~ Song recommendation ~
" RM - Bicycle"
Acara telah selesai sekitar 10 menit yang lalu. Hari ini mungkin akan menjadi hari terakhirku untuk bersama Joon. Maka dari itu ia mengajakku untuk bersepeda dengannya. Padahal malam ini udara di Seoul terasa cukup dingin, namun tetap akan terasa hangat bila aku berada di dekatnya.
Ia mengambil sepedanya yang sudah terparkir di halaman depan. Di kejauhan terlihat penampakannya mengayuh sepeda usang namun masih terawat. Ia juga membawa dua minuman coklat panas yang berada di dalam keranjang sepedanya.
Hingga akhirnya ia sampai berada tepat dihadapanku. Joon melepaskan jaket tebalnya itu dan memakaikannya kepadaku. Setelahnya Joon menyuruhku untuk duduk terlebih dahulu di boncengan sepedanya dan ia menyodorkan coklat panas itu untuk aku minum terlebih dahulu.
"Gimana udah gak terasa dingin?" tanya Joon padaku.
"Iya sekarang terasa hangat," balasku sambil tersenyum manis menampakkan dua gigi kelinciku.
"Apa kamu tidak kedinginan?" tanyaku pada Joon lantaran ia memberikan jaket tebalnya padaku.
"Tidak," ujar Joon singkat.
"Pegangan ra, habis ini kita akan terbang" tambahnya dengan gelagak tawa.
"Sudah siap?" tanya Joon dengan ancang-ancang akan mengayuh pedal sepeda.
"Siappp! Let's go!" teriakku bersemangat.
Sepeda itu membawa kami berdua dengan laju yang kencang. Aku lantas memegang kemeja flanel milik Joon dengan erat. Angin terus berhembus serta dedaunan menerpa wajah kami berdua. Kami menyusuri tiap sudut halaman gedung ini. Pemandangan nampak indah ditambah bias kuning akibat cahaya lampu jalanan.
Aku mengamati tiap pemandangan yang disajikan dengan bersandar di punggung kekar milik Joon. Terlihat sesuatu yang menjulang tinggi yakni menara namsan. Seru sekali jika bisa menikmati pemandangan kota Seoul dari atas sana. Apalagi hari ini sudah larut malam dan mungkin akan nampak sangat cantik. Sesaat aku langsung menarik pelan kemeja Joon berniat untuk mengajaknya kesana.
Joon yang mengerti akan kode kecil itu lantas memberhentikan sepedanya sejenak lalu menoleh ke arahku.
"Ada apa? Udah ngantuk ya?" tanyanya.
Aku hanya menggelengkan kepala seraya berkata "Ayo pergi kesana," sembari menunjuk ke arah namsan tower.
"Kamu mau kesana?" tanyanya lagi padaku.
Aku pun mengangguk tanda setuju dan mengutas senyum manis pada Joon.
"Yaudah ayo kesana, tapi jangan lama-lama ya, kan kamu besok harus berangkat ke bandara pagi hari" ujar Joon menasehatiku.
"Iyaaa, sepedanya mau terbang lagi wushhh" kataku sembari memperagakan gerakan tangan yang absurd.
Joon tertawa lepas akibat ulahku dan kini benar saja ia semakin semangat untuk mengayuh pedal sepedanya. Kami pun izin kepada petugas keamanan agar diperbolehkan keluar sebentar. Lalu mereka pun memberikan izin pada kami dengan syarat tidak terlalu larut malam untuk kembali ke gedung utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Yang Tak Kunjung Mereda || RM
أدب تاريخيKisah ini menceritakan tentang seorang gadis pintar nan cantik yang berharap bisa bertemu dengan sang idola. Hingga waktunya tiba ia bertemu dengan idolanya itu. Apakah ini pertanda baik ataupun sebaliknya? Dan bagaimana kelanjutan cerita mereka ber...