·
·
·Hari ini, setelah pulang sekolah, Keenan memutuskan untuk tak pergi ke cafe. Ia belum boleh kelelahan terus-terusan.
Tadi juga sudah izin kepada kak Mashi untuk libur, dan digantikan lembur lain hari.Tungkainya ia langkahkan menuju taman dekat sekolah. Sudah ada janji untuk bertemu seseorang di taman itu.
"Kak Kai!" Ya, seperti yang kalian bayangkan.
Keenan bertemu Kaila untuk kedua kalinya. Tapi kali ini berbeda. Tak ada Devan yang menjadi pengganggu mereka.
"Udah dari tadi kamu, Nan?" Tanya Kaila seraya mendudukkan tubuhnya di sebelah Keenan.
"Gak sih kak, baru kok." Jawabnya.
Setelah itu...
Hening.
"Eh, kak! Udah punya pacar belom nih?!" Suara Keenan memecah keheningan.
"Belom lah... Kakak masih tersegel. Belum pernah pegangan sama cowok yang notabennya pacar." Sahut Kaila.
Keenan menatap Kaila dengan tatapan tak percaya.
Serius kah? Belum punya pacar?
Perempuan secantik, dan selembut Kaila?! Wah... Apakah para lelaki tak bisa melihat kalau kak Kaila ini cantik dan anggun?! Ah, benar-benar.
"Kenapa natap kakak kayak gitu..? Gak percaya ya...?"
Keenan mengangguk, "Wahh... Keenan bener-bener gak nyangka..!" Sahut Keenan dengan kekehan ringannya.
"Yaudah, pacaran sama Keenan aja gimana? Gak akan kecewa kok..." Nadanya serius. Membuat Kaila membeku seketika.
"Lah?! Kak Kai! Jangan bilang kak Kai percaya sama omongan Keenan!" Lanjut si Aksa, membuat kekehan Kaila terdengar.
"Wah... Kak Kai, bener-bener ya... Bisa-bisanya langsung diem gitu!!" Ledeknya, membuat Kaila menyengir malu.
"Kak, denger deh. Keenan itu gak pernah sayang sama kakak melebihi batas sebagai seorang kakak. Jadi jangan pernah salah paham sama apa yang Keenan ucapin." Tangan Kaila ia pegang.
"Becanda nya Keenan emang kayak gitu, hehe. Lain kali nggak lagi deh becanda yang kayak gitu... Maaf..." Ada rasa menyesal di nada bicaranya. Sementara tangan Kaila yang satunya mengusap lembut rambut si Aksa.
"Gak apa-apa, sih.. Cuman kakak kaget aja tadi. Gak perlu minta maaf juga, bercanda kamu masih mending daripada bercanda anak lain diluar sana. Bully orang, nyuri barang, bahkan ada yang bercandaannya berlebihan sampe melukai orang." Si Aksa hanya mengangguk kecil.
"Udah ih! Jangan kayak gitu. Mau beli susu pisang gak..?!" Kaila beranjak dari duduknya, dengan tangan Keenan digenggaman nya.
"Mau!!" Suara Keenan menyahuti, membuat Kaila tertawa gemas, kemudian berjalan bersama memasuki minimarket didekat sana.
·
·
·BUGH!
Ya, terjadi lagi.
Padahal semalam ia dan Bagas makan malam bersama, 'kan?
Padahal semalam Keenan dan Bagas tertawa bersama, 'kan?
Padahal semalam si Aksa masih bahagia bersama sang kakak, 'kan?
Lalu, apa Keenan membuat kesalahan lagi?
Keenan tak tau.
Ia hanya bisa pasrah jika emosi sang kakak sudah meluap.
Membiarkan Bagas menumpahkan semua emosinya pada Keenan.
BUGH!
BUGH!
"Akhh..." Ringisan kecil terdengar. Membuat Bagas mendecih kesal.
"Segini sakit?!!! Lo bilang segini sakit?!! Kenapa sih, lu tuh selalu bikin luka di hati gue!!! Kenapaa?!!!!!! Setelah bunda sama ayah, lu juga mau rebut Kaila dari gue?!!! Iyaa?!!!" Teriakan Bagas membuat Keenan sedikit keheranan.
Apa maksudnya?
Merebut kak Kaila?
Dari kak Bagas?
Tunggu...
"M-maksud kakak...?" Tanya Keenan dengan suara yang hampir hilang.
"Halah! Gak usah sok polos ya lu!!"
"Ini?! Ini apa?!!!!" Bagas menunjukkan ayat handphone nya.
Terlihat disana ada beberapa foto Keenan bersama Kaila sore tadi.
Hanya itu?
Hanya itu yang bisa dijadikan bukti atas semua yang dikatakan oleh kakanya?!
Lagipula siapa yang mengambil foto itu?! Sialan sekali.
"I-itu kita c-cuman main, kak..." Suara Keenan sangat lirih. Antara menahan sakit dan takut pada sang kakak.
"Terus ini ini apa?!!"
Bagas mulai memutar voice record yang ia dapat dari nomer seseorang tidak dikenal.
'Kak! Udah punya pacar belom nih?!'
'Belom lah... Kakak masih tersegel. Belum pernah pegangan sama cowok yang notabennya pacar.'
'Kenapa natap kakak kayak gitu..? Gak percaya ya...?'
'Wahh... Keenan bener-bener gak nyangka..!'
'Yaudah, pacaran sama Keenan aja gimana? Gak akan kecewa kok...'
Rekaman berhenti.
Membuat Keenan membelalakkan matanya.
Bukan! Itu—
"I-itu b-bukan yang sebenernya, kak..."
"Terus?!! Yang sebenernya itu gimana?!!—"
"—Oh... Atau lu udah pacaran sama Kaila?!! Iya?!!!!"
"Itu salah p-paham, kak..." Keenan berusaha mengeluarkan suaranya. Tak mau membuat Bagas semakin marah saat tak ada jawaban yang keluar dari bibirnya.
"Masih mau ngelawan?!!"
PLAKK!!
BRAK!!!
"Berhenti!!!!!"
Suara seseorang yang masuk kerumah Keenan berhasil membuat pukulan Bagas tertahan diudara.
Ia memalingkan pandangannya menuju sumber suara tadi.Dan, Devan.
Itu Devan, yang tadi berteriak.
"LO BERANI NYAKITIN KEENAN LAGI?!! HANYA KARNA MASALAHNYA SEPELE!!! MIKIRRR!!!!!!!!!!!!!" Teriak Devan. Persetan dengan kesopanan, ia hanya ingin menyelamatkan sahabatnya dari monster berkedok kakak si Aksa tersebut.
"Sa, berdiri dulu..." Suruh Devan sambil membantu tubuh Keenan untuk berdiri.
"Gue bener-bener kecewa sama lo, kak." Bisik Devan sebelum pergi meninggalkan Bagas yang sepertinya masih dikuasai oleh amarah.
"ARRRGHHHH!!!" Suara Bagas sedikit menggema di ruangan. Dengan wajah kacau juga baju yang sudah kotor karna darah di bibir adiknya tadi.
—————————————————————
Okeh, Aksa bakal 20chapt kyknya, aduh aduhh...
Pengen dibikin singkat, tapi ya... Dahlah.
Btw Sasa baru aja selesai nugas. Bukan rajin sih, cuman Sasa tuh gk bisa liat tugas numpukk, apalagi ntar sama emak pasti diomelin😌🔫. Jadi ya... Mending dikerjain daripada denger konser emak pagi-pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life ; AKSA
Random[ TAMAT ] Ketika takdir hidup membawamu naik ke atas awan, lalu menjatuhkannya dengan keras ke tanah. Cerita tentang sang Aksa. Dengan seribu rasa sakit, juga sejuta penderitaan. ⚠Some chapters may contain violence scenes or harsh words. ©marchsky 2...