Part 11

452 35 0
                                    

Ellin menghampiri quen yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

"Pagi tante" ellin menoleh ke arah ellin yang sudah berdiri di sampingnya.

"Loh lin kamu mau sekolah?"
"Iya tan"
"Kamu udah gak papa?"
"Gak papa tan, lagian aku harus maju gak boleh stuck aja kan" quen memegang erat tangan ellin, menatap dengan tatapan bangga

"Kamu mah sarapan apa tante ambilin" ucap quen
"Gak usah tan, aku ambil sendiri aja sekarang aku yang bantuin tante ya"
"Boleh lin, tolong bantuin tante bangunin gama ya" ucap quen, sedangkan ellin hanya diam 

"Lin?" Ellin tersenyum ke arah quen lalu pergi meninggalkan quen.

Ciya melihat ellin yang sedang kebingungan langsung mendekati ellin "kenapa lin?"

"Kak gama tidur dimana?"
"Ooh di kamar tamu di samping kamar kamu tuh" ucap ciya sambil menunjuk salah satu ruangan

"Aku bangunin gama dulu kak"
"Iya kakak ke bawah duluan" ucap ciya meninggalkan ellin sedangkan ellin yang sudah di depan pintu ragu untuk mengetuk pintu gama

"Duuh gue ketuk gak ya" ucapnya mondar mandir di depan pintu hingga aksa melihat itu langsung mendekati ellin

"Masuk aja lin, udah bangun kok dia" ucap aksa membuat ellin gugup
"Enggh i-iya om" ucap ellin yang sudah memegang gagang pintu kamar

Ellin menarik nafasnya dalam-dalam lalu menekan gagang pintu hingga menampakan kamar gama yang sudah kosong dan rapi, ellin masuk dengan pelan-pelan sambil melihat keadaan

"Kok kosong sih?" Ucap ellin menatap sekelilingnya hingga seseorang menepuk pundaknya dan reflek ellin balik badan.

"Aaaa" seseorang langsung menutup mulut ellin dengan tangannya

"Sst jangan teriak-teriak ntar gue di kira ngapain lo" ellin mengigit tangan itu sampai yang empunya melepaskan tangannya dan kesakitan

"Aah aah sakit tau"
"Ya suruh siapa ngebekep mulut gue"
"Kalo gue gak tutup mulut lo yang kayak toa, bisa-bisa gue di sidang sama nyokap" ucapnya yang kini sudah menuju lemari baju

"Lagian ngapain sih lo harus pakek handuk doang, mata gue ternodai"
"Ya suka-suka gue lah, lo tuh yang ngapain main nyelonong aja masuk"
"Yakan gue di suruh nyokap lu, dah ah gue mau turun ke bawah" ucap ellin namun gama menarik tangan ellin hingga ellin kesakitan karena punggungnya menyentuh lemari.

Gama menatap mata ellin sehingga membuat ellin sangat gugup bahkan kini dia seperti tidak ada tenaga untuk mendorong gama

"L-lo mau ngapain?" Tanya ellin namun gama hanya menyunggingkan sudut bibirnya

"Lo gugup?"
"A-apansih!" Ucap ellin menyamarkan ke gugupannya namun itu tidak berhasil

"Gu-gue teriak kalo lo berani macem-macem" gama hanya diam malah semakin mendekatkan wajahnya ke wajah ellin, bahkan ellin sekarang bisa merasakan hembusan nafas gama.

"Teriak aja kamar ini kedap suara" setelah mengatakan itu gama menjauh dari tubuh kaku ellin, sedangkan ellin yang sudah membuka matanya langsung memukul gama

"Iish anjing lo terus kenapa lu ngebekep mulut gue sat" ucap ellin dengan wajah kesal ke arah gama sedangkan gama hanya tertawa melihat kekesalan ellin

"Hahah tadi lo udah mikir yang enak-enak kan?"
"Mulut lo gue aduin ke nyokap lo ya nanti"
"Sana aduin, kalo itu sampe itu terjadi apa yang tadi lo pikirin akan terjadi beneran" ucap gama menatap ellin membuat bulu kuduk ellin berdiri lalu pergi meninggalkan kamar itu dengan wajah gugup.

Gama yang baru saja keluar dari kamarnya langsung menuju ke meja makan dan duduk di samping ellin yang sejak tadi tidak menatapnya

"Gam kenapa kamu senyum-senyum" tanya aksa yang heran melihat anaknya sudah senyum-senyum di pagi hari

"Gila lu ya?"
"Enggak lah, ya suka-suka gue dong mau senyum-senyum di pagi hari" ciya mendekat ke arah adiknya dan meletakan tangannya di kening gama

"Eeh sakit jiwa lu" gama menepis tangan ciya menatap dingin ke arah ciya

"Lo tuh yang sakit jiwa"
"Gue mah waras"
"Udah pagi-pagi udah ribut aja, liat tuh ellin sampe diem gitu liat kalian berantem mulu" ucap quen sedangkan quen hanya tersenyum dan gama hanya diam.

Selesai makan gama bangun dari duduknya berjalan ke arah sofa untuk mengambil helm dan kunci motornya

"Eeh gam" ucap aksa menghentikan jalannya gama

"Kamu ajak juga dong ellin"
"Gak usah om aku naik taksi aja"
"Enggak, kamu ini cewek lagian gama punya tanggung jawab juga sebagai calon suami memastikan calon istrinya baik-baik saja" ucap aksa membuat ellin bingung dan pasrah

"Iya dad, ayo cepetan keburu telat nih" ucap gama ke arah ellin, ellin yang mau tidak mau mengikuti gama keluar rumah.

Gama memberikan helm ke ellin, namun ellin kesusahan mengaitkan kaitan helmnya, gama langsung menarik helm ellin lalu mengaitkannya dan tanpa di sadari gama, ellin menatap wajahnya sejak tadi.

"Gitu aja gak bisa dasar manja" quen yang tadinya terkesima karena perlakuan gama langsung mendadak berubah ekspresinya menjadi kesal

"Kalo gak iklas gak usah!"
"Gak usah banyak bacot naik" ucap gama yang sudah di motornya, ellin yang kesusahan naik memegang punggung gama lalu naik, namun tanpa sengaja malah memeluk gama

"Ma-af" ucap ellin melepas pelukannya sedangkan gama hanya diam dan mulai menjalankan motornya

"Gama pelan-pelan takut jatuh" ucap ellin berteriak ke gama, namun gama hanya diam lalu menarik tangan ellin ke arah pinggangnya sedangkan ellin ragu melingkarkan tangannya di pinggang gama

"Pelukan gue mau ngebut udah telat" ucap gama, ellin mulai melingkarkan tangannya di pinggang gama,

Semua orang menatap ke arah gama dan ellin tak terkecuali arya dan nayla yang melihat ke arah mereka.

Ellin turun dari motor namun saat ellin akan berjalan meninggalkan parkiran, gama menarik tangan ellin

"Apa lagi sih" ucap ellin dengan wajah kesalnya

"Lu mau belajar pakek helm?" Ellin yang baru sadar langsung melepas helmnya dan buru-buru pergi meninggalkan gama.

Gama mengendikan bahunya lalu berjalan ke arah gedung sekolah namun seseorang sudah ada di depannya untuk menghentikan gama

"Minggir"
"Gama sekarang kamu jelasin sama aku, dia siapa? Terus kamu kenapa boncengin dia" ucapnya dengan wajah kesal sedangkan gama hanya menatap dingin ke arah wanita itu lalu meninggalkannya, namun gadis itu masih saja mengejarnya membuat gama kesal

"Pacar gue puas lo!!"
"Hah gama pacar kamu kan aku"
"Apasih gila" ucap gama pergi meninggalkan nayla begitu saja.

Gama menatap ke arah meja ellin yang sedang tertawa dengan arya,

"Cemburu lu?"  Gama menatap adit yang sudah di sampingnya lalu masuk ke dalam kelas dan duduk di tempat duduknya

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang