Rasa Yang Terpendam

106 20 7
                                    

"mau mengisi ruang yang kosong didalam hati ini?"

"Ah mikir apa aku ini, klo zahra tau bisa bisa dia menjauh lagi. Gausah bego deh ntar keliatan gak laku banget" Batin kevin.

"Haii vin" sapaku dari kejauhan sambil melambaikan tanganku.

"Ah ha-hai juga ra" jawab kevin dengan muka kagetnya yang begitu lucu.

"Kenapa gemesin banget sih vin, bawaannya jadi pen nyubit astagaa" balasku sambil mencubit pipi kevin.

"Eh ra lepasin kaga, sakit beneran ini. Nyubitnya gabisa kalem kayak orangnya" kata kevin kepadaku.

"Hehe habis gemesin banget mukamu vin" kekehku.

"Ini bukan gemes, emang wajahku kan ganteng sebelas duabelas sama leonardo dicaprio" sahutnya dengan kepedean yang begitu meningkat kala itu.

"Monmaap jangan kepedean kesannya halu banget" jawabku dengan muka datar.

"Lah gak mau ngakuin, kalo diri ini emang ganteng luar biyasah" balas kevin yang sedang terpingkal pingkal karena perkataannya sendiri.

"Udah gak usah ngaku ngaku ganteng, gantengan juga mas jodohku" jawabku kala itu sambil membayangkan wajah kim namjoon.

"Tadi bilang gak boleh halu, sekarang dirinya yang halu" balas kevin sambil memukul kepalaku dan berlari pergi.

"Eh anjir kebiasaan kamu vin. Sini kamu vin awas aja kalo ketangkep yaa!" Balasku dengan agak kesal serta lari mengejarnya.

Memang aku dan kevin seperti ini. Sedikit kekanak kanakan dan selalu bertengkar seperti kucing dan tikus.

Tapi itu semua hanya sekedar lelucon, walaupun kevin agak menyebalkan dia tetaplah kevin.

Kevin yang begitu konyol tetapi sangat tampan. Idaman banyak siswa perempuan di sekolahku.

Karena selain dia memiliki visual yang bagus, dia adalah seorang kapten basket disekolah kami. Begitulah sahabatku satu ini.

Brakk!!~~

Aku menabrak siswa laki laki sampai aku sedikit terpental dan jatuh.

Aduhh~~ keluhku saat itu.

"Lo gak punya mata apa? Apa perlu gue colok mata lo biar sekalian buta?!" sarkasnya.

Siapa lagi kalo bukan rizki ketua geng pembuat onar disekolah kami.

"A-aku minta maaf, tadi aku beneran gak sengaja" ucapku dengan ketakutan.

Rizki pun menunduk sambil melihatku. "Gak sengaja kata lo? Liat nih baju gue, minuman gue tumpah gara gara lo!!" Sarkasnya lagi.

"Bi-biar saya cuci aja bajunya. Besok saya kembalikan dalam keadaan bersih kok" jawabku sambil ketakutan.

"Dicuci sama tangan lo? Yang bener aja dong!" balasnya sambil mencekram tanganku erat erat hingga menimbulkan bekas guratan merah.

"Aku hanya bisa diam berharap ada yang menolongku. Sebisa mungkin aku gak boleh nangis dihadapannya" batinku.

Buaghkk~~

Satu tinjuan berhasil lolos ke wajah rizki kala itu. Aku hanya terdiam dan membeku karena yang memukul rizki adalah kevin.

"Gak punya telinga lo?! Dia udah minta maaf!" ucap kevin dengan penuh amarah.

Buaghkk~~

Pukulan itu mengenai wajah tampan kevin yang menimbulkan sedikit bekas luka yang mulai membiru.

Hujan Yang Tak Kunjung Mereda || RM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang