Author Pov :
"Ayoo main bersama," sahut Zahra sambil menarik tangan Joon.
"Hujan itu temanku, ia tidak akan menyakitiku," sahut Zahra lagi.
Mereka berdua akhirnya terguyur air hujan bersama. Zahra yang memang menyukai hujan menikmatinya dengan begitu bahagia. Terlihat sekali dalam tawa riangnya itu.
Sedangkan Joon hanya menatap kagum ke arah Zahra. Dengan penuh pesonanya serta senyum manis tiada henti semakin membuat Zahra terlihat menarik di hadapan Joon.
Rambut lurus nan panjang milik Zahra tertetesi tiap air yang turun dari langit. Basah kuyup dan aliran airnya menyentuh tiap inci wajah rupawan Zahra. Disertai tawa bahagia milik gadis cantik itu.
Tanpa sadar, Joon pun mengutas senyuman. Senyum yang berbeda dari sebelumnya dan terlihat sangat jelas dalam sorot legamnya itu. Entah mengapa senyuman kali ini terasa tulus sekali bagi Joon.
Zahra yang spontan menarik tangan Joon dan berniat mengajaknya untuk menikmati rahmat tuhan satu ini. Mereka berdua asyik bermain dan menari-nari dibawah guyuran air hujan.
Seolah-olah alam pun ikut merestui hubungan mereka. Kedua insan itu berbagi tawa satu sama lain. Merasakan tiap tetesan air dan juga tiupan angin yang dingin.
Tetapi dinginnya sekitar tak dapat mengoyahkan keduanya, untuk menyudahi niat mereka bermain hujan. Keduanya mengeratkan tangan supaya terasa hangat.
Akhirnya hujan pun reda, lama kelamaan mereka merasakan hawa dingin karena suhunya sekitar 5°c. Mereka berjalan berdampingan dengan bergenggaman secara erat. Menengok ke sekitar dan berusaha mencari coffe shop terdekat.
Di ujung jalan terdapat starmuck dan Joon pun berniat bergegas kesana, tetapi Zahra menariknya. Joon pun terkejut dengan perkataan yang dilontarkan oleh Zahra.
"Jangan kesana," ucap Zahra.
"Mari kita ke kedai teh dandelion yang berada di seberang jalan itu," ucapnya lagi sembari menunjuk tempat yang ia maksud.
Joon pun hanya mengiyakan dan mengikuti Zahra dari belakang. Keduanya pun bergegas masuk ke dalam kedai kecil dan cukup sederhana itu. Berbeda sekali dengan starmuck yang setiap interiornya terlihat instagramable sekali.
"Mau pesan apa nak?" tanya nenek tua yang melayani mereka.
"Teh dandelion dan hotteok dua nek," jawab Zahra.
"Kalian bisa duduk dulu sembari menunggu pesanan," sahut nenek itu.
Zahra pun menuju tempat duduk di sebelah jendela dan Joon lagi-lagi hanya mengikuti gadis cantik itu dari belakang.
Keduanya tak mengatakan sepatah kalimat pun. Mereka terdiam satu sama lain sembari menengok ke arah jendela. Akhirnya pesanan keduanya telah sampai, nenek itu mengantarkan sendiri ke meja mereka.
Sepertinya memang hanya nenek itu yang mengurus kedai kecil ini sendirian. Zahra pun berniat mengucapkan terimakasih kepada nenek itu.
"Terimakasih nek," ucap Zahra lembut.
"Iya sama-sama," jawab nenek itu ramah.
"Apakah kalian kehujanan?" tanya nenek itu.
"Ahh sebentar aku carikan kalian mesin pemanas supaya baju kalian cepat kering," ucap nenek itu lagi yang tergesa-gesa menuju arah belakang.
Nenek itu pun membawa mesin pemanas yang sudah cukup tua tapi masih dapat digunakan dan masih berfungsi. Ia pun meletakkan di meja Joon dan Zahra, berniat agar keduanya tak kedinginan lagi akibat baju yang basah kuyup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Yang Tak Kunjung Mereda || RM
Fiksi SejarahKisah ini menceritakan tentang seorang gadis pintar nan cantik yang berharap bisa bertemu dengan sang idola. Hingga waktunya tiba ia bertemu dengan idolanya itu. Apakah ini pertanda baik ataupun sebaliknya? Dan bagaimana kelanjutan cerita mereka ber...