Last Part

937 47 3
                                    

Gama mondar-mandir di depan ruangan operasi cemas dengan keadaan wanita yang sangat ia cintai. Quen mendekat ke arah gama mencoba menenangkan anak laki-lakinya

"Gimana gam?"
"Masih di ruang operasi mom, gala dimana mom dia aman kan?"
"Gala aman sayang, di mansion sama dady jadi kamu gak usah khawatirin anak kamu ya" gama hanya mengangguk duduk di ruang tunggu tapi di wajahnya masih menunjukan kecemasan. Queen duduk di dekat gama dan gama memeluk queen dengan erat sambil menangis sesegukan

"Gama belum iklas kalo ellin pergi mom, gama gak siap hidup gama harus tanpa ellin lagi" queen mengelus anak laki-lakinya dan ikut merasakan sakit yang teramat saat melihat anaknya menangis karena wanita yang di cintainya sedang berjuang.

"Mom tau sayang, kamu berdoa aja yaa semoga ellin bisa sembuh"
"Kalo aja gama denger teriakan adit mungkin ellin gak bakal nyelamatin gama dan ketembak mom, kenapa gak gama aja yang ketembak tadi hiks" queen menitikan air matanya ini kali pertama queen melihat anaknya sangat terpukul dan menyalahkan dirinya sendiri

"Ini bukan salah kamu gam ini takdir tuhan"
"Harusnya gama gak deket-deket lagi sama ellin biar gak bahayain ellin"
"No, stop ngomong gitu kamu gak salah oke, gak ada yang perlu di salahkan. Mau kamu balik ataupun enggak sama ellin itu gak menjamin ellin akan baik-baik saja gam dunia bisnis itu keras dan bahaya harusnya lebih tau itu daripada momy" gama hanya diam hingga seorang dokter keluar dari ruanganya

"Pak gama"
"Iya saya dok, gimana keadaan istri saya dok?"
"Operasinya berhasil pak tapi..."
"Tapi apa dok?"
"Bu ellin koma" gama hanya diam dan terduduk di lantai, quen mencoba menenangkan anaknya sedangkan dokter sudah kembali ke ruang operasi.

"It's okay sayang, semuanya pasti akan baik-baik saja. Kamu harus jadi kuat demi gala dan ellin" ucap queen gama hanya mengangguk. Gama bangun dari duduknya menatap ellin yang akan di pindahkan ke ICU sepanjang koridor rumah sakit gama mengenggam tangan ellin walaupun ellin tidur terlelap.

"Kamu harus bangun sayang, kita harus nikah lagi aku udah gak sanggup kalo harus kehilangan kamu" ucap gama mengelus rambut ellin lalu mencium kening ellin dengan lembut.

"Kamu pulang dulu ya istirahat biar momy yang disini"
"Gak mau mom, gama mau disini kalo ellin bangun gak ada gama di sampingnya gimana?"
"Nanti kalo ada pergerakan dari ellin momy kasih kabar ke kamu ya" gama menggeleng kepalanya tanda tidak mau, hingga seseorang datang dan menepuk pundak gama

"Pulang gam, gala nanyain kamu dari tadi kasian gala dia juga butuh ayahnya, biar momy sama dady yang disini jagain ellin. Kamu kuatin gala"
"Iyaa dad"
"Kamu gak boleh nangis di depan gala gam gala butuh kekuatan kamu" gama hany mengangguk lalu keluar dari ruangan itu.

Gala menghela nafasnya sebelum masuk ke dalam rumah. Gama melihat gala yang sudah terlelap di pangkuan ciya

"Kenapa gak di bawa ke kamarnya kak?" Tanya gama karena saat ini mereka ada di sofa ruang keluarga.

"Gala gak mau tidur di kamarnya gam, dia mau nunggu lo sama bundanya pulang" gama menghela nafasnya duduk di dekat sofa mengelus rambutnya

"Maafin ayah ya sayang" ucap gama lirih, sedangkan gala yang merasakan sentuhan gama bangun daei tidurnya

"Ayah"
"Iyaa sayang"
"Bunda mana?"
"Bunda di rumah sakit"
"Bunda sakit?"
"Iyaa sekarang gala tidur sama ayah ya di kamar gala" gala hanya mengangguk, gama mengangkat tubuh anaknya lalu menggendongnya

"Kak, mas lu tidur disini ya"
"Iyaa gam" ucap ciya
"Mas gue perlu ngomong sama lu tapi gue mau tidurin gala dulu" wisnu hanya mengangguk. Setelah gama meletakan gala di kasur gama keluar kamar untuk menemui wisnu

"Jadi gimana mas? Itu anak buahnya tomo kan?"
"Iyaa gam"
"Lu udah ketemu dia dimana?"
"Belum tapi sebelum 24 jam gue akan nemuin persembunyian tomo"
"Makasih mas" ucap gama lalu kembali masuk ke dalam kamar anaknya.

Keesokan paginya gama menyiapkan sarapan untuk anaknya untuk sekolah. "Ayah gala gak mau sekolah gala mau nemenin bunda aja" ucapnya ke arah gama yang masih memakai celemek. Gama mendekat ke arah anaknya

"Sayang denger ayah, jagoan ayah harus tetep sekolah biar bunda bangga punya gala dan bunda bisa cepet sembuh"
"Tapi kan..."
"Gala, gala mau bunda sembuh kan?" Gala mengangguk "jadi gala harus tetep sekolah" gala akhirnya memakan masakan gama. Saat gama mengantar gala ke sekolahnya gama mendapat telfon dari wisnu dengan kecepatan tinggi gama melajukan mobilnya ke arah gedung tua milik iparnya

Gama berjalan ke arah seseorang yang di ikat dan di awasi oleh pengawal-pengawalnya

"Makasih mas udah bantu nemui kuman ini" bugh bugh gama berkali-kali memukul wajah bahkan badan orang itu

"Tomo sudah berapa kali saya peringatkan untuk tidak mengusik keluarga saya? Tapi anda masih bebal saja pukulan itu tidak seberapa atas apa yang kamu perbuat sama anak dan istri saya. Anda hanya tidak ingin melihat saya lagi kan akan saya kabulkan permintaan anda saya jamin anda tidak akan pernah menemui saya lagi SELAMANYA" gama memainkan korek apinya memberi isyarat untuk menuangkan bensin di areanya

"Nikmati waktu anda untuk melihat wajah saya karena setelah ini anda tidak akan melihat saya l lagi" ucap gama pergi lalu melemparkan korek api tepat setelah semu pengawalnya keluar.  Setelah dari gedung tua gama kembali ke rumah sakit. Gama kaget melihat semua orang menangis dan dengan segera gama masuk ke dalam ruangan

"Ellin?"
"Hay gama, kok pas aku bangun kamu gak ada?" Gama mendekat ke arah ellin lalu memeluk ellin dengan kencang tanpa peduli orang di sekitarnya

"Kamu sadar sayang akhirnya aku takut, aku takut kamu pergi ninggalin aku" gama melepas pelukannya menatap ellin untuk memastikan

"Ini aku gak mimpikan?"
"Enggak sayang" gama kembali memeluk ellin dengan sangat erat
"Jangan kenceng-kenceng meluknya kasian anak aku kegencet" gama berhenti sejenak tapi lalu melepas pelukannya "maksudnya?"

"Selamat ya pak istri anda sedang hamil saat operasi kemarin staff kami lupa memberikan kabar ini ke bapak"
"Inj serius?" Tanya gama ke arah ellin, dan ellin mengangguk.

"Umur kandungannya masih sangat muda 3 minggu jadi mohon di jaga sangat baik dan jangan biarkan ibuknya kecapean"
"Baik dok terimakasih dok"
"Iya mari saya keluar dulu" setelah dokter keluar gama kembali memeluk ellin lalu mencium kening ellin

"Ekhem kayaknya gue di kacangin nih" ucap meta untuk menyadarkan mereka berdua, gama melepas pelukannya dan melihat ke arah meta dan arya

"Maaf in gue udah ngelukain lo"
"Gak papa gue juga yang salah mancing emosi lu"
"Maaf ya met"
"Santuylah selama lu bahagiain sahabat gue, gue gak papa. Yaudah ya gue pergi dulu mau persiapan nikah nanti lo berdua dateng"
"Iyaa sana bawel deh" meta dan arya pergi meninggalkan gama dan keluarga.

Siang hari nya gama menjemput anak pertamanya lalu di antar bertemu bundanya. Gala berlari ke arah ellin dan memeluk ellin

"Bunda"
"Uuh anak gantengnya bunda kangeen"
"Gala juga kangen" gama menghampiri mereka berdua yang sedang berpeluk-pelukan.

"Bunda ada sesuatu buat kamu"
"Apa bun?"
"Bentar lagi kamu jadi abang?"
"Hah?"
"Iya kamu punya adik, di perut ada calon adik kamu seneng gak?"
"Seneng banget" gala mengelus perut rata ellin "yang sehat ya dek biar nanti bisa main sama abang sama ayah" gama mengacak rambut anak laki-laki nya dan mencium kening ellin lalu perut ellin lalu kening gala mengucap syukur dia masih di berikan kesempatan untuk bahagia.

The end 

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang