PART 05

599 43 0
                                    

Gama berfikir sejenak lalu bangkit dari duduknya dan keluar dari kost an adit, adit yang bingung langsung menyusul ke luar

"Kemana lu?"
"Gue pinjem motor lu bentar"
"Ya kemana anjing?"
"Ke rumahnya ellin" ucap gama yang sudah mengeluarkan motor adit dari parkiran kost

"Emang lu tau rumahnya?"
"Gampang"
"Eeh inget isiin bensin yang full ya" teriak adit ke arah motor yang sudah menjauh dari pagar kostnya.

Gama berkeliling mencari alamat rumah ellin setelah mendapatkan alamatnya dari aksa. Setelah berkeliling akhirnya gama menemukan alamat yang di arahkan, gama berhenti di depan gerbang dan mencari satpam yang bertugas

"Pak" satpam yang merasa di panggil namanya langsung menghampiri gama dengan terburu-buru

"Iyaa den?"
"Ini bener rumahnya pak broto?"
"Bener, aden siapa ya?" Aksa bingung harus menjawab apa tidak mungkin dia menjawab kalo dia adalah calon mantunya

"Hmm"
"Den teh kenapa melamun?"
"Saya anak temennya om broto, om broto nya ada?"
"Ooh bilang atuh den, ada den saya bilangin dulu ke tuan aden tunggu sini, punten aden teh namanya siapa?"
"Gama pak" satpam itu hanya mengangguk dan pergi meninggalkan gama yang masih di pagar rumah.

Beberapa detik kemudian satpam datang lagi dan langsung membukakan gerbang untuk gama, gama memasukan motornya dan langsung masuk ke dalam rumah mewah tersebut

Gama langsung di sambut dengan senyuman oleh kedua orang tua ellin, gama mencium tangan kedua orang tua ellin

"Loh gama kamu gak sekolah?" gama tersenyum kikuk saat mela menanyakan hal itu

"Bolos ma, biasalah anak muda sini gam duduk deket om" ucap broto yang berjalan ke arah sofa dan duduk

"Ada apa pagi-pagi dateng kesini?" Mela datang membawa minuman dan ikut duduk di samping suaminya

"Makasih tan" ucap gama ke arah mela dan hanya di balas senyuman oleh mela

"Jadi gimana?" Tanya broto sekali lagi kearah gama

"Hmm om saya mau tanya masalah perjodohan"
"Kenapa?" Tanya broto yang mulai serius dan menatap gama.

"Kenapa om mau jodohin aku sama anak gadis om satu-satunya" broto menghela nafasnya dan mulai menyenderkan badannya di sofa

"Om tau kamu gak yakin sama keputusan kamu, tapi om mohon kamu jangan membatalkan perjodohan ini" gama hanya diam dan menatap broto yang memandangnya dengan tatapan sendu bahkan wajahnya pucat seperti orang sakit

"Om mau melihat putri om nikah di akhir usia om"
"Maksudnya?" Tanya gama yang kaget atas pernyataan broto, sedangkan mela mencoba menenangkan suaminya

"Om sakit gam dan mungkin ini permintaan terakhir kalinya gam,om cuma mau mastiin anak om jatuh ke cowok yang bener dan om yakin kamu orangnya" gama menutup matanya sejenak, pikirannya sekarang sedang berkecamuk dengan pikirannya

"Tante mohon gam, tante udah gak bisa lagi harus gimana om kesehatannya semakin menurun dan tante takut ini emang permintaan terakhir om" mela memegang tangan gama sambil berurai air mata membuat gama semakin ragu untuk menolak perjodohan ini.

"Gama janji bakal jagain anak om sekuat gama, gama janji bakal bahagian dia seperti om yang selalu bahagiain dia om" broto dan mela tersenyum begitupun dengan gama. 

Setelah dari rumah ellin gama kembali ke sekolah, dari kejauhan gama melihat ellin yang  tertawa bersama teman-temannya dan berjalan menuju gerbang.

Sedangkan di sisi lain ellin yang sedang berjalan ke arah gerbang menangkap seseorang yang sedang menyender di motor sport merah, menyilangkan tangannya dengan wajah dingin menatapnya.

"Lin lu di tatap noh"ellin menatap meta dengan wajah malasnya dan mengacuhkannya dan berjalan ke depan. Namun langkahnya terhenti saat seseorang menghentikan jalannya

"Kenapa?" Ucap ellin dengan malas
"Naik"
"Gak!"
"Naik gue bilang"
"Gak mau iih maksa!" Karena ellin tidak naik ke atas motor terpaksa gama menggendong tubuh ellin ke atas motor membuat semua orang yang melihatnya kaget

"Huahauhaa hama lo ngapain sih"
"Lu bisa diem gak malu tau di liatin orang" gama menarik tangan ellin untuk memeluk pinggangnya dengan erat untuk pergi meninggalkan sekolah.

Ellin hanya diam selama perjalanan itu setelah sampai di depan rumah ellin, ellin langsung turun dari motor itu dan masuk ke dalam rumah. Mela yang melihat itu menatap aneh ke arah anaknya

"Looh lin kenapa gak di ajak masuk calon suaminya"
"Males"
"Lin gak boleh gitu dosa kamu sama calon suami kamu"
"Mama aja sana manusia nyebelin" setelah mengatakan itu ellin langsung masuk ke dalam kamarnya dan menutup kamarnya. Sedangkan mela turun dan untuk menemui gama

"Gama mau makan dulu?"
"Enggak tante langsung pulang aja di tungguin mama" ucap gama ke arah mela yang berdiri di depannya

"Gama pulang dulu ya tan"
"Iya hati-hati ya" gama mencium tangan mela lalu pergi meninggalkan rumah ellin.

Gama menjalankan motornya ke arah rumah, sesampainya di rumah quen heran melihat gama yang memakai motor

"Loh gam motor siapa?" Gama yang menyadari itu langsung menepuk jidatnya dan di saat bersamaan hp nya berdering

"Hallo"
"Hallo gama lu dimana sih gue mau keluar nih laper" ucap seseorang di seberang sana

"Di rumah"
"Eeh panjul lu lupa bawa motor gue, sekarang gue keluar pakek apa?"
"Gojek ajalah"
"Astajim gue punya motor masa gue harus gojek solimi sekali kamu"
"Gojek di ciptain buat memudahkan orang beli makan"
"Berdosa sekali kamu ini kenapa gak lu aja yang pakek gojek bangsat"
"Dahlah gue capek"
"Eee...." Belum selesai ngomong gama sudah mematikan sambungannya dan masuk ke dalam kamarnya.

Gama melepas seragamnya dan langsung menuju ruangan kerja quen. Gama mendapati quen yang sedang sibuk dengan laptop di tangannya dengan kacamata yang bertengger di hidungnya

"Mom are you busy?" Mendengar suara anaknya quen menghentikan sejenak pekerjaanya dan melepas kacamatanya

"No dear what happened?" Gama masuk ke dalam ruangan itu dan duduk di depan meja quen

"Gama udah ngambil keputusan mom"
"Hmhm yeah then?"
"I want marry with her?"
"Kamu serius?"
"Serius mom"
"Yaudah momy cuma bisa doain kamu semoga bahagia, bisa jaga amanah, dan jangan pernah nyakitin wanita" gama memeluk anaknya menciumi wajah anak laki-lakinya

"Momy percaya apapun yang langkah apa yang kamu ambil"
"Iyaa mom thanks"
"Udah momy mau kerja dulu kamu ke bawah makan" gama mengangguk dan keluar ruangan.

Gama melihat ciya yang sedang merebahkan badannya di kasur king zise milik ciya. Gama mendekati ciya dan langsung duduk di dekatnya membuat ciya kaget

"Astaga kaget gue, bisa gak sih ketuk pintu dulu sebelum masuk kalo gue jantungan gimana?" Ucap ciya dengan  nada kesal dan masih kaget

"Iyaa maaf"
"Kenapa lu?"
"Kak gue nerima perjodohan itu"
"Ya terus?"
"Tapi gue gak yakin"
"Yaudah gak usah repot amat" ucap ciya sambil melepas sepatu di kakinya

"Gak bisa kak gue harus ngelakuin ini gue udah janji" ciya menatap adiknya

"Yaudah lu jalanin cinta itu datang seiring waktunya berjalan kok, gue yakin sama lo" ucap ciya tersenyum ke arah adiknya 

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang