Sementara di kamar, Joon terlihat sedang sibuk mempersiapkan semua berkas-berkas yang berhubungan dengan album terbarunya dan juga berkas proposal untuk timnya.
Banyak kertas yang bertebaran dimeja kerjanya hingga jatuh kelantai dan berserakan. Ia sepertinya sedang begadang untuk mengerjakan tugasnya. Akhir-akhir ini memang jadwalnya sangat padat.
Mulai dari persiapan untuk perilisan album terbaru hingga rapat yang sering diadakan untuk mempersiapkan tour dunia yang sudah mulai aktif. Belum lagi ketika ia harus menghadiri atau menyisihkan waktu sibuknya untuk membahas proposal atau setidaknya beberapa ide bersama Zahra.
"Akhirnya selesai juga," ujar Joon sembari menghela nafas.
"Sepertinya sudah cukup lama aku begadangnya," ujarnya lagi dengan menatap kearah jam dinding yang telah menunjukkan pukul 02.00 dini hari.
Ia pun berjalan menuju ke kasur berniat untuk istirahat sebentar. Agar dia bisa mengisi ulang tenaganya untuk rekaman besok pagi ditambah lagi dia ada acara untuk kontes itu bersama Zahra. Mereka berdua pun berjanji untuk bertemu besok pagi berniat pergi ketempat penyewaan baju serta aksesoris yang dapat digunakan olehnya dan juga Zahra.
Keesokan harinyaa~~
Joon terbangun lebih awal dan jam dinding menunjukkan pukul 05.00 A.M. Ia membuka jendela sembari sesekali menghirup udara segar akibat tiupan angin di pagi hari.
Ia seolah menyapa dunia yang masih terlihat pekat dan belum menampakkan seberkas sinar mentari. Joon pun mengambil segelas kopi yang ia siapkan sejak tadi. Ia berniat menikmati segelas caffein dengan duduk di balkon sembari menunggu mentari untuk menyapanya diawal hari yang cerah ini.
Ia tidak sabar ingin secepatnya bertemu dengan gadis yang ia sukai. Hanya satu nama yang mungkin sudah melekat di sanubarinya. Tak ada yang begitu istimewa dari gadis mungil itu. Tetapi entah mengapa hanya dari senyumnya itu dapat menggambarkan segala perasaan senang maupun sedih yang bercampur menjadi satu.
Sudah lama ia tidak merasakan perasaan yang bergejolak seperti ini. Maklum saja karena setiap harinya ia hanya menghabiskan waktunya untuk kerja, kerja, dan kerja. Ia memang tipekal pria yang workaholic. Kehidupannya hanya dipenuhi pekerjaan yang begitu padat. Hingga melupakan waktu berkencan dengan seorang wanita.
Baginya memiliki seorang kekasih itu tidaklah seberapa penting. Ia sudah cukup trauma dengan banyak mantan kekasihnya. Kebanyakan wanita yang mengincarnya adalah hanya untuk memperoleh uang dari Joon. Makanya ia tidak mencari kekasih walaupun diumurnya yang sudah cukup untuk berpacaran.
Tidak dipungkiri wanita-wanita yang mendekatinya adalah orang ternama dan sudah jelas memiliki paras yang tidak perlu dipertanyakan. Mungkin akan terlihat serasi bila seorang wanita cantik dari keluarga konglomerat bersanding dengan Joon yaitu artis papan atas yang disanjung-sanjung namanya.
Lain halnya dengan pemikiran Joon sendiri. Yang terpenting dari sebuah hubungan bukanlah paras, tahta, dan hal-hal bersifat fisik. Ia hanya perlu kekasih yang dapat memberikan kenyamanan untuk dirinya dan hatinya. Ia tidak masalah bila memiliki kekasih dari kalangan biasa, karena sebelumnya ia pun juga bukan siapa-siapa.
Tapi sepertinya agak sulit untuk mencari kekasih apalagi statusnya adalah seorang idol kpop. Kebanyakan agensi melarang idolnya itu berpacaran apalagi mempublish hubungan mereka. Ini dirasa akan membuat para fans kecewa dengan idol tersebut dan nantinya akan berdampak pada agensi yang menimbulkan banyak kerugian.
Bukan hal yang jarang bagi para fans kpop untuk berkhayal menjadi pasangan idol itu sendiri terlebih lagi biasnya. Dan jika ini sudah mulai parah, mereka akan melakukan berbagai hal supaya dapat bersama dengan idolnya itu. Bisa dibilang fans fanatik atau yang sering dikenal dengan nama sasaeng fans.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Yang Tak Kunjung Mereda || RM
Historical FictionKisah ini menceritakan tentang seorang gadis pintar nan cantik yang berharap bisa bertemu dengan sang idola. Hingga waktunya tiba ia bertemu dengan idolanya itu. Apakah ini pertanda baik ataupun sebaliknya? Dan bagaimana kelanjutan cerita mereka ber...