Jaemin mengeluh. Baru kali ini ia membangunkan Renjun, dan ternyata nggak segampang ekspektasinya. Biasanya Renjun selalu bangun karna alarm dan Jaemin tidak pernah tau jika alarm manusia tidak cukup ampuh untuk membangunkan sang istri.
" Ren bangun." Ujar Jaemin lagi sembari memperbaiki lilitan handuk di pinggangnya yang mulai mengendur.
" Ren bangun Ren." Jaemin kini beralih mencubiti pipi Renjun membuat istrinya yang masih tertidur pulas itu terusik.
" Bangun atau aku gelitikin?" Ujar Jaemin kini beralih menusuk- nusuk pinggang Renjun.
" Aaa. Ngapain sih Naa? Lima menit lagi-"
" Bangun ato nggak ku cium?!"
Seperti sihir, mata Renjun langsung terbuka dan menatap Jaemin dengan tatapan tak percaya.
" Kamu bilang apa tadi?!"
" Apa? Aku nggak bilang apa-apa."
Renjun menggeleng tak percaya.
" Kamu beneran mau cium?!"
Jaemin pura-pura kaget.
" Hah cium? Kok jadi cium?"
" Kamu barusan bilang kalo nggak bangun bakalan kamu cium?"
Jaemin menggeleng keras.
" Ngga ada. Ngigo ah kamu. Ayo bangun."
Renjun menyipit curiga membuat Jaemin salah tingkah.
" Ren ayo. Masakin aku sarapan."
Renjun langsung cemberut mendengar permintaan Jaemin itu. Pemuda cantik itu langsung bangkit duduk dan melirik jam di atas meja belajar.
" Jam 5??" Lalu Renjun melirik Jaemin. " Dan kamu udah mandi aja?"
Jaemin mengangguk.
" Kenap- kamu mual lagi?" Renjun dengan cepat merubah pertanyaannya.
Jaemin mengangguk.
" Iya. Abis ini aku mau minum obat pereda mual dulu. Ngga lucu kalo lagi tanding trus mualnya kambuh." Ujar Jaemin.
' Untung punya suami polos.' Inner Renjun.
" Yaudah iya. Ganti baju sana. Biar ku siapin sarapan."
Jaemin mengangguk lalu melangkah menuju lemari. Sedangkan Renjun turun dari ranjang dan meninggalkan Jaemin menuju ke dapur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
