Udah belum sih?" Tanya gama tak sabaran yang sejak tadi melihat kakaknya memilih beberapa pakian namun belum menentukan pilihannya

"Sabar dong gue baru aja milih"
"Kak lu udah masuk ke semua toko baju tapi gak ada satupun yang lo pilih" ucap gama, ciya yang kesal menatap adiknya

"Oke oke udah nih" ucap ciya lalu membawa semua baju di tangannya ke kasir. Setelah semuanya di bayar mereka keluar dari toko tersebut dengan gama yang membawa banyak belanjaan di tangannya dan tangan ciya yang mengandeng lengan gama.

Saat mereja berjalan seseorang menabrak gama membuat gama kesal

"Eeh maaf maaf ya buru-buru" ucap gadis itu menunduk karena merasa bersalah.

"Kalo jalan pakek mata dong" gadis di depannya yang merasa tersinggung mendongak ke depan

"Hama!! Issh kenapa sih gak di sekolah gak di luar lo terus yang bikin masalh di hidup gue!!"
"Eh lo yang salah bukannya minta maaf malah nyolot" ucap gama meninggi, sedangkan ciya hanya menatap ke arah mereka bedua

"Ya kan gue udah minta maaf elunya aja yang nyolot, bilang jalan pakek mata jalan tu pakek kaki" ucap ellin tak mau kalah

"Udah dong malu nih di liatin orang" ucap ciya

"Diem lu" ucap mereka berdua
"Iye iye gue diem" ucap ciya menunduk karena takut + malu di tonton oleh banyak orang

"Males gue berurusan sama lo bye" ucap ellin yang langsung meninggalkan mereka, sedangkan gama menarik tangan ciya ke parkiran dan masuk ke dalam mobil

"Dia siapa sih?" Tanya ciya
"Gak tau gak jelas"
"Kayaknya benci banget sama lu"
"Hmm" jawab gama yang mulai menjalankan mobilnya

"Baru kali ini gue liat cewek benci banget sama lu biasanya cewek-cewek liat lu  histeris gak jelas hahah"
"Gak usah ngeledek"
"Tapi ya ma, mending lu jadiin dia pacar lu kayaknya menarik gue suka"
"Lu aja yang pacaran sana"
"Diih gue kan cewek"
"Diem lu bikin konsen gue hilang aja"
"Dih galak" ucap ciya yang langsung diam dan mencoba tertidur di mobil.

Gama bingung saat melihat banyak mobik yang terparkir di depan rumahnya

"Kak bangun lu udah sampe"
"Kak ayolah bangun masak gue harus gendong lu bisa kebas punggung gue" ucap gama sambil menepuk pipi kakaknya namun karena tak kunjung bangun gama terpaksa mengendong ciya masuk ke dalam rumah.

Semua yang di dalam kaget melihat gama mengendong kakaknya di punggungnya

"Gama? Kakak kamu kenapa?" Tanya quen melihat anak-anaknya

"Ketiduran mom gak bisa di bangunin" ucap gama
"Ooh yaudah kamu bawa keatas dulu sana terus nanti turun ya ada temen daddy" ucap aksa ke arah anaknya
"Iya dad mari om tan saya ke atas dulu" ucap gama sopan ke arah kedua orang tua di depannya

Setelah menidurkan ciya, gama langsung turun namun gama berhenti saat melihat seseorang yang dia kenal sedang berbincang dengan orang tuanya

"Ini dia anak om" ucap aksa yang menyadari gama berdiri di depannya

"Elo!!" Ucap orang itu namun gama hanya cuek dan duduk di samping quen.

"Kalian sudah saling kenal?" Tanya aksa ke arah mereka berdua

"Temen kelas dad" ucap gama singkat
"Waah bagus kalo sudah saling kenal ya kan broto?"
"Iyalah sa makin lancar rencana kita hahah" tawa mereka semua, gadis itu menatap kesal kearah gama namun gama hanya diam dan bersikap tenang

"Karena kalian sudah saling kenal kita akan memberi tahu kalian seseuatu" ucap wanita di samping gadis itu

"Jadi ellin papa mau jodohin kamu sama gama" ucap broto
"What!!!" Ucap ellin kaget namun berbeda dengan gama hanya diam tanpa ekspresi

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang