Hari ini diadakannya pertemuan yang membahas budaya dari berbagai belahan dunia. Aku dan Joon berada di ruang ganti, kami bergantian untuk masuk ke bilik ganti.
Joon pun sudah selesai dengan setelan baju adat Jawa, ia nampak seperti putra mahkota dari kerajaan Jawa. Aura kewibaan Namjoon membuat pakaian yang ia kenakan seakan memiliki nyawa di dalamnya.
Dia pun menungguku yang sedang berganti pakaian di salah satu bilik ganti. Ia tak sabar melihatku mengenakan hanbok yang ia pilihkan. Ketika aku keluar dari bilik ganti, dia hanya berdecak kagum tak sempat mengeluarkan sepatah kata.
Sorot matanya tak berkedip sekalipun. Matanya saja tak bisa berbohong. Kulitku memang putih bak susu dipadupadankan dengan hanbok berwarna ungu bercampur merah muda menambah nuansa yang begitu elegan nan manis bila di pandang.
Seperti ini yaa gambaran pesona Zahra dengan hanbok ^ω^
Aku pun menghampirinya yang sedang melamun itu. Aku berusaha mengagetkannya dan seketika lamunannya pecah oleh tawa jahilku.
"Kamu kenapa hahaha," tawa jahilku.
"Ahh tti-tidak," jawab Joon gelagapan.
"Ayo bergegas," sahutku yang langsung pergi ke tempat acara.
Dia pun bergegas mengikutiku. Aku memang gadis yang sangat lincah sekali, padahal aku sedang mengenakan gaun panjang yang seakan menyapu lantai. Tetapi kesulitan itu tak menghalangiku untuk tetap bersikap seperti biasanya.
Bisa di bilang aku itu anak yang banyak tingkah dan tidak bisa duduk diam di tempat. Aku selalu suka mengeksplore kesana kemari. Aku gadis yang cukup penasaran dengan segala hal. Aku bukan anak yang berdiam diri di saat kepalaku di penuhi oleh berbagai pertanyaan.
Aku akan mencari jawaban atas semua pertanyaan yang berputar di pikiranku. Dimulai dari hal mendasar ataupun hal yang sulit sekali di nalar oleh akal pikiran manusia.
Di tempat lain ada manager dari Bts yaitu Seolhaan. Ia terlihat berbincang dengan seorang pria asing. Seperti sedang melakukan negosiasi satu sama lain.
"Apakah ini kurang? " tanya pria asing tersebut.
"Ini masih kurang," kata Seolhaan sembari melihat berkas bersampul coklat yang sedang ia genggam.
"Akan aku beri 3 kali lipat dari sebelumnya. Jadi kerjakanlah dengan benar, " ujar Seolhaan dingin.
"Baik," jawab pria asing itu lalu bergegas menuju ke arah mobilnya.
Disatu sisi lain, aku yang mengenalnya pun tak lupa untuk menyapa Seolhaan dari kejauhan.
"Haii Seolhaan," sapaku disertai lambaian riang.
"Hai juga," balas Seolhaan sembari tersenyum hangat.
Aku pun menoleh ke belakang melihat Joon yang sedari tadi berjalan lambat karena menikmati pemandangan sekitar. Aku pun berjalan menuju ke arahnya. Menarik tangan kekarnya supaya ia berjalan lebih cepat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Yang Tak Kunjung Mereda || RM
Historical FictionKisah ini menceritakan tentang seorang gadis pintar nan cantik yang berharap bisa bertemu dengan sang idola. Hingga waktunya tiba ia bertemu dengan idolanya itu. Apakah ini pertanda baik ataupun sebaliknya? Dan bagaimana kelanjutan cerita mereka ber...