Jaemin mendekati Renjun yang terlihat sedang sibuk dengan buku-buku dan kertas yang bertebaran di meja belajarnya. Istrinya itu terlihat sedang serius membaca satu persatu buku yang ada disana secara bergantian.
" Nggak capek?"
Renjun segera menoleh dan tersenyum lebar saat melihatnya. Jaemin memperhatikan buku-buku tebal yang terlihat penuh garis pensil itu.
" Besok ngajar di kelasku kan?" Tanya Jaemin lagi. Renjun mengangguk lalu kembali menatap bukunya.
" Iya. Ini materinya." Jawab Renjun sembari melingkari tugas halaman 104.
Jaemin akhirnya duduk di meja belajar Renjun dan memperhatikan wajah serius istrinya itu.
" Kenapa mesti di baca lagi? Bukannya yang beginian gampang banget ya buat sarjana science?" Tanya Jaemin yang membuat Renjun langsung menoleh ke arahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Ya emang. Cuma yang ku terima di kampus lebih kompleks dan lebih ribet dari ini. Jadi nggak mungkin ku jelasin semua materi ini kayak profesorku ngejelasin. Aku harus mengerti cara sederhana buat ngejelasinnya biar kalian paham."
Jaemin mengangguk pelan.
" Aku lebih suka praktek daripada ngajar." Keluh Renjun sembari menyugar poninya. Jaemin tersenyum simpatik.
" Ngeluh mulu. Tapi di suruh brenti ngga mau."
Renjun tertawa lalu memukul paha Jaemin dengan pensilnya.
" Padahal anak tunggal, tapi ambil kuliah jurusan science. Seharusnya ambil jurusan bisnis biar bisa lanjutin bisnis keluarga." Tambah Jaemin lagi.
" Apa gunanya suami?" Tantang Renjun membuat Jaemin berdecak kesal.
" Suamimu kan baru kelas 2 SMA."
" Yaudah saat lulus ambil jurusan bisnis."
" Mungkin abis lulus nanti aku nggak akan kuliah. Langsung kerja, mama Baek bilang begitu." Ujar Jaemin sembari memalingkan wajahnya.
Renjun menatap perubahan wajah suaminya itu lalu meraih tangan Jaemin untuk di genggam.
" Kamu masih pengen jadi pilot?" Tanya Renjun membuat Jaemin kembali menoleh menatapnya.
