·
·"Ada apa sih?" Tanya Bagas ketus saat setelah sampai di taman rumah sakit.
Keenan tak menjawab. Ia memilih bungkam sambil menatapi wajah tampan kakaknya.
"Heh! Ditanya tuh jawab!" Tegurnya.
"Yaudah, tunggu dulu! Sabar bisa gak sih?! Diem!, Anda mengerti?!" Lama-lama juga Keenan pusing tentunya. Mendengar ocehan sang kakak yang rem nya mungkin sedang blong.
Bagas mendengus, 'Kok jadi gue yang kena semprot sama ni bocil?!' Misuhnya dalam hati.
·
Setelah menunggu sekitar 5 menit, Kaila datang. Langsung menghampiri Keenan dan seseorang disebelahnya.
Kaila tak tau siapa. Wajahnya tak terlihat karna dia melihat orang itu dari belakang.
"Nan!" Panggilnya. Baik Bagas maupun Keenan menengok mendengar teriakan tersebut.
Kaila kemudian duduk disebelah kanan Keenan, karna disebelah kirinya sudah ada orang yang Kaila bilang tadi.
'Bagas?!' Pekik batin Kaila saat sudah berhadapan dengan kakak si Aksa itu.
"Nah, udah kumpul nih..."
"Udah saling kenal, 'kan? Pastinya dong..." Lanjut Keenan.
"Okay...—"
"Sekarang... Keenan minta taruh tangan kalian di tangan Keenan." Pinta si Aksa sambil membuka telapak tangannya. Lalu mengarahkan telapak kanannya ke Kaila, sementara yang satunya lagi ke Bagas.
"Apaan sih, lu Nan?!" Bagas bingung, Kaila juga.
"Udah sih! Gak usah banyak ngomong bisa?! Tuan Bagas yang terhormat." Sahutnya tak kalah ketus.
Mau tak mau Kaila dan Bagas meletakkan tangannya ke tangan Keenan.
Keenan dengan perlahan mengangkat tangan tersebut.
Sebelumnya ia menatap keduanya— Bagas dan Kaila bergantian terlebih dahulu.
Lalu membawa tangan sang kakak dengan tangan Kaila.
Menyatukan keduanya, lalu menekuk jari-jari mereka agar terkunci.Bagas dan Kaila terkejut. Mereka tak tau maksud Keenan apa berbuat seperti sekarang.
"Sekarang... Kalian harus bilang, perasaan masing-masing." Ucapnya, masih tetap menatap Kaila dan Bagas bergantian.
Sementara kedua orang yang lebih tua dari Keenan itu malah bungkam. Membeku begitu saja.
"Ih! Malah diem! Dengerin Keenan gak sih?!"
"Kalian itu sama-sama suka. Tapi gak berani buat nyatain semua perasaan kalian."
"—Ih! Orang dewasa memang selalu gini, ya?! Kayaknya susah banget kalau soal cinta. Anak SMA aja mau nembak cewek, ibaratkan nangkep kura-kura. Enak banget." Ledeknya sambil mendengus kesal.
"Lo suka gue?!"
"Lo suka gue?!"
Keduanya menunjuk lawan masing-masing, sambil mengucapkan kalimat yang sama.
"Huft, orang dewasa juga gak pernah peka ya ternyata..." Gumam Keenan. Ia sudah melepaskan tangan keduanya. Tapi genggaman itu belum juga lepas sampai sekarang.
Merasa aneh dengan keduanya, Keenan berteriak sedikit keras, "EKHEM! Keenan udah gak nyuruh kalian buat saling genggam lho..." Ucapnya, sambil membuang tatapannya kearah lain.
Kaila dan Bagas tersentak, dengan cepat mereka berdua menarik kembali tangan masing-masing, masih tak bergeming sedikitpun.
"Ah... Keenan berasa nyamuk disini. Yaudah, Keenan mau balik ke kamar dulu, byee~!!" Keenan beranjak, meninggalkan kakaknya dan kak Kaila hanya berdua.
"Yah, Bun... Keenan berhasil, hehe..." Gumamnya.
Bohong. Keenan tak kembali ke kamarnya. Sekarang ia sedang berada di salah satu bangku taman yang sama, tapi jaraknya agak jauh dengan tempat duduk kakaknya tadi.
Tak, Keenan sudah tak memakai infus. Sudah tak memakai nasal cannula juga.
Tapi tetap, ia tak boleh pulang karna harus diawasi dengan ketat. Daripada dia pulang dan berujung masuk rumah sakit lagi.
Keenan menghela nafas.
Dadanya terasa sedikit berdenyut kala ia mencoba menghirup oksigen.
"Bund, Yah...?—"
"Keenan rindu kalian..."
"—Boleh jemput Keenan aja, disini? Soal kak Bagas gak perlu khawatir. Ada kak Kai yang nemenin dia. Jadi, Keenan udah boleh pulang, 'kan? Keenan capek Bun, Yah... Sakit. Rasanya sakit banget... Keenan bener-bener lelah..."
"Keenan sama kak Bagas kemaren udah baikan. Tapi dengan bodohnya Keenan buat kesalahan. Bun, mau tuker nyawa aja gak sama Keenan..? Biar Keenan yang nemenin ayah disana, bunda disini aja sama kak Bagas..."
"Keenan capek, Keenan kangen sama kalian, Keenan... Keenan sayang kak Bagas..—"
"Kakak juga sayang sama kamu." Sahut seseorang dari belakang Keenan.
—————————————————————
Nahlho?!
AHAHHAHA
Akhirnya bisa nge tbc in disini, ahahahayyy
Ah iya, aku masih ada update lagi, tungguin bentaran😂😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Life ; AKSA
Random[ TAMAT ] Ketika takdir hidup membawamu naik ke atas awan, lalu menjatuhkannya dengan keras ke tanah. Cerita tentang sang Aksa. Dengan seribu rasa sakit, juga sejuta penderitaan. ⚠Some chapters may contain violence scenes or harsh words. ©marchsky 2...