"Sa-saya pak? A-apa saya dikeluarkan dari sekolah?" ucapku yang mulai cemas saat itu.
"Hahaha tidak mungkin juga saya mengeluarkan murid yang berbakat sepertimu zahra, kamu ada ada aja" balas pak munir diselingi tawanya.
"Lalu kenapa saya minggu depan tidak diperbolehkan sekolah pak?" ucapku yang masih tidak mengetahui alur pembicaraan.
"Siapa juga yang tidak memperbolehkan kamu bersekolah zahra, maksud saya disini kamu akan mengikuti perlombaan lagi" jelas pak munir.
"Kirain ada apa pak" jawabku sambil menghembuskan nafas lega.
"Memangnya lomba seperti apa pak?" sahutku dengan penuh excited.
"Sepertinya kamu sangat bersemangat ya ra" balas pak munir.
"Tentu saja pak" jawabku saat itu.
"Kamu akan menjadi perwakilan negara kita bukan lagi perwakilan sekolah maupun perwakilan provinsi seperti biasanya zahra" tegas pak munir.
"A-apa pak?mewakili indonesia?sa-saya pak?apa tidak salah pak?" jawabku sambil terbata bata.
"Iya kamu yang akan mewakili negara kita sebagai delegasi untuk speech contest international" jawab pak munir.
"Bapak presiden beserta menteri pendidikan sudah memilih 2 delegasi dari indonesia untuk mengikuti ajang bergengsi ini dan salah salah satunya yang terpilih adalah kamu zahra" lanjut pak munir.
"Lalu pak?" sahutku dengan penuh pertanyaan.
"Kamu akan dikirim ke korea selatan selama 1 tahun dan disana kamu akan mengikuti beberapa persyaratan maupun ajang ajang yang diperlombakan" tegas pak munir.
"Jadi persiapkan diri kamu untuk mengikutinya, jaga kesehatan dan selalu perluas wawasanmu zahra. Karena banyak delegasi dari negara maju yang berpotensi tinggi untuk memenangkan kontes ini." lanjut pak munir.
"Baik pak, suatu kehormatan bagi saya untuk menjadi delegasi indonesia. Saya akan berjuang untuk mengharumkan nama ibu pertiwi ini di mancanegara" balasku dengan sangat lantang.
"Ya sudah kalau begitu silahkan kembali ke kelas dan selanjutnya besok kamu akan dipertemukan dengan seorang coach terbaik yang akan membimbingmu nanti." jawab pak munir.
"Iya pak, saya pamit dulu untuk kembali ke kelas." jawabku untuk mengakhiri percapakan ini.
"iya zahra" pukas pak munir.
Ini nggak mimpi kan ya? Beneran jadi delegasi? Padahal masih banyak diluar sana yang bakatnya lebih dariku. Kali ini harus lebih semangat raa! Kamu pasti bisa! Fightingg!!~~ lirihku penuh semangat.
---OoO---
-skip masuk kelas.
.
.
.
."Kenapa ngelamun aja sih daritadi?" pecah kevin kala itu.
"Ada masalah emangnya?" lanjut kevin.
"Nggak kok vin, cuman lagi pengen aja hehe" kataku sambil tertawa kaku.
"Gak usah boong gitu, keliatan banget ra." ucapnya.
"Aku gak tau sih harus berekspresi kayak apa kalo denger berita ini" jawabku.
"Emangnya ada apa? Jadi perwakilan lomba lagi? Semisal iya harus semangat dong ra" jawab kevin sambil terlihat begitu menyemangatiku yang kala itu sedang lesu.
"Iya lomba seperti biasanya, cuman bedanya ini kancah internasional. Aku kaget banget vin soalnya ini bukan perkara main main apalagi membawa nama baik negara kita" balasku dengan sedikit ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Yang Tak Kunjung Mereda || RM
Ficción históricaKisah ini menceritakan tentang seorang gadis pintar nan cantik yang berharap bisa bertemu dengan sang idola. Hingga waktunya tiba ia bertemu dengan idolanya itu. Apakah ini pertanda baik ataupun sebaliknya? Dan bagaimana kelanjutan cerita mereka ber...