37 (End )

41.9K 4.7K 2.4K
                                    




" Kami ngajar dulu. Semangat buat hari ini." Pamit Yangyang mewakili Haechan dan Shotaro.




Renjun yang sedang berbicara serius dengan 2 orang panitia acara itu menoleh sekilas lalu melambaikan tangannya.




" Kalian semangat juga." Ujar Renjun lalu kembali menatap kedua muridnya yang terlihat menunggu jawaban tentang keluhan dari keduanya itu.




" Tolong bilang ke Park Jisung sama sekretaris dan bendahara acara untuk menemui saya segera. Kalian berdua nggak usah panik gitu." Ujar Renjun.




" Gimana nggak panik pak. Kami divisi acara di bentak-bentak panitia internal LPI karna masalah bola yang nggak sesuai standar itu." Ujar salah satu siswi yang menjabat sebagai panitia divisi acara.




" Kami dari divisi kesehatan juga pak." Adu siswi yang satunya.




" Memangnya berapa kotak obat yang hilang?"




" Bukan kotak obat pak. Tapi Ethyl chloride. Ada 3 botol yang nggak ketemu pak."



Renjun mengusap wajahnya kasar.



" Yang megang obat-obatan siapa?"




" Ryujin pak."




" Kalo gitu bilang ke Ryujin buat nyari dulu, mana tau kalian pada lupa naruh dimana. Kalo nggak ada, lapor ke Jisung, biar dia beliin yang baru buat persediaan."




" Baiklah pak. Terimakasih pak Renjun."



" Iya. Jangan lupa minta Park Jisung sama Sekbend acara buat menemui saya segera."



Keduanya mengangguk lalu pamit kepada sang pembina Osis sementara itu.



Saat Renjun bersiap hendak pergi untuk turun ke lapangan, Tiba-tiba Jeno datang membuat Renjun seketika terpaku.



Pemuda yang selama 2 hari menghilang itu kini kembali datang dan memaksakan sebuah senyuman kepada Renjun.



Dan Renjun langsung membalasnya senyumannya dengan kaku.



" Ohh eh, hai." Sapa Renjun.



" Hai. Lagi sibuk ya?" Tanya Jeno masih dengan senyum simpulnya.



Renjun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu mengangguk.




" Eh iya. Kamu tau kan, acara LPI nya sekarang?"




Jeno mengangguk.



" Iya aku tau. Tapi Ren. Boleh minta waktu kamu sebentar?"




Renjun tersentak dan tubuhnya kini bergerak gelisah. Hal itu tak luput dari pandangan Jeno yang langsung merasa miris untuk dirinya sendiri.




" T-tapi-"




" Aku cuma mau minta maaf Ren."




Renjun terdiam.




" Aku minta maaf udah bersikap lancang dan kurang ajar sama kamu. Aku benar-benar minta maaf-" Jeno menjeda kalimatnya sesaat untuk melihat reaksi Renjun, tapi pemuda di depannya itu hanya diam menatapnya membuat Jeno mau tak mau harus melanjutkan ucapannya.




"- Andai aku tau yang sebenarnya Ren. Aku nggak akan ngelakuin hal gegabah kayak gitu. Maaf Ren. Maaf banget. Sampein maafku sama suami kamu juga." Di akhir kalimatnya Jeno memelankan suaranya meskipun di ruang guru ini hanya tersisa mereka berdua.




Fool | Jaemren Vers✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang