Part 24

533 36 0
                                    

Ellin mendekati gama yang tidak tidur dari semalam, ellin perihatin melihat keadaan gama yang hanya memandangi anak semata wayangnya terkulai lemas di brankar rumah sakit.

"Gam kamu pulang dulu deh bersih-bersih istirahat biar aku yang jaga gala disini"
"Enggak, aku mau nungguin gala sadar lin aku udah gagal menjaga kamu dan aku gak mau gagal menjaga anak ku sendiri"
"Gam tapi kamu udah nyelamatin gala, kamu gak gagal gam" ucap ellin tulus sedangkan gama hanya diam menatap anaknya.

"Gala ini ayah, ayah kamu maafin bunda sudah memisahkan kalian bunda mohon kamu buka mata ya kan kata gala, gala pengen ketemu ayah, ayah dari semalam nungguin gala bangun bahkan ayah yang nyelamatin gala, gala bangun ya ayah sayang gala bunda juga, bunda rindu main sama gala" ucap ellin di telinga anaknya agar anaknya cepat bangun saat mendengar suara ellin.

Gala menggerakan jarinya membuat ellin dan gama senang namun itu hanya berlangsung beberapa detik karena gala kembali tak bisa merespon.

"Kamu yang ngomong sama gala gam, mungkin saat dengar suara kamu gala mau membuka matanya" gama mengangguk dan mendekat ke arah telinga gala

"Gala maafin ayah karena gak pernah ada saat kamu butuh ayah iya ayah egois tapi ayah mohon kali ini kami buka mata yah sayang ayah butuh kamu, bunda butuh kamu" gama menitikan air matanya memeluk sang putra yang masih berbaring

"B-unda" ellin menatap gala yang sudah mulai membuka matanya, begitupun dengan gama menjauh dari tubuh gala.

"Gala" ucap ellin mendekat menciumi wajah anaknya karena senang sedangkan gama hanya diam mematung saat dokter memeriksa gala.

"Kamu anak hebat gala, kamu berhasil melewati masa kritis dengan cepat" ucap dokter lalu
"Makasih dok"
"Nanti gala akan di pindahkan ke ruangan perawatan, dan semoga cepat sembuh gala banyak orang yang menunggu kamu sembuh" ucap dokter sebelum meninggalkan mereka bertiga.

Gama hanya memandangi gala dan ellin yang sedang berbicara hingga anak laki-laki itu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan

"Ayah" gama yang awalnya menunduk langsung mengangkat kepalanya saat mendengar kata itu

"Kamu manggil apa tadi?"
"Ayah, ayah makasih sudah menjaga gala" ucapnya gama yang masih tak percaya hanya diam memandangi gala yang tersenyum ke arahnya

Gala merentangkan tangannya dan disambut pelukan oleh gama, gama menitikan air matanya bahagia anaknya memanggilnya ayah

Gama melepas pelukannya mengelus-ngelus kepala anaknya dengan lembut dengan air mata yang masih bercucuran.

"Kamu gak benci ayah?"
"Enggak"
"Walaupun ayah gak pernah ada di samping kamu?"
"Kata bunda, ayah punya alasan kenapa ayah gak bisa di samping gala" gama tersenyum menatap memberi pujian karena berhasil mendidik anaknya.

"Kamu tidur ya ayah mau keluar bentar" ucap gama, lalu keluar dari ruangan yang diikuti ellin di belakangnya

"Perketat penjagaan ada yang harus saya lakukan dengan pria tua itu" ucap gama ke arah para pengawalnya, saat gama akan melangkahkan kakinya ellin menahan tangan gama.

"Mau kemana?"
"Kamu disini aja kasian gala"
"Iyaa tapi mau kemana?"
"Ada yang harus aku lakuin"
"Gam udah gak usah di perpanjang" gama menggeleng kepalanya mengenggam tangan ellin dengan erat menatapnya dengan dalam seperti meyakinkan ellin bahwa semuanya akan baik-baik saja

"Udah ya" gama mencium kening ellin sebelum pergi meninggalkannya di rumah sakit.

Gama menatap sebuah gedung mewah "tuan sudah aman" ucap salah satu pengawalnya lalu gama turun dari mobil mewahnya dan masuk ke dalam gedung.

Gama membuka satu ruangan yang sudah menampakan seorang laki-laki yang terikat dan di lakban mulutnya. Gama berjalan mendekatinya dengan senyuman licik di wajahnya

"Sepertinya anda menyambut saya dengan cara yang berbeda pak hendra" ucap gama di telinganya dan berdiri di sebelahnya dengan pistol yang sudah menodong di belakang kepala.

"Sebenarnya sudah lama saya tau anda berhianat dengan saya, tapi saya menahannya karena saya menghargai keluarga anda, tapi hari ini sepertinya kemurahan hati saya sudah habis" gama menembakan pelurunya ke arah genteng.

"Anda terlalu berani menculik anak saya, bahkan anda memata-matai saya" gama menyentuh dada hendra dengan pistol yang dia bawa hingga berhenti tepat di jantungnya, membuat lawannya semakin gelisah

"Katakan pada tomo, bersembunyi sejauh mungkin tapi dia tidak akan pernah bisa lama bersembunyi dari saya, anda tau jelas saya memiliki koneksi yang luas bahkan saya tidak takut hukum, hukumlah yang takut pada saya" ucap gama menatap hendra dengan wajah iblis,dingin dan beringas, gama menjauh dari tubuh hendra yang masih terikat.

"Saya rasa cukup main-mainya" gama menodongkan kembali pistolnya tepat di kepalanya "ooh sayang peluru saya habis tapi tenang saja Mr hendra saya sudah memasang bom di gedung, anda bisa menikmati waktu anda sebelum anda tertidur" ucap gama lalu pergi meninggalkan ruangan dan gedung itu.

Gama menatap gedung yang sudah meledak di depan matanya "jalan" ucap gama ke arah sopirnya. Gama membuka ruang rawat anaknya sudah memperlihatkan ellin yang tertidur di sisi brankar dengan posisi duduk, gama mendekati ellin dan menepuk pundaknya pelan

"Lin bangun" bukannya bangun ellin malah merubah posisi tidurnya, lalu gama mengendong ellin ala bridal style lalu di letakannya di sofa. Gama merapikan rambut ellin yang berantakan menutupi wajahnya.

"Sekarang aku takut kalo kamu sama gala di samping aku lin, aku takut kamu akan jadi sasaran musuh aku untuk mengancam aku" ucap gama menatap wajah cantik dan tenang ellin. Ellin yang merasakan ada tangan yang di wajahnya bangun dari tidurnya, menatap gama yang masih saja menatapnya "baru dateng'

"Udah tadi"
"Kok gak bangunin gue"
"Udah tadi, tapi kamu gak mau bangun" ellin duduk di sofa menatap ke arah anaknya memastikan anaknya sudah tidur. Gama membelai pipi ellin menatapnya dalam begitupun dengan ellin yang sudah terhipnotis dengan tatapan gama.

"Kenapa?" Tanya ellin lembut
"Aku takut"
"Takut?"
"Takut kejadian kemarin terjadi lagi, aku punya banyak musuh lin"
"Pastinya, kamu mafia gam aku tau jelas gimana cara kamu bekerja dengan title kamu itu" gama menghela nafasnya dalam

"Aku gak bisa di samping kamu lin, aku takut kalian terluka hanya karena aku" ellin mencium bibir gama lalu melumatnya dengan lembut lalu melepaskan tautannya.

"Aku yang pengen di samping kamu gam"
"Ta.." sebelum gama melanjutkan kata-katanya ellin sudah lebih dulu membungkam mulut gama dengan mulutnya.

"Aku bukan wanita lemah gam, aku juga masih punya kekuasaan disini dan ingat aku pernah menjalani hidup aku sendiri tanpa kamu" gama memeluk ellin erat merasa bahagia dan beruntung mendapati ellin di hidupnya

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang