Sudah sejam Zahra hanya duduk terdiam sembari menunggu kedatangan Joon. Mereka berdua berjanji untuk bertemu di depan gedung ini dan pergi ke tempat penyewaan baju ataupun aksesoris yang nantinya dapat melengkapi proposal yang telah ia buat dengan Joon.
Sesekali Zahra menenggok ke kanan dan ke kiri melihat berbagai jenis orang sedang berlalu lalang. Menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa sejuk nan bersih. Serta dilengkapi keindahan bunga sakura yang telah bermekaran itu.
Ia segera merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah benda kecil berwarna putih. Apalagi kalau bukan airpod, benda yang tak pernah luput untuk ia bawa kemanapun. Ia segera memasangkan dan memutar satu playlist dalam handphonenya itu.
Ia memutar satu lagu yang terdengar cukup asing. Alunan lagu itu seperti milik boyband favoritnya yang baru saja dirilis. Lagu itu memiliki makna dan penghayatan yang begitu dalam. Dan tentu saja bagian lagu-lagu seperti itulah yang menjadi favorit gadis muda itu.
Zahra menikmati alunan lembut yang sudah menyentuh tiap dinding telinganya. Merasakan makna yang terkandung dalam lagu tersebut. Udara yang beraroma wangi nan segar bercampur menjadi satu membuat Zahra sangat bersemangat sekali di pagi hari ini.
Tak berselang lama, Joon pun datang. Tetapi Zahra tak menghiraukan keberadaan Joon saat itu, dan tentunya Joon pun tak ingin mengusik Zahra yang kala itu sedang asyik mendengarkan lagu. Joon pun melirik kearah handphone Zahra berniat untuk melihat lagu apa yang sedang diputar oleh gadis cantik itu.
Joon pun melihat sekilas lalu ia duduk disamping Zahra. Dengan tangannya yang memang sengaja melepas satu airpod Zahra dan memasangkan pada daun telinganya itu sendiri. Zahra yang sontak terkejut akan perlakuan idolanya satu ini hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
Terlepas dari kesempurnaannya, sifat jahil dan kecerobohan Joon itulah yang membuat Zahra menyukainya. Akhir-akhir ini juga, ia terlihat sangat akrab dengan Joon.
Berbeda dari gadis pada umumnya, entah dari sifat Joon yang mungkin bisa dikatakan kekurangannya itu disukai oleh Zahra. Ia menyukai Joon bukan hanya semata-mata karena ia seorang artis terkenal. Hanya saja ada beberapa sifat Joon yang mampu membuatnya begitu nyaman.
Walaupun ia sadar pada akhirnya hanya dia yang menyukai atau bahkan mencintai pria tampan itu. Ia akan tetap menyukai Joon apapun konsekuensinya, sekalipun hanya menyisakan lara akibat cinta satu hati.
Joon pun memulai pembicaraan bermaksud memecah suasana hening ini.
"Apa kamu menyukai album baru kami?" tanyanya.
"Tentu saja!~ Aku menunggu kalian comeback dan membawakan lagu yang nantinya akan menjadi playlist favoritku," jawab Zahra yang bersemangat itu.
"Aku ikut senang apalagi kamu juga menyukainya," balas Joon dengan senyuman khasnya itu.
"Apa ada yang lebih kamu sukai dari album ini?" tanyanya lagi.
"Kamu," balas Zahra singkat.
"Apa kamu sedang merayuku?" goda Joon.
"Tti-dakk!~ Hanya saja aku banyak belajar darimu," ucap Zahra yang pipinya sedari tadi merah merona.
"Kamu belajar apa dariku?" tanya Joon.
"Banyak sekali dan kamu tidak perlu tau," balas Zahra.
"Baiklah kalau begitu mari kita pergi," sahut Joon sembari mengulurkan tangan kekarnya itu.
Zahra hanya mengiyakan lalu meraih tangan kekar milik pria yang sedari dulu ia idolakan. Mereka berjalan bersama sambil berpegangan tangan. Menikmati udara segar serta suara bising khas kota seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Yang Tak Kunjung Mereda || RM
Historical FictionKisah ini menceritakan tentang seorang gadis pintar nan cantik yang berharap bisa bertemu dengan sang idola. Hingga waktunya tiba ia bertemu dengan idolanya itu. Apakah ini pertanda baik ataupun sebaliknya? Dan bagaimana kelanjutan cerita mereka ber...