Part 5 ; Si Sulung Keluarga Rafardhan.

3.5K 537 33
                                    

·
·
·
·
·

Kemarin sore Keenan sudah dibolehkan Raihan untuk pulang. Keenan tentu sangat senang. Akhirnya dia bisa keluar dari ruangan berbau obat-obatan yang sangat Keenan benci.

Dan sekarang, hari baru kembali dimulai.
Matahari sudah naik setengah jam yang lalu.

Setelah sholat Subuh, juga mandi dan bersiap memakai seragam. Keenan akhirnya siap dengan seragam yang rapih juga rambut yang ia tata serapih mungkin.

Tas berisi buku pelajaran yang sudah ia siapkan malam tadi ia bawa dipundaknya. Kemudian mencari tabung yang selalu menemani hari-harinya.

Keenan dengan sedikit berlari menuruni tangga.

Lalu saat ia melewati ruang makan, ternyata ada Bagas yang sedang sarapan.
Dengan perasaan pasrah, Keenan tak jadi sarapan. Biasanya anak itu akan mengambil selembar roti untuk sekedar mengganjal perutnya.

Jadilah Keenan berbalik badan dan langsung pergi meninggalkan Bagas sendiri dengan tatapan datarnya.

·
·

"Dev?!" Panggil Keenan dengan nada ragu. Pasalnya, ini baru jam 6:27. Tak biasanya Devan berangkat se-pagi ini.

"Eh?! Lu udah masuk lagi?!"

"Iyalah!" Jawab Keenan enteng.

"Woy! Ayah gue bilang kan lo harus istirahat! Gak usah sekolah dulu!" Tegur Devan. "Ih! Gue itu bosen kalau dirumah mulu~!!" Jawab Keenan dengan rengekannya.

"Ish! Ni anak keras kepala banget ya!" Devan menggerutu, sementara lawan bicaranya itu hanya cengengesan.

"Dah lah!! Ayokk!! Mau ghibah gak?!" Tanya Keenan. Devan tersenyum miring, "Ayok!" Jawabnya dilanjutkan dengan kekehan renyah.

·
·
·

"Sa, mau ikut gue gak?" Tanya Devan yang sedang duduk dibangku halte.

"Hah? Ikut sama lo? Kemana?" Sahut Keenan.

"Ikut gue pulang lah! Sekalian mampir kerumah plus ngerjain tugas yang tadi dikasih Bu Rosa." Jawab Devan dengan nada nge-gas diawal.

"Hmm... Gimana ya... Gue harus ke cafe,"

Raut wajah Devan langsung berubah kecewa, namun cepat-cepat ia mengubahnya kembali. Agar tak membuat sahabatnya merasa bersalah. "Hmmm yaudah deh. Besok bisa gak?" Tanya Devan lagi.

"Nah, kalau besok insyaallah bisa." Jawab Keenan, membuat senyum Devan kembali muncul.

"Okeh! Besok kita jalan-jalan~!! Huhuuu!!" Pekik Devan senang.

Saat Devan dengan fokus dengan rasa senangnya, tiba-tiba ada mobil yang berhenti didepan mereka. Membuat keduanya saling menautkan alis masing-masing.

"What's up!" Sapa pemuda yang ada dimobil tersebut.

Keenan terkejut bukan main, berbeda dengan Devan yang malah memasang air wajah malas. "Kak Farel!!!!" Teriak Keenan yang mampu membuat kuping Devan ngilu.

Yang dipanggil Farel tadi keluar dari mobil, lalu dengan rasa senangnya Keenan langsung memeluk tubuh yang lebih tinggi darinya itu. "Wah... Kamu udah gede lagi ya, Nan." Ucap Farel.

Farel Harry Rafardhan— kakak kandung Devan sekaligus musuh terbesar dari putra bungsunya Raihan.

Mereka berdua terpaut umur yang sama dengan Keenan dan Bagas. Ya, tujuh tahun.
Farel sebenarnya lebih dekat dengan kakak si Aksa— Bagas. Tapi ia juga tak jarang bermain bersama dengan Keenan.

Life ; AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang