Aku pun berusaha mengabaikan tatapan legamnya itu. Setelahnya aku berusaha fokus supaya apa yang aku sampaikan hari ini tidak kacau dan dapat dipahami oleh para audiens.
"Hari ini saya akan mengenalkan pakaian adat dari kota kelahiran saya yaitu Jawa Tengah," ucapku sembari mengukir senyum tipis.
"Pakaian yang dikenakan oleh Joon bernama jawi jangkep. Pakaian ini berasal dari Keraton Kasunanan Surakarta. Terbagi atas 2 jenis pakaian yaitu jawi jangkep dan jawi jangkep padintenan," ucapku lagi.
"Baju jawi jangkep umumnya dikenakan oleh abdi dalem keraton (pengabdi keraton) atau dalam pernikahan adat jawa. Dan baju yang digunakan oleh Joon adalah tergolong untuk pernikahan adat,"
"Baju ini dikenakan untuk acara formal maupun semi formal. Hanya saja yang membedakan antara jawi jangkep dengan padintenan yaitu terletak pada warnanya,"
"Jika jawi jangkep sendiri memiliki warna dasar hitam sedangkan padintenan lebih beragam warnanya. Hingga saat ini pun pakaian ini masih dikenakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakatnya,"
Bagian-bagian jawi jangkep meliputi :
•Atasan yang bagian belakangnya lebih pendek untuk tempat menyelipkan keris.
"Keris yang dikenakan di bagian belakang pinggang pakaian ini bermakna bahwa manusia harus selalu bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan mampu menolak semua godaan setan yang menyesatkan manusia,"
•Stagen (lipatan ikat pinggang)
"Stagen bermakna mewakili karakter si pemakai yang mudah menyesuaikan diri,"
•Ikat pinggang yang terdiri dari epek, timang, dan lerep.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Yang Tak Kunjung Mereda || RM
Historical FictionKisah ini menceritakan tentang seorang gadis pintar nan cantik yang berharap bisa bertemu dengan sang idola. Hingga waktunya tiba ia bertemu dengan idolanya itu. Apakah ini pertanda baik ataupun sebaliknya? Dan bagaimana kelanjutan cerita mereka ber...